Bab 70. Foto Bersejarah

29.9K 998 6
                                    

Hingga kini hubungan ku makin harmonis bertambah romantis bersama om Haris, kesalahpahaman yang sempat terjadi antara kami cukup kami dan seisi rumah saja yang tahu, dan menjadi rahasia kami dari siapapun termasuk dari keluarga besar kami.

"Nggak terasa yah nak tujuh bulanan mu baru saja selesai, semoga kamu dan cucu ibu baik-baik selalu menuju persalinan" ucap ibu mertuaku, kami pulang ke bogor melakukan acara tujuh bulananku.

"Aamiin,." sahut ku

Saat sedang sibuk-sibuknya semua orang tak membiarkan ku membantu mereka sedikit pun, mereka terus menyuruhku beristirahat atau melihat mereka beres-beres saja.

Karena tak berbuat apa-apa, aku hendak mencari kesibukan lain.

"Mau kemana Tam?" tanya Mila sembari menuruni anak tangga.

"Nggak mbak, aku bingung mau ngapain, aku nggak di bolehin ngapa-ngapain"

Mila mempercepat langkahnya menghampiri ku.

"Kenapa nggak liat foto-foto pengantin kalian saja"

"Iya yah, setelah menikah aku nggak pernah liat foto pengantin ku dengan mas Haris"

"Ayo, ada banyak album foto di ruang baca, terutama foto masa muda suamimu"

"Wah itu yang terutama"

Luna tertawa.

Sesampainya di sebuah ruangan perpustakaan mini yang terletak di bagian belakang, Mila mengambil beberapa album foto pengantin, dari foto pengantinnya juga Mila, juga beberapa album foto lainnya.

"Foto pengantin mbak Rivi ada?" Tanyaku penasaran.

"Kita nggak pake jasa fotografer waktu itu, nggak penting, satupun fotonya di rumah ini nggak ada"

Di antara banyaknya album foto, aku tertarik dengan album foto bersampul biru Navy yang tertulis Haris. Ku raih album foto tersebut, senyum mulai terukir di bibir ku tak sabar melihat masa muda suamiku,. Luna muncul ikut bergabung, ia duduk di sampingku bersama-sama melihat foto-foto masa muda kakak mereka.

Ku singkap kertas tebal sebagai pembuka album tersebut, di mana senyumku kian mengembang.

Aku tak menyangka saat anak-anak om Haris terlihat imut, badannya montok, juga kedua pipinya gembul.

Beranjak remaja ketampanannya mulai terlihat masih imut-imut tembem.

Dan mulai memasuki jaman sekolah lebih tepatnya jaman SMA, ketampanannya bertambah, tubuhnya juga mulai terbentuk, proporsional.

Dan di jaman-jaman kuliah, tampilannya yang berwibawa mulai terlihat. Tanpa bisa ku tahan senyum ku tak pernah hilang terus menatap foto masa muda suamiku.

"Tami liat foto ini deh, ini album foto kita sekeluarga dengan keluarga mu" ucap Mila

Aku sangat bersemangat ingin melihat bagaimana kedekatan keluarga kami, dan Luna menjelaskan setiap detail foto yang ku tanyakan.
Salah satu foto di album tersebut terselip foto pengantin mamahku dengan papah ku yang di dampingi keluarga besar kamil berfoto bersama.

Di foto itu m Haris mungkin masih duduk di bangku SMA. Luna masih remaja, dan Mila Masih sangat muda mungkin usianya antara 11 tahun atau 12 tahunan mungkin.

Luna kembali menyingkap lembaran album foto tersebut, lagi aku tertuju pada foto masa muda suamiku dengan setelan kemeja, usianya pasti sudah lebih dari 20 tahunan.

Tak ku sangka makin dewasa suamiku ia makin terlihat tampan dan berkharisma. Di foto itu ia menggendong seorang anak yang mungkin berumur 3 tahunan, ia menggendong balita itu juga terlihat berinteraksi dengannya, senyum lebar om Haris terukir pada balita yang ia gendong.

Pengantin Pengganti MamahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang