04.00 WIB
Adam mengerjapkan matanya mendengar alarm di atas nakas. Perlahan dia membuka matanya dan bangkit dari posisi berbaring. Terlalu pagi baginya untuk bangun, karena tak biasanya dia bisa bangun pada jam tersebut.
Setengah memaksa dirinya, dia menuju toilet untuk membersihkan diri sebelum berganti pakaian mengenakan sarung, baju takwa, jaket untuk menghalau dingin menuju masjid, dan tak lupa pecinya.
Sehari-hari dia sudah shalat empat kali sehari. Rasanya tanggung sekali kalau tak menyempurnakannya menjadi lima, pikirnya. Alhasil dia bertekad ikut mengerjakan shalat subuh. Meskipun masih ingin tidur ditambah udara pagi yang sangat dingin. Tapi entah kenapa, ada semangat baru dalam dirinya untuk menjalani hari dan pikiran yang rasanya sangat tenang. Jauh dari segala kekhawatiran.
Saat sampai di masjid, adzan baru saja dikumandangkan. Beberapa orang berbondong-bondong masuk ke dalam masjid. Menyambut panggilan untuk mengerjakan ibadah yang merupakan tiang agama.
Adam masuk ke dalam masjid dan melihat Fahrizal tengah duduk di sana sambil menjawab adzan. Entah sudah dari jam berapa pria itu di masjid, tapi Adam merasa lebih bersemangat saat bertemu dengannya.
"Adam?" Fahrizal tak dapat menyembunyikan wajah bahagianya saat melihat Adam tiba-tiba duduk di sampingnya. Adam hanya membalas senyumnya.
Beberapa anak-anak remaja masjid juga mulai berdatangan termasuk Aziz yang sehari-hari pastinya sangat lelah, tapi tetap datang untuk shalat tepat waktu. Adam baru tahu, bahwa selama ini hanya dirinya yang tak mengerjakan shalat subuh. Mendadak dia malu dengan dirinya.
Setelah adzan berakhir, Fahrizal dan teman-temannya mengerjakan shalat sunnah dua rakaat yang merupakan shalat sunnah qobliyah subuh atau shalat sunnah fajar. Sedangkan Adam hanya diam di tempat.
Setelah shalat sunnah, Fahrizal menoleh ke arah Adam. "Gak mau shalat sunnah dulu, Dam?"
"Hah?" Adam bingung.
"Shalat sunnah qobliyah subuh atau shalat sunnah fajar itu salah satu amalan yang kita dianjurkan untuk menjaganya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam saja sangat menjaga shalat ini, bahkan ketika dalam kondisi safar, beliau shallallahu 'alaihi wasallam tetap melakukannya. Karena besarnya keutamaan shalat ini."
Sebagai orang yang suka belajar hal baru, Adam penasaran. "Oh ya?"
Fahrizal mengangguk. "Dikatakan oleh 'Aisyah,
"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidaklah menjaga shalat sunnah yang lebih daripada menjaga shalat sunnah dua rakaat sebelum subuh." (HR. Muslim no. 724)
"Kenapa? Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Dua rakaat fajar (shalat sunnah qobliyah shubuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya." (HR. Muslim no. 725)
Adam angguk-angguk kepala. "Aku baru tahu. Terima kasih, Fahri." Dia berdiri mengerjakan dua rakaat shalat sunnah qobliyah.
Tak lama ikamah dan mereka mengerjakan shalat subuh berjamaah. Suasananya tenang di pagi buta. Sangat menenteramkan bagi Adam. Dia rindu perasaan itu. Perasaan yang tak dia temukan di manapun.
Setelah shalat dan berdzikir setelah shalat serta tak lupa melakukan dzikir pagi, semua jamaah mendengarkan kultum singkat dari Ustadz Subhan yang merupakan salah satu pembina di masjid tersebut.
"Kita lahir di dunia bukan hanya sekadar lahir, tumbuh, bersekolah, memiliki pekerjaan, menikah, memiliki anak, membesarkan anak, dan wafat begitu saja. Sekali lagi, kita hidup di dunia ini bukan hanya tentang melakukan siklus tersebut.
"Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
"Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?" (QS. Al Mu'minun : 115)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengasuh Mr. A (TAMAT)
Tâm linh#Karya 16 📚 PART LENGKAP Pekerjaan : Pengasuh Benefit : 1. Gaji dua digit + tunjangan 2. Makanan terjamin 3. Tersedia tempat tinggal full fasilitas "Ini jagain cucunya presiden, ya?" tanya Afra. Pekerjaan pengasuh dengan gaji fantastis itu sangat...