Bertemu Lagi

5.4K 343 14
                                    

Afra masih berjongkok dengan tatapan kosong sambil melihat kondisi ban motornya. Cahaya mobil yang baru tiba dan menyinarinya pun tak dihiraukannya.

Adam turun dari mobilnya diikuti oleh kucing kesayangannya berbulu abu-abu yang bak pengawal setianya yang bernama Lucky. Kucing itu berlari ke arah Afra dan menggosokkan badannya ke kaki Afra membuat gadis itu tersadar dari lamunannya.

"Lucky?" Afra segera mengelusnya dengan lembut sebelum mendongkak menatap Adam yang sudah berdiri di sampingnya. Pria itu pun menatapnya sejenak sebelum melepaskan jaketnya menyisakan kaos hitam dan memakaikan jaketnya kepada Afra. Tangannya menepuk-nepuk pundak Afra. Merindukan gadis itu tapi bingung cara mengungkapkannya.

"Aku sudah menghubungi orang yang akan mengurusnya. Sedikit lagi mereka ke sini. Masuklah ke mobilku. Aku antar pulang."

Afra menatapnya cukup lama dalam diam seolah menyiratkan banyak makna. Setelah dia sendiri yang memilih meninggalkan Adam, menolaknya, dan pria itu masih mau datang membantunya saat dia terluka, pikirnya.

Adam malah sedikit terpaku pada wajah Afra yang terlihat sedih dengan mata bengkak dan hidung memerah seperti baru selesai menangis. "Apa kamu menangis karena hal seremeh ini? Astaga ... apa kamu pikir bengkel motor di planet ini sudah punah?" Diam-diam Adam tak tega, karena Afra hampir tak pernah menangis selama bersama dengannya.

Afra tetap saja menatap pria itu dengan posisi berjongkok.

"Masuklah ke mobil. Memangnya kamu gak kedinginan di sini?"

"Terima kasih sudah datang. Maaf merepotkanmu."

"Hm." Sejujurnya Adam malah senang dibutuhkan oleh Afra. Dini hari pun dia akan datang kalau Afra yang memintanya. "Ayo pergi!"

Afra menggendong Lucky dan mengekori Adam menuju mobil. Pria itu dengan sigap membukakan pintu mobil untuknya sebelum ikut masuk ke mobil dan memakai sabuk pengamannya.

Sepanjang perjalanan, Adam fokus menyetir. Tak banyak bicara dan ekspresinya datar seperti biasa. Afra yang mencuri-curi pandang ke arahnya lantaran tak enak hati.

"Ini jam tidurmu. Sekali lagi, maaf merepotkanmu." Kepalanya sedikit menunduk bersalah dan mengelus Lucky yang ada di pangkuannya.

"Gak masalah." Adam tetap fokus menatap ke depan. "Jadi ... apa yang membuatmu bisa di jalanan malam ini?"

"Aku mencari udara segar." Suara Afra mulai terdengar serak. Tiba-tiba dia menangis membuat Adam yang meliriknya sekilas itu malah heran bercampur khawatir.

"Apa ada sesuatu yang terjadi? Kamu ... bisa menceritakannya kepadaku kalau kamu mau."

Afra menggeleng. "Aku ... sedikit ... malu." Tangannya naik menghapus air mata di pipinya.

"Kamu berkelahi dengan pacarmu?" tebak Adam.

"Lebih buruk dari itu. Kami ... putus."

Adam sedikit terkejut meskipun berusaha menjaga ekspresi tenangnya. Harusnya dia senang, tapi nyatanya dia ikut sedih karena hal itu pasti sangat menyakiti Afra, pikirnya.

"Kamu pasti gak sedang baik-baik saja."

"Ya ...." Afra semakin menunduk sedih. "Aku yang memutuskan dia."

"Kenapa? Bukannya kalian sudah pacaran cukup lama?"

"Kami pacaran tiga tahun. Dua tahunnya dia isi dengan selingkuh. Sekarang selingkuhannya hamil dan dia janji untuk menikahinya."

Adam yang paling malas peduli pada urusan orang lain pun ikut kesal mendengarnya. "Kenapa kamu butuh dua tahun baru menyadari kalau dia selingkuh? Bukannya ... perempuan itu sangat peka?"

Pengasuh Mr. A (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang