Bab 40. Romantic Couple Of The Year

21.8K 835 16
                                    

Kami di sambut sangat ramah oleh pemilik acara. Ku ingat pemilik acara tersebut hadir di pernikahan ku dan om Haris.

Di pesta itu aku di kenalkan pada semua teman-teman om Haris, dari wanita hingga pria, mereka tak hentinya memujiku.

Di sana aku bertemu lagi dengan wanita yang pernah memeluk om Haris di hotel waktu itu.

"Mas Haris...!!"

Panggil wanita itu sembari berjalan cepat kearah kami dengan seorang pria paruh baya di sampingnya.

Ku cubit pinggang om Haris yang memberikan senyumnya.

"Kalau dia sampai peluk mas, mas nggak boleh peluk aku selama sebulan" ancam ku.

Om Haris tergemap menelan ludah nya kasar menatap wanita yang tersenyum sumringah makin mendekat kearahnya seraya membentangkan kedua tangannya seperti seekor tokek yang akan hinggap di tubuh suamiku.

"Mas Haris,!" seru wanita itu lagi makin mendekat, sebelum kedua tangannya hinggap ke tubuh suamiku, om Haris menahannya, menurunkan kedua tangan wanita itu menggantinya dengan bersalaman, di mana ekspresi wanita itu tampak kebingungan.

"Ku bilang juga apa, jangan peluk suami orang di samping istrinya" sahut pria yang datang bersama wanita itu, mungkin suaminya. Ia dan om Haris berpelukan ala pria tampak mereka sangat dekat.

Wanita itu menatapku tak sopan, ia pikir aku takut, ku balas menatapnya tajam menaikkan salah satu alisku.

"Mas, istrimu judes banget ke aku" adunya dengan nada manjanya, padahal ia yang duluan menatap ku seakan mencari lawan.

"Dia nggak judes, memang karakternya begitu" sahut om Haris

"Nggak judes, kamunya saja yang menye-menye" sela suaminya. "Mas suka lagi dengan karakter nya Tami. tenang, kalem, dan nggak centil juga nggak teriak sana-sini, cantik lagi orang nya"

Ku balas senyum pujian dari pria itu, lalu tiba-tiba om Haris menarikku ke belakang nya.

"Haha... Cemburuan Lo bro, gue muji bini Lo bukan mau ngambil, gini-gini bini gue berharga kok" candanya pria itu. "Eh, satu genk jaman kuliah ada di sana nyariin Lo yuk, Tami bareng Nuri dulu deh" sambung nya.

"Mas tinggal sebentar yah, kamu sama Nuri dulu" ucap om Haris mengiyakan ajakan teman nya

"Aku ikut yah"

"Nggak ada perempuan, nanti kamu di godain nanti"

"Kan ada mas yang jagain aku"

"Mas takutnya nanti lepas kendali terus menghajar mereka yang mengganggumu"

"Ya udah deh, jangan lama-lama yah, aku nggak kenal siapa-siapa di sini"

"Iya sayang, ini ada Nuri"

Om Haris bersama suami dari wanita centil bernama Nuri yang ada di hadapan ku saat ini pergi menemui teman mereka.

Mbak centil bernama Nuri ini kelihatannya juga masih muda dari suaminya, usianya mungkin belum ada 40 tahun. Bukannya kami mengobrol atau bertegur sapa kami saling menatap sinis.

"Ngapain kamu lihatin aku!?" tanya nya ketus, tak ku jawab makin ku tatap ia tajam sambil mengetatkan rahangku.

"Ma-mas,.! aku ikut..!"

Ia pun pergi, takut mungkin.

Ku cari meja yang kosong. Aku duduk seorang diri sembari menikmati camilan yang ada, tapi sayangnya aku merasa tak nafsu dengan semua menu yang ada, malah aku kepengen nasi goreng buatan buk Ina, juga es jeruk buatan buk Sari.

Pengantin Pengganti MamahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang