28. IGNITES >>Hery Dimata Sesil<<

25.1K 1K 2
                                    


Bisik-bisik tetangga membuat telinga Wilona agak panas. Semua murid sedang membicarakannya sekarang.

Sebenarnya bukan berbicara hal yang buruk tentangnya, melainkan soal kemarin sore, saat dirinya dan Jaglion makan bersama di sebuah restoran.

Entah dari mana dan siapa pelakunya, tapi foto itu menyebar di seantero SMAGA.

Fotonya bagus, tidak jelek. Hanya saja Wilona merasa dirugikan karena hal itu.

Bagaimana tidak? Jaglion berpenampilan seperti biasa, tapi Wilona justru memakai hoody pemuda itu yang kedodoran.

Sendalnya tentu menjadi perbincangan hangat.

Mana ada orang ngedate menggunakan sendal bulu doraemon selain dia?

Ah ... memalukan. Jaglion benar-benar menyebalkan!

"Tapi lo cantik banget sumpah!" Puji Faroz tidak bohong. Malah dia berkali-kali melihat foto itu hanya ingin melihat wajah Wilona yang terlihat pucat tapi segar.

"Jangan macam-macam. My Princess punya Jaglion," kata Edward mengingatkan.

Mereka kini duduk di meja kantin yang sama. Bahkan Ziya terusir gara-gara Edward yang ingin duduk bersama Wilona dan Celine.

Ziya duduk bersama teman kelasnya yang lain.

Gani datang membawa sebotol mineral dingin sambil tersenyum ke arah teman-temannya. Tanpa diminta, Faroz berdiri dari duduknya, mempersilakan Gani duduk berhadapan dengan Wilona.

Celine membuang muka sambil berdecih pelan, membuat Wilona merasa risih.

"Udah terbiasa sama Kak Jaglion sekarang?" Tanya Gani dengan ramah.

"Jelas lah! Mereka kan pasangan," jawab Celine, ketus.

Wilona menyenggol lengan Celine pelan, agar tak galak seperti itu di depan Gani.

"By the way, lo beneran lagi dekat sama Kak Sakhi?" Tanya pemuda itu pada Celine.

"Kenapa? Bukannya itu bagus, ya?" Kini yang menjawab justru Sesil. "Itu membuktikan kalo Celine udah move on dari lo. Jadi sekarang lo nggak bakal keberatan dengan berita-berita konyol itu," lanjutnya.

Sesil tidak tahu yang sebenarnya. Dia hanya tahu kalau Gani sangat terganggu dengan rumor tentang Celine yang terus mengejarnya.

Celine tersenyum saat mendapati Jaglion mendekati meja mereka.

"Hai, Kak," sapanya terlebih dahulu, membuat semua orang yang duduk di sana bingung dan heran.

Jaglion hanya mengangguk pelan sebagai balasan singkat, lalu menoleh pada Gani yang terlihat tak suka dengan kehadirannya.

"Lo dicariin si Sakhi. Dan lo Sesil, Hery nungguin lo di kelas. Kalo lo nggak datang dia mau rampok semua isi tas lo," kata Jaglion.

Sesil yang panik buru-buru pergi. Ada sesuatu yang tidak boleh Hery lihat ditasnya.

Pemuda itu memang kurang ajar, ya!

Jaglion tersenyum sinis ke arah Gani yang menatapnya kesal. "Gue bawa pacar gue dulu," katanya sambil menarik pelan tangan Wilona.

Gadis itu ogah-ogahan, lalu membalas lambaian tangan Edward yang justru terlihat bahagia.

Ah, Edward. Pemuda lenjeh itu benar-benar pendukung nomor satu pasangan Lion dan Lona.

🏮🏮🏮

Sesil berdecak berkali-kali karena tidak bisa kabur dari Hery. Padahal sudah 3 kali mencoba.

Pemuda itu benar-benar memperhatikan gerak-gerik Sesil meskipun matanya sibuk di depan laptop.

"Kenapa harus di lab komputer sih, kak? Serem tau! Di sini terlalu gelap," protes gadis itu.

IGNITES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang