41. IGNITES >>Bahaya Yang Mengintai<<

19.3K 941 18
                                    


Sabtu pagi sepertinya terlalu buru-buru untuk sekedar memasang jebakan.

Wilona berdecak pelan saat sudah sampai di panti asuhan tempat Aira tinggal. Dia sedikit kehilangan akal gara-gara Jaglion yang terus-menerus menyebut nama itu.

"Neng temannya Aira?" Tanya ibu-ibu yang tiba-tiba mendekat.

"Iya, Bu. Airanya ada? Dia nggak ada kelas, kan?" Tanya Wilona memastikan.

"Seharusnya hari ini Aira ngajar, sih. Tapi kayaknya kurang sehat," ibu itu tersenyum lembut. "Masuk dulu. Nanti ibu panggilkan Aira."

"Makasih banyak, Bu."

Wilona duduk di ruang tamu yang cukup luas. Beberapa anak menyapanya dengan sopan dan mengenalkan diri. Mereka pikir Wilona berkunjung untuk menjemput salah satu dari mereka.

Aira tersenyum manis saat bertemu tatap dengan Wilona yang berdiri menyambut kedatangan gadis itu.

Dia mengenakan pakaian feminim seperti biasanya.

Sepertinya itu selera yang Jaglion suka? Entahlah.

Mereka duduk berseberangan dan Aira mulai menulis sesuatu di atas buku yang selalu dia bawa kemana-mana.

Apa kabar? Kamu sendirian lagi kali ini?

Wilona menerima buku itu dan mulai menulis balasan.

Aku baik. Kabar kamu gimana?
Iya, aku selalu sendirian.

Dia menyerahkan itu pada Aira, kemudian gadis itu berpindah tempat duduk. Mereka duduk berdampingan sekarang.

Mereka mulai saling berbalas lewat tulisan. Hanya itu yang mereka bisa lakukan untuk berkomunikasi.

Aira: ada apa? Kamu butuh sesuatu dari aku?
Wilona: tiba-tiba aku pengin ke sini. Aku butuh teman curhat yang mau mendengarkan. Aku nggak punya teman seperti itu selama ini.

Aira menatap Wilona dengan tatapan simpati.

Aira: aku pikir kehidupan sosial kamu bagus?

Wilona tersenyum kecut sambil menggeleng pelan.

Aira: tapi kita baru kenal. Bahkan baru ketemu beberapa kali.
Wilona: justru itu aku nyaman sama kamu. Boleh aku cerita ke kamu?

Tapi tolong, jangan kasih tau Kak Jaglion. Dia pasti bakal marahin aku. Soalnya dia nggak suka kalo kamu ketemu orang baru, kan?

Aira mengangguk dan tersenyum lugu.

Dalam hati Wilona dia sedikit mencaci maki. Bagaimana bisa Aira begitu terlihat polos, tapi dalam dirinya tersimpan bom waktu yang menakutkan?

Wilona: aku punya pacar, tapi dia selingkuh. Sekarang dia justru nyalahin aku. Pengin lepas dari dia, tapi dia nggak mau lepasin aku.

Aira yang membaca tulisan itu mengerutkan kening.

Aira: bukan kamu yang selingkuh?

Wilona bergantian mengerutkan kening, lalu menggeleng cepat.

Aira: Kamu pacaran sama Raga, kan?

Lagi-lagi Wilona menggeleng setelah membaca tulisan Aira.

Aira: aku pernah liat kalian berdua di taman bermain. Aku pikir Raga pacar kamu atau justru selingkuhan kamu. Jaglion bilang kamu punya pacar tapi kamu selingkuh sama Raga.

IGNITES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang