Seakan tak punya malu Larissa itu makin gencar mendekati suamiku dengan berbagai alasan mendatangi hotelnya. Padahal ia sudah seminggu di berhenti dari mengajari kedua adikku.
Tin!
"Buk pak Haris menerima tamu perempuan di ruangannya"
Pesan dari salah satu pegawai hotel om Haris, aku sengaja memintanya selalu menghubungiku jika suamiku di dekati wanita lain di lingkungan Hotel.
Ku kirimkan foto Larissa untuk memastikan kekhawatiran ku akan wanita yang ia maksud.
"Iya buk, itu orangnya"
Tanpa berpikir panjang aku segera ke hotel ingin menangkap basah mereka, aku sudah muak, aku tak tahan lagi terus di tuduh tak setia sedangkan dirinya lah yang seperti itu.
Hanya butuh beberapa menit saja aku tiba di antar pak Kuji. Aku segera turun menghampiri pegawai yang ku suruh.
"Perempuan itu masih ada?" tanya ku
"Iya buk, masih di ruangan pak Haris"
Aku berjalan cepat menuju ruangan om Haris, saat ini aku lupa jika aku tengah hamil, ku rasa anakku pun ingin aku cepat-cepat menyelamatkan ayahnya yang tengah labil itu dari godaan Larissa kunti.
Tanpa mengetuk segera ku buka pintu dan aku di suguhkan pemandangan menyakitkan, dimana Larissa memeluk suamiku dari belakang.
Mereka segera menoleh, Larissa itu masih bak makhluk halus yang masih menempeli suamiku tak malu-malu.
"Tami, ini nggak seperti yang kamu lihat" sangkal om Haris melepaskan tangan Larissa dari tubuhnya. Ku ambil langkah mendekati mereka..
Plak!
Plak!Ku beri dua tamparan di pipi kiri dan kanan Larissa dengan keras hingga ia tersungkur ke lantai.
"Mas..!" panggil Larissa segera bersembunyi di belakang om Haris.
"SINI KAMU PELAKOR!!" kembali aku mendekatinya.
"Tami tenang" bujuk om Haris
"MINGGIR MAS!!" ku singkirkan tubuh om Haris hingga ia terhempas ke dinding, dan ku jambak rambut Larissa itu menyeretnya keluar dari ruangan suamiku.
"Tami hentikan" pinta om Haris
"MAS DIAM!!" ku tunjuk om Haris supaya diam saja tak mencampuri apa yang ku lakukan.
"Mas tolong" pinta Larissa memohon meringis kesakitan.
Ku seret ia hingga kami menjadi tontonan tamu-tamu hotel juga para pegawai. Lalu ku lemparkan ia tepat di depan pintu masuk, semua orang berhenti menonton kami bahkan ada yang merekam dengan ponsel mereka.
"SEKURITI...!!" panggilku pada keamanan.
"Iya buk"
"BAWA PELAKOR INI PERGI DARI SINI!! DAN JANGAN PERNAH MEMBIARKAN DIA MENDEKAT KE HOTEL!!"
Larissa segera di bawa oleh dua keamanan meninggalkan hotel, sedangkan aku masih marah hebat, dadaku kembang kempis saking marahnya hingga nafasku rasanya sesak, perutku mulai sakit bertambah-tambah. Beberapa tamu juga pegawai menghampiriku membantuku.
"Tami kamu nggak apa-apa?"
Om Haris menahan ku yang hampir jatuh, aku di bawanya ke mobil, segera ke rumah sakit tapi aku menolak, aku hanya ingin pulang saja.
"Stop mas"
"Kenapa?"
"Tolong tepikan mobilnya"
"Tapi kamu...
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin Pengganti Mamah
RomansaBukannya menjadi anak tiri, aku justru menjadi istri bagi calon ayah tiriku.