48. IGNITES >>Hubungan Yang Aneh<<

15.4K 893 69
                                    


Gea meletakkan cangkir teh setelah meminumnya, kemudian tersenyum ke arah Wilona.

Adik pacarnya tiba-tiba ingin bertemu dan berbicara empat mata. Dia tahu Wilona tak seburuk yang Wildan katakan.

"Lo nggak suka minumannya?" Tanya Gea.

Wilona menggeleng pelan. "Gue nggak suka teh."

"Kenapa nggak bilang dari tadi? Gue pesan yang lain dulu."

"Nggak perlu," Wilona meminum teh itu secara perlahan. "Gue nggak lama."

Gea tersenyum kecut. "Padahal gue suka kalo lo tinggal lebih lama."

Wilona menatap Gea dengan serius. Dari awal kehadiran gadis itu membuat dia sadar, bahwa Wildan tidak hanya punya perasaan benci terhadap gadis.

Dia kira kakaknya tidak normal.

Tapi mengapa Wildan membuat perjanjian dengan Jaglion dan memakai nama mereka berdua?

Bukankah selama ini Wildan benar-benar mencintai Gea? Atau hanya sekedar memasang badan untuk Gea demi dirinya?

"Lo tau Papa nggak suka sama hubungan kalian," ucap Wilona membuka obrolan.

"Gue tau banget," jawab Gea sambil tersenyum. "Gue nunggu Wildan. Kalo dia lepasin gue demi orang tua kalian, gue siap."

"Demi siapa?" Wilona tersenyum sinis. "Kak Wildan selalu membelot demi lo, Kak. Terus lo siap kalo dia lepasin lo gitu aja?"

Gea mengerjap beberapa kali. Bukankah Wilona datang menemuinya untuk memutuskan hubungannya dengan Wildan??

"Sia-sia dia ngelawan Papa demi bisa terus sama lo."

"Gue nggak bisa apa-apa, Na."

"Lo bisa lakuin satu hal. Yaitu bertahan sama dia," balas Wilona, membuat Gea tersenyum.

Gadis itu menunduk dalam, kemudian menatap Wilona dengan mata berkaca-kaca.

"Dibanding obat, gue lebih butuh Wildan."

"Gue tau," Wilona menghela napas pelan. "Tolong, bertahan sama Kak Wildan. Cuma lo yang bisa bikin dia memperlihatkan sisi manusianya."

Wilona bangkit dari duduknya dan tersenyum tipis. "Gue harap gue bisa meyakinkan Papa soal hubungan kalian."

🏮🏮

Penampilan barunya benar-benar menyita perhatian banyak orang. Jaglion sampai kesal sendiri karena mata mereka selalu tertuju pada Wilona.

Rambut yang lebih pendek dan sedikit bergelombang, tidak lurus seperti biasanya.

Lalu bibir yang lebih terlihat pink, tidak sepucat dulu.

Ah ... memang lebih cantik, tapi Jaglion tidak rela itu dilihat banyak orang.

Pemuda itu bahkan beberapa kali mengusap wajah Wilona menggunakan tisyu, memastikan tidak ada dempul yang menempel.

Tapi memang bibir gadis itu yang tambah manis.

"Lo nggak takut gue gigit lagi?" Tanya Jaglion setelah selesai mencari ribut dengan teman gengnya.

"Gue maafin karena lo lagi emosi waktu itu. Tapi kali ini gue nggak akan diam aja kalo sampe lo lakuin itu lagi," ancam Wilona tanpa menatap lawan bicaranya.

Jaglion tiba-tiba menarik tengkuk Wilona, membuat mereka seperti akan berciuman.

"Hapus yang menempel di bibir lo sekarang."

"Kalo gue nggak mau?" Tantang Wilona.

"Gue yang bakal hapus itu pake bibir gue," ancam Jaglion tak mau kalah.

IGNITES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang