Arleta?

13.8K 692 12
                                        

Masih pagi tapi Adam sudah mondar-mandir dengan perlahan di depan ranjangnya. Satu tangannya memegang buku yang dibaca dan tangan yang lain mendorong tiang infus. Sementara Afra masih tidur dengan nyenyak plus damai di atas ranjang Adam.

Ya, semalam Adam memang memindahkan gadis itu dari sofa ke ranjangnya dan memakaikan selimutnya. Sementara dirinya malah meringkuk kedinginan di sofa sampai pagi.

Tak sengaja dia melihat bagian belakang hijab Afra yang tersingkap dan memperlihatkan sedikit lehernya. Perlahan Adam berjalan mendekat dan menarik ujung hijab Afra agar kembali menutupi lehernya dengan baik.

Sebagai asisten, sungguh Afra agak lain karena masih tidur saat tuannya sendiri sudah bangun. Tidur di ranjang yang seharusnya untuk tuannya dan memakai gaya tidur bebas pula seakan-akan sedang tidur di atas kasurnya sendiri. Satu tangan di atas dahi, satu tangan lagi di atas kepala, mulut terbuka, kaki ke sana kemari. Tak jarang menendang selimut yang membuat area badannya tersingkap. Alhasil Adam yang harus mempertebal kesabaran. Berjalan mendekat lagi untuk membenarkan letak selimut agar menutupi tubuh Afra. Melawan keinginannya sebagai pria normal yang tentu saja suka melihat bagian tubuh perempuan yang terbuka.

Tiba-tiba pintu terbuka membuat Adam yang tengah membaca sambil berjalan pelan di depan ranjangnya itu mendongkak. "Oh ... Ayah?"

Bukannya fokus pada Adam, Arka malah terkejut melihat pemandangan yang ada di hadapannya. Putranya yang sedang sakit tengah berdiri di depan ranjang, sedangkan ranjang justru diisi oleh Afra yang tidak sakit.

"Lah, kenapa Afra di tempat kamu?"

"Aku tidur di sofa," jelas Adam sebelum ayahnya beranggapan lain.

"Kenapa kamu tidur di sofa?"

"Afra kelelahan menemani aku kemarin. Dia kurang istirahat. Biarkan saja dia tidur dulu."

Arka hanya sanggup angguk-angguk kepala mendengar penjelasan putranya. Diam-diam dia sangat terkejut mengetahui fakta bahwa Adam akan memiliki tingkat kepeduliaan setinggi itu. Tak disangka, pikirnya.

Tak lama beberapa pelayan pun ikut datang membawa sarapan. Meskipun sarapan disediakan pihak rumah sakit dengan berbagai pilihan yang dapat dipilih, tapi pelayan dari rumah Adam tetap menyediakan makanan.

"HAH?" Bunga shock melihat Afra tidur dengan begitu bebas di atas ranjang Adam. Belum bangun pula saat Adam sudah bangun dan Arka bahkan sudah tiba di sana.

Hendak membangunkan, Adam yang menahannya lebih dulu. "Gak usah dibangunkan! Biarkan saja! Nanti tolong bawakan selimut dan bantal tambahan untuk Afra."

"Seharusnya kamu tidak melakukan hal ini Adam! Kamu yang sakit. Fokus dulu dengan kesehatanmu, bukan peduli pada orang lain yang jelas-jelas sehat!" Bunga tak takut memarahi Adam di depan Arka yang tengah menyantap sandwichnya itu.

Adam menghela napas jengah. "Hah ...." Dia malas berurusan dengan Bunga.

Tiba-tiba Afra bangun dan beberapa saat masih mengamati sekitar lantaran bingung dengan keberadaannya. Tidur di mana dan berakhir bangun di mana. Sangat membingungkan. Begitu bangun dan menatap lurus, dia mendapati Adam dan Arka tengah duduk di ruang tamu sambil menyantap sarapan. Lebih terkejut lagi mengetahui dirinya berada di atas ranjang Adam.

"HAH ...." Dia menutup mulut dengan kedua tangan.

Arka yang nenoleh lebih dulu mendapatinya tengah terbelalak dan bingung harus bertingkah apa.

"Selamat pagi. Sudah bangun Afra?" sapa Arka membuat Adam yang tengah membaca pun sekilas menoleh mendapati wajah Afra yang super berminyak dan terdapat kotoran di sudut mata khas bangun tidur. Tak lupa hijab dengan kemiringan sempurna dan baju yang berantakan. "Bersih-bersihlah dulu dan mari ikut sarapan bersama kami."

Pengasuh Mr. A (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang