5. IGNITES >>Masa Lalu Wilona<<

36.3K 1.5K 8
                                    


Pagi ini langit menurunkan rintik air yang tak begitu deras, namun tetap saja membasahi bumi.

Gerimis membuat sebagian murid terpaksa menutupi kepala mereka menggunakan tas.

Seperti yang Wilona lakukan beberapa saat lalu sebelum memasuki gedung sekolah.

Gani datang dari arah samping dan mencolek bahu Wilona yang sedang sibuk membuang sisa-sisa air di tasnya.

"Susah ya, bawa payung ke sekolah?" Tanya Gani dengan nada bercanda.

"Gue nggak suka bawa payung. Soalnya sering ketinggalan," kekeh Wilona.

Mereka berjalan beriringan sambil mengobrol ringan. Gani yang sangat ramah itu bahkan terlalu sering balik menyapa, karena orang-orang yang berpapasan dengan mereka juga selalu menyapa Gani.

Wilona sampai menggeleng tidak percaya. Begitu banyak yang menebar senyum untuk Gani.

"Sosialisasi lo terlalu bagus buat sekedar jadi wakil OSIS," puji Wilona.

"Gue lebih nyaman sama posisi gue sekarang," Gani membuka ponselnya yang bergetar di dalam saku celana. Hanya pesan singkat dan tak digubris oleh cowok itu. "Lo populer banget di forum sekolah. Gara-gara kak Raga waktu itu, lo jadi dijodoh-jodihin sama dia."

Wilona mendengus kesal. "Gara-gara itu banyak yang lebih nggak suka gue. Padahal gue nggak pernah godain kakak kelas, apalagi lagi Raga."

Gani terkekeh pelan. "Gue pikir lo suka dipuji cantik."

Gadis itu menggeleng cepat. "Gue suka, kalo yang muji bukan orang berbahaya kayak dia."

"Berarti, kalo gue yang muji, lo suka dong?" Goda pemuda itu.

Wilona tambah menggeleng cepat. "Lo juga berbahaya!"

"Gue nggak gigit, tuh."

"Ya ya ya," balas Wilona sambil tertawa mengejek.

"Apa yang bikin gue berbahaya?" Tanya Gani penasaran. Mereka berbelok, hendak menaiki tangga pertama.

"Biasanya orang yang friendly justru orang yang gampang bikin sakit hati," jawab Wilona, mantap.

Gani berdecak pelan karena merasa tak terima dengan jawaban Wilona.

"Lona!"

Teriak seseorang yang kini berdiri tak jauh di depan mereka.

Wilona tersenyum manis dan menyambut kedatangan Celine dengan wajah Kesalnya.

"Udah gue bilang jangan dekat-dekat sama dia," kata Celine, sebal.

"Lo ada masalah apa, sih?" Tanya Gani dengan berdecih kesal.

"Masalahnya, gue nggak suka teman gue dekat sama lo," sinis Celine.

Wilona hanya tersenyum memperhatikan mereka berdua.

"Itu hak Wilona buat dekat sama gue atau nggak," dengus Gani yang makin kesal.

Celine menatap tajam Wilona yang malah cengengesan karena mereka berdua.

"Jangan sampe lo jatuh cinta sama dia!"

Gani berdecak lagi. "Lo nggak bisa ngendaliin perasaan orang lain."

Wilona mulai jengah. Dia memilih pergi dari sana sebelum Celine dan Gani naik ke ring tinju.

"Kalian berantem aja, gue nggak ikutan," kekeh Wilona dan berlalu dari hadapan mereka.

Celine menatap Gani tak suka. "Gue emang nggak bisa ngendaliin perasaan orang lain. Tapi gue nggak akan biarin orang lain jatuh cinta sama lo!"

IGNITES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang