Ku pikir aku harus berubah setelah menjadi istri om Haris untuk mengimbanginya yang dewasa, tapi ternyata aku salah. Justru ia yang bisa mengimbangi ku,. Bisa menjadi teman bercerita ku, teman bertukar pikiran, teman merasakan di perhatikan juga teman menyalurkan keinginan intim yang terkadang bergejolak.
Lagi dan lagi aku merasa beruntung menjadi istrinya, Haris Suami Tuaku hehe...
"Terima kasih pak" seruku pada pak Kuji yang menjemputku dari cafe.
"Sama-sama mbak"
Sesaat masuk kedalam rumah buk Sari langsung menyambut ku. "Mbak habis nangis?" tanya beliau terlihat khawatir, aku membalas dengan senyum menggeleng pelan. "Tidak ada apa-apa kan mbak?" tanya beliau lagi memastikan.
"Tidak buk, aku nggak apa-apa"
Aku pamit ke kamar atas hendak beristirahat, akan tetapi ucapan dari om Haris saya ingin kita bersama seperti malam itu terngiang-ngiang di kepalaku. Jujur saja aku merasa malu sendiri,. Bagaimana tidak, aku membalas cepat pulang, bukankah itu sama halnya aku mengatakan ayo.
Ku putus kan bersiap-siap saja, toh kami memang suami istri. lagipula pertama kali kami bercampur sudah dua mingguan, kurasa wajar jika ia merindukan hal itu.
Meski terkadang aku merasa om Haris seperti menginginkan hal tersebut dari gesture juga tatapannya, tapi tak mungkin ku beri begitu saja tanpa ia meminta, malu dong.
"Buk,.." panggil ku sembari menuruni anak tangga.
"Iya mbak" sahut buk Sari
"Ibu sibuk nggak?"
"Tidak mbak, kenapa?"
"Aku mau minta tolong di lulurin boleh?"
"Boleh mbak"
Ku bawa buk Sari ke kamar membantuku melakukan perawatan sekujur tubuh. Di mana canda dan tawa kami memenuhi kamar.
Beliau meluluri sekujur tubuhku hingga ke bongkahan bokong ku sekalipun, bahkan memberi pijatan juga membatu memotong kuku-kukuku, lalu membantuku keramas ala salon di dalam bak mandi,. Tentu saja wajahku tak lepas dari perawatannya.
Ku rasa ini rahasianya pak Ego kepincut dengan buk Sari yang lebih dewasa lima tahun darinya, beliau pintar merawat diri.
"Beres mbak" seru buk Sari terlihat letih.
"Makasih yah buk"
"Sama-sama"
Ku rasakan tubuhku lebih segar, kulitku terlihat lebih bersih juga cerah, terutama hmmm tubuhku wangi.
Tok! Tok! Tok!
"Kak..." panggil Reza dan Rezi di depan pintu, segera aku berpakaian sebelum membuka pintu. "Hmm kakak wangi banget" puji mereka mengendus ke arah ku.
"Namanya juga perempuan,. Kalian mau kemana?"
"Kami ada kerja kelompok kak di rumah Rini dengan teman-teman yang lain, mungkin kita pulangnya malam atau mungkin menginap"
"Oh yah sudah, hanya kerja kelompok yah jangan keluyuran"
"Iya kak,. Bilangin om Haris yah"
"Iya hati-hati, minta di antar sama pak Kuji yah"
"Iya kak"
Hanya tinggal aku dan pengurus rumah lainnya, tapi buk Ina libur hari ini, di susul pak Kuji setelah menjemput om Haris, buk Sari dan pak Ego katanya ada acara syukuran temannya nanti malam. Intinya hanya aku berdua nanti malam bersama om Haris.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin Pengganti Mamah
RomanceBukannya menjadi anak tiri, aku justru menjadi istri bagi calon ayah tiriku.