Keesokan harinya, saat aku dan Haidar hendak pergi ke salon, tiba-tiba saja Leon, Angga, Juna, dan Eva datang ke rumah tanpa aba-aba. Mereka langsung nyelonong masuk ke rumahku dan duduk di sofa ruang tamu begitu saja. Untung aku memakai pakaian yang menutup aurat karena sudah bersiap untuk pergi. Ali dan Khadijah yang melohat kedatangan mereka langsung terlihat sangat senang.
“Om Juna, bantuin tugas MTK, dong!” pinta Khalid pada Juna.
“Minta bokap lo!”
“Ih, bapak saya kan otaknya tidak seencer anda!”
Seketika, seluruh orang yang ada di ruangan itu langsung tertawa terbahak-bahak. Kecuali Haidar. Tiba-tiba, terdengar suara seorang perempuan.
“Hai, kak! Ponakan aku mana nih?” tanya Haura yang sudah berdiri di depan pintu.
“Loh, kok kamu ke sini?” tanya Rania pada Haura.
“Habisnya, kangen sama mereka. Pengen cepet-cepet kubawa. Kucuri dulu bentar ya kak!” ucap Haura meminta izin pada Rania dan Haidar sambil menatap mereka. Ia langsung pergi ke luar rumah sambil menuntun Khalid dan khadijah untu pergi ke luar menaiki mobilnya.
“Bawa aja, ngga lo balikin juga gue ikhlas.” Jawab Haidar sambil berteriak agar dapat didengar oleh Haura yang sudah berlalu pergi ke luar rumah sambil membawa anak-anak. Haidar langsung diberikan pukulan di lengannya oleh sang istri.
“Canda, zaujati.” Celetuk Haidar.
Sungguh, Rania masih tidak terbiasa Haidar memanggilnya dengan sebutan itu. Ia masih baper, katanya.
Rania menundukkan kepalanya saking malunya. Belum lagi, saat ini ada teman-teman di hadapan mereka.
“Aduh, bestie gue satu ini! Udah bertahun-tahun kena gombalannya si Haidar masih aja malu-malu meong!” goda Eva pada Rania.
“Shut up!” titah Rania.
“Gombalan gue ngga mempan lagi di Rqnia dong!” celetuk Leon.
“ANJIR GOBLOK! ISTRI ORANG UDAH PUNYA DUA ANAK MASIH MAU LO GODAIN?!” ucap Angga emosi hiteris.
“Gue termasuk orang, jadi otomatis Rania istri gue!” jawab Leon.
“Tolong sadar diri, lo buaya tolol!” celetuk Juna.
“Anjing lo!”
Hening.
“Ni pada ngapain ke rumah gue sih?!” tanya Haidar kesal.
“Mumpung lengkap formasinya, Dar.” Jawab Leon.
“Ganggu.” Gumam Haidar.
“Kenapa? Lo mau pacaran, makanya udah siap-siap. Terus, anak-anak mau lo titipin ke bonyok lo, iya kan?” tebak Eva yang ternyata mendengar gumaman Eva.
“Itu tau!” ucap Haidar sambil merangkul istrinya.
Serius, dia melakukan hal seperti itu di hadapan teman-temannya. Benar-benar memalukan! Lagi. Rania hanya bisa menundukkan kepalanya saking malunya. Ia sudah berusaha untuk menjauhkan tubuhnya dari sang suami dan melepaskan rangkulannya. Tapi, cengkraman Haidar begitu kuat.
“Ajir, rangkulan di depan kita!” ucap Angga emosi.
“Pengen.” Ucap Eva. Rania tahu, dia sedang memberi kode pada Revan.
“Mau pangku?” tanya Revan pada Eva.
“Eh, nanti aja di rumah. Biar puas.” Jawab Eva.
“Jealous?” goda Haidar.
“Babi, babi, napa bucin semua sih!” ucap angga emosi.
“Cari pacar sono!” celetuk Leon dan Haidar bersamaan.
![](https://img.wattpad.com/cover/353235977-288-k18381.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MUST END (REPUBLISH)
Любовные романы13+ Rania Adiningrum, seorang gadis remaja berusia 17 tahun yang memiliki kehidupan tidak seperti remaja pada umumnya. Ia tidak pernah pergi ke mall bersama teman, ke tempat disco, ataupun bermain dan bersendagurau dengan sahabat. Semua itu terjadi...