Untung saja kebiasaan menaruh jaket di mobil tidak pernah berubah.Jaglion terpaksa memakai jaket yang belum dicuci selama 5 hari karena jaket yang masih wangi ia pakaikan pada Wilona, sedangkan jas biru mudanya ia gunakan untuk menutupi kaki gadis itu agar tidak kedinginan.
Mereka hanya mampir sebentar di acara perpisahan sekolah. Hanya sekedar untuk ikut dalam album kenangan, lalu duduk sebentar dan pergi lagi.
Tidak sampai 30 menit mereka di sana.
Kehadiran Wilona yang mengejutkan banyak orang membuat semua mata tertuju pada pasangan serasi itu.
Wilona memang tidak suka jadi pusat perhatian dari dulu, kan? Itulah mengapa Jaglion kembali membawa Wilona pergi dari sana meskipun teman yang lain menghentikan mereka.
Setidaknya mereka berdua tidak ketinggalan momen Hery dan Sesil yang sedang berantem. Lalu ada Sakhi yang berpasangan dengan Kamila, bukan Celine.
Ditambah Raga dan Ziya yang memakai pakaian couple, layaknya Jaglion dan Wilona.
Hembusan napas berat terdengar dari gadis itu. Jaglion menoleh dan memperhatikan Wilona dari samping.
Fitur wajah gadis itu benar-benar membuatnya jatuh cinta lagi, untuk yang ke sekian kali.
"Gue nggak tau kita bisa ketemu lagi atau enggak," ucap Wilona, membuat Jaglion sedikit kecewa.
"Emangnya lo nggak mau ketemu gue lagi?"
"Enggak," jawab gadis itu tanpa ragu, kembali membuat Jaglion cemberut.
"Tapi gue mau ketemu lagi sama lo dalam versi yang lebih baik."
Jaglion menyelipkan rambut ke belakang telinga gadis itu.
"Gue bakal bikin lo kagum saat kita ketemu lagi nanti."
"Ck!" Wilona menoleh dan menatap sinis pemuda di sampingnya itu. "Gue nggak berharap ketemu lo lagi, Kak."
"Jahat bener cewek gue," goda Jaglion.
Wilona tiba-tiba menatap mata Jaglion dengan sendu.
"Kak."
"Ya?"
"Mulai malam ini, gue bukan lagi cewek lo. Kita putus, ya?"
Ajakan itu ingin Jaglion tolak dengan suara yang sangat keras.
"Oke," jawab Jaglion pada akhirnya. Dia bersikap pasrah, karena janjinya saat di Vila adalah mengikuti semua keinginan Wilona.
Kini, mereka sama-sama saling diam. Langit indah malam itu benar-benar tak mendukung apa yang terjadi di bawah sini.
Harusnya langit ikut menangis bersama hati Jaglion. Tapi justru bintang berkelip indah, seperti mengejek Jaglion yang kini tidak bisa berbuat apapun.
Pemuda itu hanya menerima semuanya dengan pasrah.
Mata Wilona mengeluarkan air cukup deras setelah mengajak Jaglion mengakhiri hubungan mereka.
Jam masih menunjukkan pukul 10 malam, belum terlambat bagi Jaglion sebelum dia mengantar Wilona kembali pulang.
Pemuda itu kini mendekapnya dalam pelukan hangat. Dia menghapus air mata yang membasahi pipi tirus gadis itu.
"Na.."
"Hm??"
"Suatu hari nanti, kalo kita ketemu lagi dengan versi terbaik masing-masing, apa gue boleh masuk lagi ke hidup lo?"
Wilona mendorong pelan pemuda itu, lalu menatapnya tanpa senyuman.
Tidak ada jawaban yang terlontar dari bibir manis Wilona.
KAMU SEDANG MEMBACA
IGNITES
Teen Fiction(Tersedia Versi eBook) Mendengar namanya saja sudah membuat Wilona bergidik ngeri, apalagi bertemu dengan sosoknya langsung. Mungkin Lona akan kabur begitu melihat bayangannya saja. Jaglion, si cowok paling sadis 'katanya'. Bukan hanya wajahnya yang...