"Lo beneran butuh gue di hidup lo? Kalo gitu turuti semua perintah gue."Jaglion terdiam sejenak. Menuruti semua perintah Wilona? Sepertinya tidak buruk.
"Boleh tau apa aja?" Tanya pemuda itu, sedikit ragu. Dia takut perintah aneh-aneh yang diberikan Wilona tidak bisa ia jalankan dengan baik.
Contohnya kebalikan dari kehidupan sehari-harinya, mungkin?
Wilona menatap serius pemuda yang kini duduk tegang dengan ekspresi ragunya.
"Jauhi masalah sekecil mungkin. Nggak boleh berantem, apalagi mancing keributan. Apapun tugas dari atasan lo di Cyber Space, termasuk dari Kak Wildan, berbahaya atau enggak, lo harus minta persetujuan dari gue."
"Jangan ngelawan kalo dipukul orang. Cukup tinggal pergi aja kalo emang ada kemungkinan adu jotos. Lo nggak boleh protes tentang perintah dari gue. Turuti semua kemauan gue, termasuk buat jauhin gue."
"Ada waktunya kita bisa jalan bareng. Pokoknya turutin aja semua perintah gue."
Jaglion menganga mendengar perintah dari Wilona.
Sepertinya gadis itu akan menjadi bosnya yang baru???
"Tunggu tunggu," Jaglion tertawa miris. Dia tidak bisa menuruti semuanya, dan memang bertentangan dengan kehidupan sehari-harinya.
"Nggak boleh mukul balik kalo gue dipukul? Yang benar aja!"
"Tuh kan, belum apa-apa lo udah protes," sinis Wilona.
Jaglion mengacak rambutnya pelan, "Wilona sayang.... kalo gue nggak nurutin perintah dari atasan apalagi Bang Wildan, sama aja kayak bunuh diri."
Gadis itu menatap tajam. "Nggak boleh panggil gue sayang!"
"Lo lebih pantas dipanggil sayang," desis Jaglion.
"Tuh tuh! Lo ngelawan gue! Serius nggak sih mau gue buat hidup lo?"
Pemuda itu kini berlutut di hadapan Wilona yang duduk di sofa.
"Anything you want! Asal jangan kayak gitu."
"Gue maunya kayak gitu."
"Tapi, Na....."
"Itu langkah awal buat benerin hidup lo yang hancur," ucap gadis itu, tegas. "Keluar dari Cyber Space, mengalah, jadi penyabar dan berusaha buat berdamai sama masa lalu. Itu semua bisa lo lakuin."
"Nggak bisa kalo tanpa lo!" Protes Jaglion yang masih berlutut.
"Ya udah! Gue bantu dengan cara tadi. Lo nggak boleh protes. Gue bos lo sekarang."
Jaglion tiba-tiba mirip seperti kucing yang sedang dimarahi karena berbuat salah.
"Semua luka yang lo dapat kemarin dan hari ini, harus sembuh total. Nggak boleh bertambah," Wilona tidak yakin, tapi dia mencoba mencegah Jaglion mendapat luka baru.
Pemuda itu menunduk lesu. "Terus, luka di hati gue?"
Wilona tertawa sinis. "Lo pikir luka di hati gue nggak separah luka yang lo dapat? Nggak usah cengeng! Gue aja masih kuat ngadepin lo."
Jaglion mendongak dan menatap Wilona yang sekarang lebih mirip Kayisa yang itu.
Yang tidak serapuh dan selemah Wilona yang dulu.
"Janji dulu," Jaglion mengangkat jari kelingkingnya yang terluka. "Janji sama gue, kalo lo beneran nggak akan pergi dari hidup gue."
Gadis itu menatap kelingking Jaglion dengan enggan. "Semuanya tergantung di lo," ucapnya, lalu beranjak dari duduknya dan keluar dari apartemen Jaglion.
![](https://img.wattpad.com/cover/353914232-288-k686808.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
IGNITES
Novela Juvenil(Tersedia Versi eBook) Mendengar namanya saja sudah membuat Wilona bergidik ngeri, apalagi bertemu dengan sosoknya langsung. Mungkin Lona akan kabur begitu melihat bayangannya saja. Jaglion, si cowok paling sadis 'katanya'. Bukan hanya wajahnya yang...