Acara lamaran hari ini, hanya dilanjutkan dengan makan bersama. Keputusan dari keduabelah pihak, acara pernikahan akan diadakan minggu depan. Sangat cepat bukan? Biar tidak menimbulkan fitnah katanya.
Saat para orang tua saling berbincang di ruang tamu, Rania dan Haidar duduk di depan rumah."Tante gue bisa tau dari mana kalo lo mau dateng ke rumah ngelamar?" tanya Rania pada Haidar.
"Oh, gue telpon dia, minta izin." Rania memiringkan kepalanya tidak mengerti.
"Waktu lo kecelakaan, gue nganterin lo sampe rumah sakit. Di situ, gue ketemu tante lo. Dia minta nomer gue." Lanjutnya.
"Kenapa minta?" tanya Rania lagi.
"Mana gue tau" Jawabnya sambil mengangkat bahu.
Rania masih tidak mengerti mengapa tantenya meminta nomor telepon Haidar. Pokoknya, dari sanalah semua bermulai. Kehidupan barunya yang dipenuhi kebahagiaan. Lebih bahagia, dibanding hari, bulan, dan tahun sebelumnya.
"Lo kesurupan apa sampe nerima lamaran gue?" Tanya Haidar. Rania hanya menggedikkan bahu. Karena, dia sendiri pun tak tahu.
"Btw, sejak kapan lo suka sama gue?" Tanya Rania yang dibalas gedikan bahu oleh Haidar.
Sungguh, Haidar sendiri masih ragu sejak kapan ia menyukai Rania. Antara saat MOS atau saat hari idul fitri tahun lalu. Intinya, Haidar terpikat pada Rania yang saat itu sedang mengenakan busana serba putih. Terlihat seperti bidadari surga katanya.
Tiba-tiba, terdengar suara tangisan seorang anak kecil sambil berlari meneriaki nama Rania.
"HUWEEEE TAK LANIA!" panghil anak itu sambil menangis.
Rania yang melihat adik sepupunya menangis itupun langsung terkejut dan menangkap anak kecil itu lalu menggendongnya. Haidar hanya bisa menatap ke arah dua perempuan itu sambil masih duduk di kursi.
"Loh, Nara kenapa?" Tanya Rania panik.
"TAK ALI SAMA KTAK AULA NATAL, ATU NDAK TUKA!" Jawabnya sambil terus menangis.
"Oh... ngga pa pa. Mereka cuma bercanda." Ucap Haidar menenangkan.
Haidar mengelus kepala Nara. Sedangkan Rania menepuk-nepuk punggung Nara agar ia merasa tenang Saat ini, mereka benar-benar terlihat seperti keluarga kecil yang bahagia.Nara yang merasa nyaman dengan belaian Haidar dan Rania pun langsung tertidur lelap dalam dekapan Rania.
"Bang, pulang. Besok lagi pacarannya..." Ajak adiknya Haidar yang suaranya melirih begitu ia melihat pemandangan yang ada di depan matanya.
Di belakangnya sudah ada orang tua Haidar dan juga om tante Rania. Sepertinya, mereka sudah mau pulang.
"Bukan pacaran lagi ini, dek. Tapi, udah kayak suami istri!" Goda ummi yang direspon gelak tawa semua orang. Kecuali Rania, Haidar, dan Nara tentunya.
"Eh, kak! Kita belum kenalan, aku Haura." Ucapnya memperkenalkan diri.
"Aku Rania." Jawab Rania memperkenalkan diri juga.
"Ya udah, kalo gitu. Rania, om sama tante pamit pulang dulu ya. Besok-besok main lagi sebagai mertua." Ucap ayahnya Haidar. Anak sama ortu sama aja.~ batin Rania.
"Iya om, Insya Allah." Jawab Rania.
"Assalamualaikum." Ucap Haidar dan keluarganya.
"Waalaikumsalam." Jawab Rania dan yang lainnya serempak.
Setelah itu, mereka langsung pergi. Wulan dan Radit hanya sempat tinggal sebentar dan langsung pulang. Ada acara di rumah katanya. Suasana rumah pun kembali seperti semula.
"Cielah, yang udah punya calon. Seminggu lagi sah tu." Ledek Ari.
"Sialan lo."
.
.
.
.
.
.
.
.Lucu banget ga sih, mereka?😭
Btw, kalian suka tipe cerita jni ga?
Kalian boleh banget kasih komentar, kritik, atau saran kalian supaya cerita aku kedepannya bisa lebih bagus lagi.
Jangan lupa masukin ke reading list,
share, dan vote terus ya!

KAMU SEDANG MEMBACA
MUST END (REPUBLISH)
Romance13+ Rania Adiningrum, seorang gadis remaja berusia 17 tahun yang memiliki kehidupan tidak seperti remaja pada umumnya. Ia tidak pernah pergi ke mall bersama teman, ke tempat disco, ataupun bermain dan bersendagurau dengan sahabat. Semua itu terjadi...