Gelisah.Aira tidak bisa tidur meskipun sudah meminum dua pil obat tidur beberapa jam yang lalu.
Reaksi obatnya sama sekali tidak ada. Matanya bahkan kini menitikan air mata.
Gadis itu berusaha untuk tidak menghiraukan kemauan hatinya yang begitu besar.
Selimut yang menutupi tubuhnya ia singkap dan memilih turun dari ranjang.
Aira mengambil ponselnya yang sedang ia isi dayanya di meja dekat jendela kamar.
Dia mencari nomor telepon Wilona.
Pikirannya tidak tenang jika belum membahas masalah yang sedang ia alami. Apalagi itu juga menyangkut gadis itu.
Dia tidak mau mati dengan rasa bersalah. Dosanya sudah terlalu banyak. Dia tidak mau mati tanpa dimaafkan orang-orang yang pernah ia sakiti.
Satu pesan ia kirim kepada Wilona sebagai peringatan tanda bahaya.
Padahal jam menunjukkan pukul 10 malam, tapi Aira nekat keluar sendirian tanpa sepengetahuan Kevin.
Dan itu semua dia lakukan untuk menyelamatkan diri, juga Wilona.
Gadis itu duduk di pinggir alun-alun kota dengan pakaian rapat dan memakai syal untuk menutupi sebagian wajahnya.
Dia melambaikan tangan begitu melihat seseorang yang dia tunggu baru saja tiba.
Dibandingkan dengan dia, Wilona benar-benar sempurna dan punya segalanya. Aira iri, sampai pernah punya niat jahat untuk mengambil beberapa milik Wilona.
Contohnya Kevin dan Jaglion.
Gadis itu menulis di atas buku milik Kevin. Dia sembarang mengambil buku yang tergeletak di atas meja, jadi tidak tahu apa buku itu penting atau tidak.
Aku tau kamu punya rencana jahat bareng Kevin buat bikin Jaglion dan Wilona pisah.
Pemuda itu mengerutkan kening, lalu membalas tulisan itu.
Bukannya lo senang kalo mereka bubar?
Aira terdiam sejenak setelah membaca tulisan itu. Pemuda yang kini duduk di sampingnya memakai pakaian serba hitam, lengkap dengan topi dan masker yang membuatnya tidak mudah dikenali orang.
Jangan ganggu hubungan mereka. Atau aku bongkar semuanya ke Wilona biar dia tau maksud busuk kamu.
Pemuda itu mengerutkan kening dan membalas tulisan itu.
Sorry? Lo lebih busuk dari gue. Lo pikir gue nggak tau lo juga punya rencana sama Bara? Jangan bego, Aira. Gue tau semuanya.
Aira tertegun setelah membaca balasan itu. Dia kini menatap bingung Pemuda di sampingnya.
Dia mengatakan sesuatu menggunakan bahasa isyarat yang tentu saja tidak dimengerti oleh pemuda itu.
Aksan merebut paksa buku dari tangan Aira dan menuliskan sesuatu lagi.
Gue sama Kevin lakuin ini demi kebaikan Wilona. Jaglion terlalu bangsat buat dia. Tapi lo? Buat apa mempertahankan hubungan yang udah rusak? Sebelum kami rusak, hubungan mereka udah nggak sehat dari awal.
Jangan pura-pura nggak tau, Aira. Lo penyebab semuanya. Sekarang lo mau bantu Bara buat balas dendam cuma gara-gara lo takut sama dia?
Lo nggak percaya Kevin bisa lindungin lo, ya?
Kenapa? Masih berharap Jaglion yang lindungin lo?
KAMU SEDANG MEMBACA
IGNITES
Teen Fiction(Tersedia Versi eBook) Mendengar namanya saja sudah membuat Wilona bergidik ngeri, apalagi bertemu dengan sosoknya langsung. Mungkin Lona akan kabur begitu melihat bayangannya saja. Jaglion, si cowok paling sadis 'katanya'. Bukan hanya wajahnya yang...