53. The Real Tragedy

112 3 0
                                    

Rania pergi ke hotel R untuk menemui seseorang yang mengiriminya surat. Rania pergi sendiri karena ini adalah pertemuan pribadi mereka.

Setibanya di sana, Rania baru tahu bahwa gedung itu sudah terbengkalai saat ini. Dulu sekali, ia selalu pergi ke sini menemani ayahnya yang sedang meeting. Sekarang, tempat yang memiliki kenangan tentang masa kecilnya dengan sang ayah masih ada. Hanya saja, ia sudah tidak dianggap lagi.

Di dalam sana, Icha berdiri menyandar ke tembok sambil tersenyum ke arah Rania. Ia langsung berjalan mendekati Rania.

“Gue turut berduka atas kepergiannya Ari.” Ucapnya meledek.

“Lo sendiri kan?” lanjutnya bertanya.

Mata Rania membola. Ia tidak percaya jika yang melakukan hal gila padanya selama ini adalah sahabatnya sendiri.

Rania meneteralkan kembali raut wajahnya. Ia hanya mengangguk. Rania bahkan tidak memberitahu Haidar bahwa dirinya pergi ke hotel R yang sudah terbengkalai saat ini.

“Jadi, apa yang engga gue tau?” Tanya Rania.

Icha menyunggingkan senyuman lagi.

“Gue to the point aja. Kejadiannya, 10 tahun yang lalu…”

♠︎♠︎♠︎

Siang yang cerah. Icha hendak pergi bersama mama ke taman hiburan. Kami pergi menaiki bus.

Awan yang cerah, berubah menjadi mendung. Saat dalam perjalanan, ada seorang laki-laki yang berpakaian serba hitam, ia juga mengenakan topi hitam.

Gerak-geriknya sangat mencurigakan. Ia terus menunduk sambil mengepalkan tangannya yang dimasukkan ke dalam saku jaketnya.

Saat bus berhenti, orang itu langsung menjatuhkan bom-nya yang hampir meledak.

Semua orang langsung berhamburan keluar bus. Mama Icha menyuruh anaknya keluar terlebih dahulu. Gadis kecil itu menuruti perkataannya dan langsung keluar.

Mama Icha masuk ke bus kembali menyelamatkan seorang anak perempuan dengan luka di pergelangan tangannya.

Tepat setelah anak perempuan itu keluar, bus langsung meledak. Mama, ia meledak dengan bus itu. Padahal ia sudah di pintu hendak keluar.

Kalau saja ia tidak menyelamatkan anak perempuan itu, kalau saja, kejadian ini tidak mungkin terjadi.

Beberapa tahun kemudian…

Ada murid baru di sekolah Icha. Dia anak yang pendiam dan dingin, jutek pula. Tapi ternyata, ia berhati baik. Icha mencoba mengajaknya berteman dengan dirinya dan Eva sahabatnya. Mereka selalu mengobrol, tertawa, dan makan bersama.

Sampai suatu saat, Icha tidak sengaja melihat luka di pergelangan tangan perempuan itu. Luka yang sama persis dimiliki anak perempuan itu juga. Anak perempuan yang membuat mamanya meninggal.

Icha tidak rela, gadis itu masih hidup dan banyak orang yang menyayanginya. Apalagi salah satu orang itu Haidar. Laki-laki yang ia sukai. Ia sudah merebut semua yang Icha sayangi, mamanya dan Haidar.

Icha harus memberi keadilan. Agar mama bahagia plus jika beruntung, Icha mendapatkan Haidar.

♠︎♠︎♠︎
“Itu…. Yang bikin lo dendam sama gue?” tanya Rania gemetaran.

Bahkan, tanpa sadar gue juga membunuh orang asing. Gue ngga tau kalo yang nyelametin gue waktu itu siapa, karena gue sendiri ketiduran di bus. Sudah pasti, kalo gue ketiduran itu bakalan muncul di mimpi gue soal masa lalu ‘itu’.Kenapa, kenapa semua harus meninggal waktu nolongin gue? Kenapa timing-nya selalu… selalu… kayak gitu?~ Rania terdiam dalam perasaan bersalah, sedih, dan gelisah.

MUST END (REPUBLISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang