"Mas kembali ke hotel?"
"Nggak, mas mau sama kamu"
"Kalau begitu ayo tidur siang" ia mengangguk. Aku naik lebih dulu keatas tempat tidur di susul ia yang langsung memelukku berbaring di samping ku. "Tutup mata" titah ku ia pun menurut menutup matanya, tapi tangannya tak tinggal diam.
"Mas,,"
"Iya"
"Mau apa buka-buka itu?"
"Mau nen"
Benar-benar suami ku ini bak seorang anak kecil yang manja.
"Sudah jangan aneh-aneh, tutup matanya"
Ku usap rambutnya, ku kecup puncak kepalanya, ku topang pipiku di atas puncak kepala nya, seraya menepuk-nepuk pundaknya membantunya tidur.
Setelah memastikan ia tertidur, aku bangun meraih ponselku memesan sebuah dress untuk ku kenakan nanti malam bersamanya ke pesta anniversary salah satu teman dekatnya.
Tak butuh waktu lama pesanan ku datang kilat. Aku turun ke lantai bawah ke halaman depan mengambil pesanan ku yang di antar seorang kurir, lalu kembali lagi ke lantai atas.
Jam sudah menunjukkan pukul enam sore, hendak ku bangunkan om Haris untuk bersiap-siap juga.
Lagi aku terenyuh menatap wajah dewasa suamiku yang masih terlihat tampan yang tadi menangis bak anak kecil karena takut ku tinggalkan. Andai sedari dulu aku menerima lamarannya, pasti sedari dulu ku rasakan hari-hari ku di isi cinta dan kasih sayangnya, dan mungkin kami sudah memiliki anak, mungkin sudah ada dua seperti iklan keluarga berencana.
Tapi aku sedikit was-was, aku dan om Haris sering berhubungan, tak terhitung berapa kali ia membuang benihnya di dalam rahimku, tapi sampai sekarang aku belum hamil-hamil juga, padahal aku tak melakukan suntik KB, dan untungnya dulu di rumah bidan aku mendapat nasehat sehingga aku tak jadi melakukan suntik KB, ini saja tanpa hal itu aku belum hamil juga.
"Sore,." seru om Haris dengan suara parau membuyarkan lamunanku.
"Sore, bangun mas siap-siap, aku udah pesan baju yang bakal kita pakai"
"Iya mommy" sahutnya, aku sangat senang mendengar sebutan itu. tak bisa ku tahan senyum terukir di bibir ku saat ini. "Kenapa mommy hum?"
"Mas," ku turunkan tubuhku ke atas tubuhnya.
"Kenapa sayang?"
"Aku mau punya anak"
Ekspresinya terkejut, matanya membulat, menatap ku seakan tercengang.
"Ap-apa tadi?"
Ku putar sedikit wajahnya menyamping, mulutku ada pada daun telinganya. "Aku mau punya anak, hamilin aku" kembali ekspresi nya terkejut, hanya matanya yang berkedip-kedip seolah mencerna ucapan ku. "Haha... Ekspresi mas lucu"
Ku kecup pipinya lalu meninggalkan ia kedalam kamar mandi membersihkan diriku lebih dulu lalu berganti ia yang juga membersihkan dirinya.
"Mas ini bajunya, aku mau siap-siap dulu"
"Mau kemana?"
"Mau pakai baju"
"Di mana?"
"Di dalam kamar mandi"
"Kenapa nggak di sini saja"
"Aku mau ngasih mas kejutan nanti"
Dahinya mengkerut menatap ku dengan mata memicing.
"Baju kamu nggak aneh-aneh kan?"
"Nggak mas, kan aku bilang kita couple, aku juga pake jas kok kayak mas"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin Pengganti Mamah
RomanceBukannya menjadi anak tiri, aku justru menjadi istri bagi calon ayah tiriku.