Bab 19. Kedatangan Gino

37.6K 1.2K 3
                                    

"Terima kasih mbak, mbak sangat menghargai kami" ucap buk Ina di anggukkan buk Sari.

"Maksud ibu apa sih, kita kan keluarga, sama seperti dulu mantan istri mas Haris juga begitu kan?"

Mereka justru terdiam saling lirik, melihat ekspresi mereka membuatku makin penasaran akan sosok mantan istri om Haris, setiap ku bahas om Haris diam, kini buk Ina dan buk Sari pun demikian.

"Buk, cerita yah tentang mantan istri mas Haris, aku mau tahu" mereka kembali terdiam saling lirik lalu saling menyenggol menyuruh satu sama lain untuk bercerita. "Buk tolong, ada apa sih dengan mantan istri mas Haris"

Buk Ina selaku pegawai terlama juga pertama beliau yang membuka suara.

"Kami juga tidak tau mbak dengan jelasnya, yang kami lihat mantan istri pak Haris itu..." beliau terdiam seolah berat hati untuk meneruskan ucapannya.

"Kenapa buk?"

"Mantan istrinya itu suka keluyuran, berfoya-foya, mabuk-mabukan, juga tidak sopan pada pak Haris"

Sontak aku terkejut, sangat tak sebanding dengan om Haris yang sangat baik serta sopan.

"Kalau dia begitu kok bisa menikah dengan om Haris? Memang dulu semasa pacaran sikapnya tidak begitu?"

"Kami tidak tau mereka pacaran atau bagaimana, yang kami tau istri pertama pak Haris bukanlah pacarnya dulu, tiba-tiba saja dari Bogor pak Haris pulang sudah menikah"

Bukannya mendapat jawaban aku malah makin bingung. Jika mantan istrinya bukan pacarnya lalu mengapa mereka menikah? Kalau begitu kasihan dengan pacar om Haris, atau jangan-jangan om Haris selingkuh dari pacarnya? Atau pacarnya itu hanya cadangan baginya? Pikiran menerka-nerka membuat ku menjadi kesal pada om Haris.

"Hubungan mereka bagaimana setelah itu?" tanya ku lagi.

"Baik di dua bulan pertama pernikahan, seterusnya sifat asli istrinya terlihat, dia tidak sopan pada pak Haris, suka berfoya-foya, sering keluyuran tidak jelas, bahkan salah satu hotel pak Haris hampir bangkrut membayar hutang-hutang istrinya. Keluarga besar pak Haris datang marah-marah ingin mereka pisah, tapi pak Haris kasih kesempatan untuk istrinya itu berubah, juga sayang pada anak mereka jika mereka harus cerai" imbuh buk Sari dengan nada julid.

"Aku nggak pernah lihat anak mas Haris, bahkan saat kami menikah dia nggak ada, dia di mana?"

"Kata pak Haris anaknya ada di luar negeri, katanya sekarang sudah punya usaha penginapan kecil-kecilan" jawab buk Sari

Aku masih tidak srek, seolah ada yang mereka sembunyikan.

"Istrinya meninggal karena apa?"

"Kecelakaan"

"Oh, kasihan"

Ku rasa om Haris menduda selama tujuh tahun mungkin ia masih belum bisa melupakan mantan istrinya, ia pasti sangat terpukul.

"Mbak, kami permisi dulu yah, mau beres-beres" pamit mereka.

Aku kembali ke lantai atas, di anak tangga terakhir aku kembali teringat dengan mantan istri om Haris, aku pernah melihat fotonya di ruang kerjanya, mungkin ada album foto pernikahan mereka di sana. Aku pun kembali turun hendak keruang kerjanya.

Di anak tangga pertama dari bawah ku lihat seorang pria menyelonong masuk kedalam rumah.

"HEI!! KAU SIAPA!!?" pekikku berjalan kearahnya, ia berhenti. "Kamu maling yah!!?"

"Enak saja!"

"Benar kamu maling! MALING...!!" aku berteriak kuat-kuat, pria itu segera mendekat kearah ku. Betapa terkejutnya aku saat pria itu menutup mulut ku dengan tangan nya. Ku lepas tangannya lalu memberi satu pukulan ke wajahnya, ia pun terlempar hingga ke meja.

Pengantin Pengganti MamahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang