30. Septian

166 3 0
                                        

Setelah acara perayaan ulang tahun sekolah selesai, Rania dan teman-teman merapikan stand mereka, lalu memindahkan tenda, meja, kursi, barang jualan, dan lain-lain.

Rania ditugaskan untuk membawa barang-barang yang sudah selesai dipakai ke gudang sekolah. Setiap kelas  sudah mengembalikan barang mereka, jadi hanya ia sendiri yang ada di gudang itu. Rania menaruh barang-barang itu pada tempatnya kembali. Tiba-tiba, terdengar suara pintu yang tertutup dari belakang gadis itu.

“Hai, lo ceweknya Haidar kan?” tanya laki-laki itu pada Rania.

“Bukan.”

“Gimana kalo kita jadian?”

Ya, Rania tidak terkejut saat laki-laki itu mengajaknya untuk berpacaran. Karena Septian adalah salah satu cowok yang sangat membenci Haidar. Motifnya membenci Haidar adalah karena saat pemilihan ketua BRUISER angkatan ’23 terdapat dua kandidat, yaitu Haidar dan dirinya, Septian. Tapi dipemilihan itu, ia gagal menjadi ketua karena suara lebih banyak jatuh pada Haidar, sehingga Haidar lah yang menjabat sebagai ketua BRUISER untuk angkatan ’23.

Katanya, Septian iri dengan Haidar dan membuatnya membenci Haidar. Karena kejadian itu pula, ia keluar sebagai anggota BRUISER dan ikut dengan IIJDEN. Di sana, ia mendapatkan posisi yang lebih tinggi daripada saat bersama BRUISER.

Karena Septia melihat Rania selalu berada di dekat Haidar, tentu ia ingin mengganggunya. Motto hidupnya, ‘apa yang Haidar punya, bakalan gue rebut. Karena ngeliat lo sengsara itu part paling bahagia di hidup gue.'

Sorry, tapi gue ngga tertarik pacaran.” Jawab Rania.

“Sombong amat lo! Kurang apa gue, tampang juga ngga kalah dari si tolol?!” tanyanya pada Rania.

Memang, jika diperhatikan dengan seksama, ia memiliki wajah dan tubuh yang sama bagusnya dengan Haidar. Sepertinya, otaknya juga lebih encer dari Haidar. Karena, ia selalu berada di posisi 10 besar di angkatan mereka.

Tapi sayangnya, pacaran itu hanya akan menambah saldo dosa, membuang uang, membuang waktu karena menjalani hubungan yang belum jelas ke mana arahnya. Menurut Rania, pacaran lebih banyak minus-nya daripada plus-nya. Itu yang membuatnya tidak tertarik untuk berpacaran sejak dulu. Lagi pula, saat ini, ia sudah berstatus sebagai istri Haidar.

“Kalo lo ngga mau sama gue, gue bakalan bikin lo mau sama gue!” ucap Septian pada Rania.

Septian mulai mendorong Rania hingga terjatuh. Laki-laki itu mendekat ke arah Rania dan membelai wajahnya dengan tatapan phsycopath. Rania tertegun melihatnya seberani itu. Laki-laki itu menghirup napas dalam sambil menutup matanya.

“Lo tau, hampir semua cewek di sekolah ini udah gue pake! Tinggal anak-anak kelas lo yang belom.” Ucapnya pada Rania.

“Itu namanya lo zina, Yan.” Ucap Rania padanya.

“Apa? Lo mau bilang itu dosa? Ngga bakal ngaruh ke gue! Gue udah terlanjur nikmatin kehidupan gue yang kayak gini.” Jawabnya.

Dia mulai mendekatkan tubuhnya lagi hingga jarak antara mereka benar-benar sangat dekat. Rania hanya dapat menutup matanya. Berharap akan ada seseorang yang menolong.

BRAK!

“LO APAIN RANIA, HAH?!” teriak Haidar sambil menarik kerah baju Septian.

“Belum gue apa-apain. Lonya keburu dateng. Ngga asik!” jawab Septian meledek.

“MATI LO BAJINGAN!”

Haidar langsung memukuli Septian membabibuta. Tidak ada yang melihat kejadian itu. Karena, gudang penyimpanan peralatan event sekolah berada di belakang sekolah yang jarang dilewati para siswa. Rania yang menjadi saksi sekaligus sumber dari perkelahian itu langsung mencoba melerai dua makhluk Tuhan yang dikuasai oleh amarah.

MUST END (REPUBLISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang