Doha melambai pada Nino, anggota Cyber Space dari tim Seekers yang hendak menjemputnya di bandara.Sebenarnya pemuda itu sudah cukup lama menunggu di sana. Tidak tahu mengapa dia terlambat dijemput.
"Oh my god," gumam Doha sambil meluruskan otot-ototnya yang terasa kaku. "It's too late, bro," protesnya pada Nino.
"Sorry, we have a problem," jawab Nino sambil memasukkan barang milik Doha ke bagasi mobil.
"Where's Wildan?" Tanya Doha sambil masuk ke dalam mobil, disusul Nino yang bersiap melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh.
"Kita harus menghadapi musuh begitu sampai di base."
Doha mengerutkan kening. "What do you mean?"
"Wilona in danger."
Pemuda berdarah Korea itu mengerjapkan mata berkali-kali. "Okay, i cancel my jetlag. We have to go now!" Katanya penuh semangat.
Doha sudah mulai terbiasa dengan gaya menyetir anggota Cyber Space yang seperti pembalap mobil di jalur lintasan.
Seperti menjemput malaikat maut, tanpa mau menunggu. Benar-benar sangat cepat.
Anggota Cyber Space memang dilatih banyak hal untuk menghadapi situasi genting, salah satunya menyetir dengan kecepatan tinggi tanpa melanggar lalu lintas.
Mereka juga dibekali pengetahuan semua cabang jalan yang bisa mereka lalui untuk menghindari kejaran polisi.
Begitu sampai di markas, anggota yang tersisa sedang berjaga-jaga karena Jaglion sudah mengirimkan sinyal tentang kedatangan musuh.
Doha menerima HT yang diberikan Nino padanya. Saluran sudah tersambung pada anggota inti saja, yaitu Wildan dan Jaglion.
"I'm here," kata Doha memulai komunikasi.
"Destroy them all!" Perintah Wildan dengan penuh penekanan.
"Are you sure? With not many member here?" Tanya Doha, sedikit ragu.
"They are nothing!"
Doha berdecak pelan. "Okay. At least, I can beat 5 people at once."
"Doha," panggil Wildan dengan suara beratnya. "If they ruin it our base, even a little, don't give them away."
"Got it," jawab Doha, mengerti. Pemuda itu menatap para anggota yang sudah siap dengan senjata dan mental masing-masing.
Dalam hatinya bersorak senang, karena ini pertama kalinya dia memimpin pasukan sendirian, tanpa Wildan maupun Sandy.
"We will use the Cyber Strategy. We can finish the war quickly and help others," kata Doha nemimpin pasukan.
Tak lama kemudian sebuah perintah masuk lewat ponsel pribadi Doha.
Jaglion mengirimkan kode kuning pada semua anggota, tapi yang didapat Doha lain lagi.
Pemuda asing itu mendapat pesan tambahan, bahwa geng Fatality memakai senjata yang dapat melumpuhkan lawan dengan menyemprotnya pada bagian mata.
Hanya beberapa dari mereka.
"Open your eyes, guys! They have a poison. Don't give a f*ck! Be carefull!" Seru Doha.
Semua orang bersiap, karena suara motor yang sengaja digas begitu bising di telinga mereka.
"Here we go!" Ucap Doha dan mulai memasang kuda-kuda.

KAMU SEDANG MEMBACA
IGNITES
Genç Kurgu(Tersedia Versi eBook) Mendengar namanya saja sudah membuat Wilona bergidik ngeri, apalagi bertemu dengan sosoknya langsung. Mungkin Lona akan kabur begitu melihat bayangannya saja. Jaglion, si cowok paling sadis 'katanya'. Bukan hanya wajahnya yang...