7. IGNITES >>Bahan Gosip<<

34.4K 1.5K 5
                                    


Seluruh sekolah sedang membicarakan rumor tentang Jaglion yang menargetkan Wilona sebagai mainan baru.

Biasanya, pemuda itu hanya menargetkan murid laki-laki untuk dijadikan bantal tinju bernyawa juga kacung.

Namun kini berbeda. Wilona risih mendapat tatapan tak bersahabat itu sepanjang jalan menuju kelasnya.

Wilona berhenti di depan adik kelas yang sedang membicarakannya.

"Masih pagi, loh. Jangan buang-buang energi yang diserap dari sarapan kalian buat hal yang nggak berguna," tegur Wilona dengan wajah jutek.

Beberapa adik kelas itu hanya menunduk dan diam seketika. Wilona menghela napas panjang, dan mulai menaiki anak tangga menuju lantai atas.

Ada Celine dan Sesil yang sedang menunggu di anak tangga paling atas. Mereka tertawa pelan melihat Wilona yang tampak lemas di pagi hari.

"I hate scary stuff," ucap Sesil sambil tertawa. Wilona berdecak pelan dan menghampiri kedua temannya itu.

"Emang gue nyeremin, ya?"

"Sekarang nama lo bersanding sama nama Jaglion. Itu aja udah menyeramkan," ejek Celine sambil merangkul Wilona.

Mereka bertiga berjalan beriringan sambil saling mengejek. Oh, lebih tepatnya mengejek Wilona, dan Wilona mengejek Celine yang ditolak Gani gara-gara rambut.

Tak ada yang aneh sebelum Raga tiba-tiba sudah bersandar di samping pintu kelas mereka.

Pemuda itu tersenyum ramah ke arah mereka bertiga, terutama pada Wilona.

"Kak Raga ngehalangin jalan," kata Sesil. Pemuda itu hanya mengangguk pelan dan menghampiri mereka.

"Boleh pinjam Wilona sebentar?" Pinta Raga. Celine merapatkan kaitan lengannya pada Wilona.

"Nggak bisa. Dia dalam bahaya kalo sama kalian," sarkas Celine.

Raga tersenyum tipis. "Nggak lama, kok. Cuma minta ditemenin sarapan aja."

"Ada Kak Bella, kan?" Celine mendengus pelan. "Jangan libatkan teman kami ke circle kalian, deh. Kesalahan yang Wilona buat juga nggak sebesar itu. Dia udah tutup mulut dan nggak laporin Kak Lion ke kepsek," kesal gadis itu.

Pemuda itu kini menatap tajam Celine dan Wilona secara bergantian. Berbeda dari Sesil yang nampaknya selalu menunduk dan tak ingin adu argumen dengan Raga.

Raga menatap Wilona dengan tatapan tegasnya. "Ikut gue atau mereka gue seret juga," ancamnya.

Wilona berdecak kesal dan melepas pelukan Celine pada lengannya. "Suruh Kak Lion sendiri yang ke sini kalo emang dia butuh gue," kata gadis itu, dan masuk ke dalam kelas tanpa menghiraukan Raga yang terkejut dengan reaksi itu.

🏮🏮🏮

Jaglion terus menatap ke arah Wilona yang sedang asyik dengan teman-temannya. Pagi tadi gadis itu menolaknya, dan siang ini juga sama.

Para gadis itu sedang duduk di tribun menonton pertandingan basket antar kelas yang sebenarnya tidak resmi diadakan. Hanya beberapa siswa gabut yang ingin menunjukkan keahlian mereka.

Dan Jaglion, pemuda itu juga berada di lapangan karena kelasnya yang sedang bertanding dengan kelas 11 Bahasa 2.

Meskipun hanya duduk menonton, tapi Jaglion punya fans sendiri. Padahal dia nggak ngapa-ngapain, tapi tetap banyak yang menyerukan namanya.

Pemuda itu membuka ponselnya dan menelepon Wilona yang sedang seru sendiri. Gadis itu mengangkat teleponnya sambil menatap Jaglion di area kursi pinggir lapangan basket.

IGNITES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang