Bab 41. Salah Paham

21.5K 805 45
                                    

"Shafira itu nama mamah saya" jawab ku lampang semua tamu terdiam. "Iya, yang tertulis di undangan itu pernikahan antara mas Haris dengan mamah saya" tamu-tamu terheran-heran.

"Maksudnya kamu menyela mamah mu dan menikah dengan Haris yang seharusnya menjadi ayah tirimu? kenapa?" tanya tamu yang lain.

"Karena mamah saya sakit dan lumpuh. Yah, saya menjadi pengantin pengganti mamah saya untuk mas Haris"

Semua tamu tercengang.

"Jadi pernikahan kalian terpaksa? Dan kedekatan kalian hanya setingan atau bagaimana?" tanya tamu yang lain.

"Pernikahan kami awal nya memang karena terpaksa. Tapi kedekatan kami nyata dengan adanya cinta kini, dua bulan menjadi istri mas Haris cinta itu tumbuh"

"Apa kamu tidak merasa kamu mengkhianati mamah mu"

"Tidak" jawabku lampang

"Kenapa begitu, Haris dan mamah mu kan hampir menikah"

"Hampir, dan bukan telah menikah"

Mereka terdiam tapi tampak masih belum respect padaku. Bahkan beberapa dari mereka saling senggol mencibir ku dengan suara cukup keras.

"Lalu bagaimana dengan cinta mereka, apa kamu tidak risih mencintai pria yang pernah di cintai mamah mu dan mencintai mamah mu juga"

"Saya tidak pernah mencintai Shafira selaku ibu kandung Tamiana istri saya, dan Shafira ibu kandung istri saya juga tidak mencintai saya" sela om Haris menerangkan, semua tamu makin keheranan. "Jika kalian ingin mendengar nya akan saya katakan semua nya dengan senang hati" imbuh om Haris, mereka duduk lebih tegap di kursi mereka.

Om Haris mulai menceritakan satu persatu kejadiannya, mulai dari pertama kali ia melihatku, pertama kali melamar ku, hingga kedua kali melamar ku,. Juga hutang piutang keluarga ku yang membuatnya hampir menikah dengan mamahku, hingga aku yang menggantikan posisi mamahku menjadi pengantin pengganti, dan hingga saat ini kami sama-sama saling mencintai.

"JODOH!!" Pekik wanita pemilik acara mengusap air matanya naik keatas panggung memeluk ku. "Mungkin banyak yang kagum pada pernikahan saya dan suami saya yang awet hingga saat ini,. tapi hubungan yang patut di apresiasi hubungan mereka" sambungnya bermaksud aku dan om Haris.

"Kenapa saya katakan demikian,. mereka sama-sama berkorban menjadi pasangan untuk kebahagiaan orang lain. Haris melindungi Tami,. begitupun Tami, dia berkorban demi kebaikan kedua adiknya, Jumat perawatan mamahnya, dan tentunya kebaikan dua keluarga"

Ku lihat beberapa tamu mengangguk, banyak di antara mereka terutama wanita menangis.

"Siapa sangka, lamaran yang di tolak enam tahun silam bahkan sebanyak dua kali di terima dengan cara yang tidak biasa. Itu lah takdir, tidak ada yang tahu, semua itu rencana tuhan dan telah di atur olehnya. Dan kini saya melihat mereka lambang jodoh tak kemana. Dan cinta itu tidak memandang usia, karena sejatinya wanita ingin di hargai dan cintai, dan Tami mendapatkan itu dari Haris suaminya. Pengorbanan dan ketabahan Haris di hadiahi pasangan yang sedari awal memang Tami yang dia inginkan"

Aku menangis terharu. Kini semua pasang mata menatapku seraya tersenyum. Aku berharap tak ada lagi yang mempertanyakan perihal mengapa kami bisa menikah, ataupun tentang aku yang menjadi pengantin pengganti mamah ku.

Begitu acara usai, kami tak hentinya mendapatkan doa dari para tamu yang bersama kami keluar meninggalkan gedung acara. Mereka mendoakan pernikahan kami langgeng dan segera di karuniai seorang anak,. Yah memang hal itu yang ku harapkan.

"Kenapa sayang,?" tanya om Haris mengusap puncak kepalaku. Kini kami berada di dalam mobil.

"Aku lega mas melihat semua tamu yang hadir tadi menerima kisah di balik pernikahan kita tanpa ada yang mencela"

Pengantin Pengganti MamahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang