23. IGNITES >>Pita Pink<<

24.7K 1.2K 58
                                    


Wilona menutup pintu kamarnya, lalu duduk di depan meja rias yang berisi banyak buku tebal.

Dia membuka hadiah yang Jaglion berikan kemarin sore. Gadis itu tak sempat membukanya karena asyik bercengkerama dengan teman-temannya di rumah Ziya.

Alis kiri Wilona terangkat, ketika melihat hadiah yang diberikan Jaglion yang aneh.

"Pita segede ini buat apaan?" Gumamnya sambil membolak-balikan barang itu.

Dia membuka bungkus plastiknya, lalu mencoba memasangnya di rambut sebelah kanan.

"Wah ...," gadis itu kehilangan kata-kata. "Aneh banget sumpah!"

Wilona mencopot aksesoris rambut itu dan berpikir serius. Dia bahkan tak punya aksesoris berwarna cerah seperti yang Jaglion berikan.

Pink bukan warna yang Wilona sukai.

Tiba-tiba gadis itu teringat seseorang dari film.

"Oh ... I see," gumamnya lagi, lalu menata rambut bagian sampingnya ke belakang dengan ikatan yang tidak terlalu kencang.

Wilona menambahkan pita itu di ikatan rambut belakangnya, membuatnya terlihat seperti Princess Belle di film Beauty and the Beast.

Gadis itu tersenyum senang. Dia tampak cantik dengan gaya rambut seperti itu.

"Ini cocok dipake buat acara tertentu doang, sih. Nggak mungkin ke sekolah pake pita segede ini," katanya sambil merapikan anak rambutnya di kedua sisi.

"Kok bisa ya, tu orang kepikiran hadiah kayak gini?" Wilona terkekeh pelan.

Saat gadis itu sibuk menata rambutnya kembali, sebuah pesan masuk dari Jaglion membuatnya cepat-cepat membuka ponsel.

Si Berengsek
Gue di depan rumah lo sekarang. Bisa turun sebentar? Hadiahnya ketukar.
08.46

Wilona mengerenyitkan dahi. Maksudnya hadiah yang tadi dia pakai bukan untuknya, begitu?

Si Berengsek
Sorry, itu buat Aira. Bisa lebih cepat? Gue harus ke tempat Aira sekarang.
08.47

"Oh ...," Wilona mendengus pelan. Dia melirik pita yang tergeletak di atas meja dengan kesal. "Pantas aja," sinis gadis itu.

Dia membalas pesan Jaglion sebelum turun dari kamarnya. Tidak peduli pemuda itu akan menunggu lama atau tidak. Wilona bahkan belum membersihkan diri sepulang dari rumah Ziya.

Dia tidak peduli jika nanti pemuda itu marah padanya.

Sedangkan di luar gerbang, Jaglion berdiri di titik buta CCTV. Dia tidak mau keluarga Wilona tahu soal dirinya yang sekarang menjalin hubungan dengan gadis itu.

Jaglion berdecak kesal setelah membaca balasan pesan dari pacarnya. Dia tidak punya banyak waktu karena acara di panti akan segera dimulai, sedangkan barang yang akan Aira kenakan belum berada di tangannya.

"Sialan," maki Jaglion dengan bergumam. Pemuda itu kembali ke mobilnya yang terparkir tak jauh dari sana.

Selang beberapa menit, Wilona terlihat keluar dari gerbang membawa bingkisan pemberian Jaglion.

Gadis itu berdiri menunggu Jaglion membuka kaca mobilnya.

"Belum gue buka," kata Wilona berbohong.

Jaglion kemudian menukar hadiah yang tadinya akan diberikan kepada gadis itu.

"Nggak bisa lebih cepat apa?" Kesal pemuda itu sambil menerima bingkisan itu.

"Lo pikir yang nggak punya waktu cuma lo doang?" Sinis Wilona, kemudian langsung berbalik pergi tanpa berpamitan, membuat Jaglion berdecih sinis.

IGNITES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang