Jaglion dan Raga duduk di luar setelah keluarga Wilona datang. Mereka berdua saling diam, tidak ada obrolan sama sekali.Dalam pikiran Raga, dia ingin bertanya banyak hal, tapi dia juga masih kesal karena Jaglion mengabaikan pesannya dan sibuk bersama Aira, sementara pacarnya dalam bahaya.
Berbanding terbalik dengan sahabatnya, Jaglion justru diam karena berharap Raga tidak bertanya tentang apapun.
Dia tidak bisa menjawab jika Raga memberi pertanyaan sekarang. Otaknya penuh dengan rencana dan ketakutan yang tiba-tiba terlintas.
Jaglion melihat jam di tangannya dan mengusap wajah yang kini babak belur. Beberapa bagian bahkan ditempeli plester oleh Wilona.
Pukul 2 dini hari, dia belum merasa diserang kantuk. Mungkin karena pikirannya yang tidak bisa tenang. Pemuda itu memilih beranjak dan ingin mencari makanan yang bisa mengganjal perutnya.
Baru beberapa langkah dia pergi, Raga sudah berjalan di sampingnya dengan santai.
"Sekarang lo suka main rahasia sama gue," kata Raga. "Gue pengin tau rahasia yang lain, selain fakta Wilona adiknya Bang Wildan."
Jaglion sudah tahu akan seperti ini jadinya.
"Sorry, gue nggak bilang soal itu. Tapi buat rahasia yang lain, gue nggak bisa."
Raga berhenti, kemudian mengeluarkan sebuah flashdisk dan memperlihatkannya pada Jaglion.
"Lo sahabat gue atau bukan? Kenapa sekarang suka rahasiain sesuatu dari gue?"
Jaglion berdecih sinis. "Lo sahabat gue atau bukan? Kenapa lo juga suka rahasiain sesuatu dari gue?"
"Anjir lah!" Raga berkacak pinggang. "Let's make a deal."
"Apa?"
"Mari tukar rahasia masing-masing," ajak Raga.
Jaglion menatap flashdisk itu dengan seksama. Kira-kira apa isi di dalam disk itu?
"Lo bakal kaget liat isinya," lagi, tambah Raga.
Jaglion mengangguk setuju, lalu merebut paksa barang itu dari sahabatnya. "Cari makan. Kita bahas ini sambil isi perut."
Raga tersenyum senang dan mengikuti kemana Jaglion pergi. Setidaknya setelah ini dia tahu banyak mengenai hubungan asli dari Jaglion dan Wilona. Setelah itu dia akan bergerak mengikuti alur yang sudah dia rencanakan.
Jaglion menghela napas dalam sebelum mengatakan rahasia yang selama ini dia jaga.
Dia meminum kopinya segera setelah pesanannya sampai.
"Bang Wildan nyuruh gue buat jaga Wilona," Jaglion kembali menenggak kopinya. "Dia sendiri yang nyuruh gue buat pacaran sama adiknya."
Raga berdehem, hampir saja keselek kopi yang masih panas.
"Bukan tanpa alasan gue rahasiain ini dari lo dan yang lain. Bahkan Wilona juga nggak tau."
"Kenapa lo mau? Bukannya Bang Wildan udah tau kalo lo udah ada Aira?"
"Masalahnya ada di Gea. Kalo gue nggak mau, Bang Wildan juga bakal ninggalin Gea," Jaglion menghela napas lagi. "Lo tau sendiri kalo Gea lebih butuh Wildan daripada keluarganya sendiri."
Ah, sekarang Raga mengerti. Jadi itu semacam perjanjian antara Wildan dan Jaglion.
Jaglion melindungi Wilona untuk Wildan, kemudian Wildan melindungi Gea untuk Jaglion.
"Segitu sayangnya sama Gea?"
"Dia satu-satunya anggota keluarga yang bisa gue jaga. Kalo jagain Gea aja gue nggak becus, gimana dengan Aira?"
![](https://img.wattpad.com/cover/353914232-288-k686808.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
IGNITES
Teen Fiction(Tersedia Versi eBook) Mendengar namanya saja sudah membuat Wilona bergidik ngeri, apalagi bertemu dengan sosoknya langsung. Mungkin Lona akan kabur begitu melihat bayangannya saja. Jaglion, si cowok paling sadis 'katanya'. Bukan hanya wajahnya yang...