Bab 44. Mau Anak

22.8K 772 29
                                    

Ku rasa masuk akal ucapan om Haris mengingat usianya hampir kali dua usiaku,. Mungkin reproduksi seusianya tak menjanjikan lagi atau bagaimana?

Tapi masih banyak kok kasus dimana seorang kakek-kakek membuat hamil wanita muda, om Haris tak setua itu juga, ia belum bisa di kategorikan lansia.

Ku rebahkan tubuhku berbaring di atas ayunan pada balkon kamar, menatap langit cerah berawan sembari mengusap perutku berandai-andai di dalam ada sebuah kehidupan. Makin ku masuki khayalan itu, ku rasakan hal itu terasa nyata, aku benar-benar bisa merasakan khayalan itu terasa nyata.

Aku kembali bangun turun ke lantai bawah menemui buk Ina juga buk Sari.

"Ibu, ibu, ibu," panggilku sembari berlari kecil pada kedua pengurus rumah om Haris yang ku anggap seperti keluarga ku sendiri.

"Mbak kenapa?"

Mereka terlihat khawatir memperhatikan seluruh tubuhku takut aku kenapa-kenapa mungkin.

"Aku nggak apa-apa buk, aku mau tanya"

"Ya ampun mbak, kami pikir mbak kenapa lari-larian,. Ada apa mbak?"

Ku pastikan terlebih dahulu om Haris tak ada di sekitar kami. "Buk sini" panggil ku berbisik, mereka mendekat ke arahku. "Ibu tau ramuan herbal untuk membantu reproduksi mas Haris agar lebih subur"

Mereka saling tatap lalu tertawa terbahak-bahak.

"Mbak, mbak, kami pikir apa, kenapa memang?" tanya buk Sari

"Aku sama mas Haris pengen punya anak, tapi kata mas Haris sulit, katanya itu pengaruh dari usianya yang nggak muda lagi, nggak bisa ber reproduksi baik katanya"

Mereka berpikir keras. "Sebenarnya pria biarpun sudah tua kalau memang sehat masih bisa buat anak kok nak" terang buk Ina. "Tergantung sih seberapa sering berhubungan juga sesering mungkin pak Haris membuang benihnya"

Aku mengingat bisa di bilang kami sering melakukannya, bahkan hingga beberapa kali dalam sekali cumbuan, om Haris juga tak pernah membuang benihnya di luar.

"Mungkin karena gejala stress" imbuh buk Sari.

"Stres?"

"Iya, stres mungkin pemicunya, benih pak Haris jadi tidak berkualitas membuat mbak mengandung, apa lagi kan pak Haris memiliki 5 hotel, otomatis kesibukannya berlipat-lipat" sambungnya. Aku manggut-manggut, benar juga, om Haris orang yang sangat sibuk.

Sudah lah, ku serahkan saja pada yang maha kuasa, aku juga tak mau nantinya om Haris sedih atau tersinggung jika ku bahas hal ini terus.

"Kenapa tidak coba honeymoon ke luar negeri saja mbak, selama menikah kan kalian tidak pernah keluar jauh-jauh" saran buk Sari

"Iya juga yah,. Makasih sarannya buk"

"Sama-sama"

Aku kembali ke kamar hendak menemui om Haris untuk mengatakan ide dari buk Sari tadi.

Cklet

"Mas ngapain!?" Pekikku terkejut sesaat membuka pintu melihat ia membentang handuknya tertunduk melihat kejantanannya. segera ia kembali melilitkan handuk ke pinggulnya.

"Ng-nggak, it-itu mas periksa"

"Kenapa? sakit? Kejepit resleting?"

"Nggak, cuma mau lihat masih kuat nggak dia yah"

"Kuat, kuat banget" ku ambil pakaian kotornya.

"Iya?" ia memelukku dari belakang.

"Iya, aku saksi dan korbannya, lepas dulu aku mau bawa baju mas ini turun"

Pengantin Pengganti MamahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang