68. IGNITES >>Kehilangan<<

11.3K 736 42
                                    


Jaglion terkejut ketika air panas tak sengaja menetes di punggung tangannya.

Pemuda itu menghela napas pelan, kemudian membuang kopi yang hendak dia seduh karena sudah terlalu banyak air.

Dia membuka kulkas yang hanya berisi beberapa botol air mineral, minuman berkabonasi dan satu botol susu berukuran 1 liter yang sudah kadaluarsa.

Ada beberapa buah yang sudah hampir kering di dalam sana. Begitupun dengan sayuran yang beberapa minggu lalu sengaja ia beli sesuai permintaan Wilona.

Pemuda itu menatap miris kulkasnya, kemudian mengambil air mineral dan soda masing-masing satu botol, dan menutup kulkas tanpa berminat untuk membersihkannya.

Jaglion duduk dan menyalakan TV. Matanya justru melihat ke luar jendela, dimana gerimis mulai turun.

Sudah 3 minggu dia tidak mendapat kabar apapun dari Wilona.

Baik Celine dan yang lain maupun Raga, mereka sama sekali tidak memberikan kabar apapun pada Jaglion meski pemuda itu memohon sambil berlutut.

Aktivitas Cyber Space juga dia abaikan karena tidak punya semangat hidup sama sekali.

Selain ke sekolah untuk mengurus kelulusannya, Jaglion hanya berada di apartemen seharian.

Raga juga tidak menemuinya sama sekali semenjak pergantian anggota.

Hery, dia sedang sibuk mencari Bara dengan tim lain. Dua sahabatnya itu juga seperti ikut lenyap bersamaan dengan hilangnya kabar Wilona.

Jaglion mendekat ke jendela apartemen, menatap gedung-gedung tinggi itu sambil meminum soda.

Tiba-tiba bibirnya tersenyum tipis, mengingat bagaimana kisah yang terjadi antara dirinya dan Wilona.

Sekejap kemudian, dia kembali menghela napas dalam-dalam.

Dia merasa kehilangan segalanya sekarang.

Ponselnya berdering, membuat Jaglion segera menghampiri meja karena berpikir dia akan mendapat kabar dari Wilona.

"Bella?" Jaglion mengerutkan kening. Dia sedikit kecewa.

"Kenapa?" Tanya Jaglion begitu mengangkat panggilan itu.

"Gue baru pulang. Bisa temenin gue ke makam Candra? Gue kangen sama dia. Raga nggak angkat telepon dari tadi. Kayaknya dia sibuk."

Jaglion mendengus pelan. Tentu saja Raga sibuk. Dia kini bukan lagi anggota yang bebas seperti biasanya.

"Lo di mana? Biar gue jemput."

"Gue udah di jalan ke pemakaman. Gue takut sendirian. Kayaknya mau hujan, deh."

"Gue ke sana sekarang," Jaglion segera mengambil jaketnya dengan kunci mobil. Meskipun tangannya terkadang masih terasa nyeri, tapi dia bisa menyetir seperti biasa, meskipun tidak bisa secepat dulu.

Jaglion berhenti di depan pintu, menyadari jaket yang dia ambil adalah jaket Cyber Space.

Pemuda itu berdecih sinis. "Kayaknya kalian nggak butuh gue lagi," gumam pemuda itu, lalu melempar jaket itu ke sofa.

Dia tidak jadi memakainya.

Misi pencarian Bara yang sedang dilakukan, Jaglion tidak mendapat kabar sama sekali. Apalagi diajak.

Rasa kecewa Wildan padanya ternyata sebesar itu.

Jaglion berlari ke parkiran karena gerimis mulai sedikit lebih deras.

Mobilnya melaju ditengah hujan yang tiba-tiba sangat deras. Jaglion mengecek di jok belakang, takut tidak membawa payung.

"Untung aja," gumamnya setelah memastikan ada payung di sana.

IGNITES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang