24. IGNITES >>Tidak Seperti Biasanya<<

25K 1.1K 41
                                    


"Kenapa lo?" Tanya Raga saat melihat satu temannya yang hanya duduk diam sambil terus menatap tembok.

Pemuda itu baru kembali dari markas, mendapati Jaglion sudah berada di apartemen. Padahal tadi dia bilang akan menemui Aira.

"Alahhh paling berantem sama Wilona. Kalo sama Aira kan nggak mungkin," balas Hery yang masih sibuk bermain game online sejak tadi. Dia tak menghiraukan kedatangan sang pemilik apartemen yang berwajah suram itu.

Raga meneguk habis soda kaleng dalam sekali minum. "Masa ketemunya sama Aira berantemnya sama Wilona?"

Hery tersenyum sinis dibuatnya. "Makanya, nggak usah kebanyakan cewek. Ribet doang hidup lo."

Jaglion meminum air mineral yang selalu terdapat di meja ruangannya. Pemuda itu menghela napas dalam, membuat Raga dan Hery kompak menoleh ke arahnya.

"Seandainya gue lepasin Wilona, apa dia bakal aman?" Tanyanya ke dua sahabatnya itu.

Raga mengerti sekarang. Mungkin Jaglion dan Wilona benar-benar bertengkar hebat.

"Pasti aman. Gue bakal maju kalo lo lepasin dia," jawab Raga.

Jaglion mengerutkan kening. "Lo beneran suka sama dia, nyet?" Tanyanya dengan nada kesal.

Raga hanya tersenyum, tidak menjawab pertanyaan sahabatnya itu. Hery hanya bisa menggaruk pelipisnya karena tidak tahu apa-apa.

"Banyak yang mau jagain dia. Kalo lo beneran lepasin dan nggak ganggu dia lagi, gue jamin dia aman."

Jaglion berdecih sinis. Dia tidak menyangka Raga terang-terangan menusuknya. Ah ... tapi itu lebih baik daripada ditusuk dari belakang oleh sahabatnya sendiri.

"Gue nggak akan pernah lepasin dia kalo gitu," kesal Jaglion.

Hery berdecak pelan. "Kasian Wilona, harus ngadepin lo tiap hari. Dia pasti stres. Kecuali lo perlakuin dia dengan baik."

Perkataan Hery membuat Jaglion meliriknya tajam. "Lo nggak lihat Sesil juga menderita diteror sama lo?"

Mereka bertiga diam, sibuk dengan aktivitas masing-masing. Hanya Raga yang belajar untuk menghadapi simulasi minggu depan.

Jaglion tiba-tiba beranjak dari duduknya dan pergi.

"Lo mau kemana?" Tanya Raga yang diabaikan Jaglion. Sepertinya pemuda itu harus menghajar seseorang untuk meredakan rasa kesalnya.

🏮🏮🏮

NA
Jadi pada akhirnya lo nyerah?
19.39

Sebuah pesan masuk ke ponsel Wilona. Gadis itu menghela napas lelah dan menutup buku yang sedang dia baca.

Dia meletakkan kacamata dan memijat pelipisnya yang sedikit pusing.

Gue capek, kak. Perlakuan dia udah nggak banget.
19.42

Setelah menulis balasan, Wilona memilih merebahkan diri di atas ranjang. Ponselnya masih ia genggam di tangan kanan. Matanya menerawang membayangkan betapa keren langit-langit itu ketika ia beri sentuhan coretan warna Burnt Sienna.

NA
Tapi kayaknya dia ga bakal lepasin lo gitu aja, Lona
19.44

Gue harus gimana? Dia udah janji kok bakal akhirin semuanya
19.45

Tahan sebentar aja
19.45

Nggak bisa kak. Dia udah terlalu kurang ajar
19.46

IGNITES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang