Bab 45. Rencana Bercamping

20.3K 748 16
                                    

Setelah makan malam om Haris dan kedua adikku berada di ruang tengah menonton sebuah film, aku di dapur bersama buk InSar membantu mereka, lebih tepatnya aku hanya mengobrol saja, mereka mana mau membiarkan ku melakukan pekerjaan rumah.

"Yah sudah ibu istirahat yah" ucapku pada mereka, mereka bubar ke kamar mereka masing-masing di bagian belakang, aku pun bergerak ke ruang keluarga.

"Lagi nonton apa?" tanya ku duduk di tengah tawa mereka yang bersahut-sahutan.

"Film komedi sayang" sahut om Haris.

Aku duduk di samping om Haris, kami berada di atas kursi berbentuk L, kedua adikku duduk di depan meja agar lebih dekat menikmati film.

"Camping yuk" ajakku sesaat film terjeda akan iklan, kedua adikku menoleh begitu pun om Haris.

"Camping, tumben, kemana kak?" tanya Rezi

"Besok sore gimana? Minggu sore kita pulang" Reza juga Rezi saling tatap lalu menatap om Haris, om Haris menatapku. "Apa?" aku bingung dengan tatapan mereka.

"Kak ini musim hujan loh" sahut Reza

"Betul itu, kakak kalian mungkin ingin kita camping di atas lumpur" timpal om Haris.

Lagi aku merasa lesu, ada-ada saja alasannya, bahkan kedua adikku juga terlihat tak berniat pergi, kenapa hanya aku yang bersemangat.

"Yah udah deh" aku berdiri dari dudukku hendak ke kamar. "Aku ajak buk Ina atau buk Sari aja deh, pasti salah satunya mau menemaniku hiks.. hiks.." aku berpura-pura sedih.

"KITA IKUT!!" seru mereka segera.

"Udah janji yah" ku pegang ucapan mereka sebagai sebuah janji, mereka mengangguk mengiyakan.

Aku meneruskan langkah keatas kamar, aku mulai mencari perlengkapan untuk berkeping melalui internet. Aku juga berencana menyewa sebuah mobil camper van.

Setelah ku pilih beberapa perlengkapan, ku pilah-pilah yang terpenting saja, ku catat sebagai memo untuk berbelanja besok.

"Lagi ngapain sayang,?" tanya om Haris berdiri di belakangku, dimana aku duduk di depan meja rias, aku tak menyadari kapan ia masuk.

"Ini persiapan untuk berbelanja besok" ku perlihatkan memo yang ku catat di ponsel ku.

"Kamu memang ingin sekali yah camping?"

"Mas, nggak mungkin aku setengah-setengah, aku aja udah siapin semua ini, kenapa,!? mas mau nyari alasan lagi!?"

Ku tatap ia kesal mewanti-wanti jikalau ia beralasan lagi. Ia justru mencubit pipi ku.

"Kamu kenapa sih jadi nggak percayaan sama mas"

"Bukan nggak percaya tapi mas tuh rentetan keraguannya panjang banget"

"Iya, jadi kok, tapi tumben kamu ingin sekali dengan sesuatu"

"Nggak tau juga, aku pengen ngerasain udara segar dekat sungai atau danau, di bawah langit cerah jauh dari hiruk pikuk kota"

Ku beri gesture pada setiap ucapan ku. Entah mengapa aku sangat bersemangat ingin ber camping, padahal aku orang yang tipikalnya hanya satu arah. kerja rumah, kerja rumah. Tapi kali ini aku sangat bersemangat untuk berada di luar rumah.

"Kamu seperti orang ngidam saja"

Aku menoleh pada om Haris yang mengucapkan kalimat itu, aku tersenyum sumringah mengucapkan aamiin dalam hati, ada perasaan di dalam hatiku berdecak menggelitik perutku.

"Kenapa lagi hum?"

"Mas,,."

Ku sentuh kedua tangan nya, mengerucutkan bibirku, sedikit menengadah menatapnya ingin meminta sesuatu lagi yang sudah-sudah.

Pengantin Pengganti MamahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang