Berakhirnya Perjalanan

3.9K 228 9
                                    

Selama di Madinah, tak lupa mereka juga melakukan city tour di mana diajak berkeliling kota. Mengunjungi beberapa tempat penting seperti mengunjungi Masjid Quba. Masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Ustadz Ahmad terus memberikan penjelasan kepada mereka sepanjang perjalanan menuju masjid.

"Dari Usaid bin Zhuhair Al-Anshari radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

"Shalat di Masjid Quba', (pahalanya) seperti umrah." (HR. Tirmidzi, no. 324 dan Ibnu Majah, no. 1411. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Setelah shalat sunnah di Masjid Quba, mereka melanjutkan perjalanan ke kebun kurma. Begitu banyak orang di sana, tapi kebanyakan adalah jemaah Indonesia sehingga bahasa Indonesia terdengar di mana-mana. Ada banyak orang yang menjual suvenir dan lainnya, dan mereka membeli beberapa.

Aziz terpana dengan unta yang bisa dinaiki. "Kayaknya bagus Dam, kalau foto di situ."

Adam tersenyum. "Kamu mau naik? Insyaaah nanti saya fotokan."

Benar saja, Aziz menaiki unta dan Adam yang memotretnya dengan ponselnya. Karena Diman juga ingin, lagi dan lagi Adam yang menjadi tukang fotonya.

Setelah itu mereka juga berkunjung ke Gunung Uhud. Gunung yang terkenal dalam sejarah Islam.

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

"Uhud adalah salah satu dari gunung-gunung surga." (HR. Bukhari) (1)

Ustadz Ahmad sedikit menjelaskan tentang posisi Gunung Uhud sebelum mereka berjalan menuju Bukit Pemanah. Tempat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah menempatkan lima puluh orang sahabat pemanah.

Adam dan semua jemaah memperhatikan saat Ustadz Ahmad mulai menjelaskan tentang peristiwa Perang Uhud saat mereka berada di atas Bukit Pemanah. Menunjuk lokasi-lokasinya dengan tangannya sebelum terus menjelaskan kisah tentang pertempuran kedua umat Islam melawan kafir quraisy itu.

Ada perasaan haru, sedih, dan sejumlah perasaan lainnya yang sulit digambarkan. Adam mungkin bisa membaca kisah pertempuran itu di rumah, tapi mendengar penjelasannya secara langsung di Gunung Uhud membuat hatinya bergetar. Nama-nama terkenal seperti Hamzah radhiyallahu 'anhu, Khalid bin Walid radhiyallahu 'anhu, dan sejumlah sahabat lainnya disebut dalam kisah tersebut.

Ustadz Ahmad menutup kisah itu dengan berbagai pelajaran yang bisa diambil sekaligus sebuah kalimat yang sangat membekas bagi Adam dan para jemaah.

"Beberapa sahabat radhiyallahu 'anhum gugur, bahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam itu giginya patah, bibir bawah dan keningnya sobek, dan dua mata besi masuk melukai pipi beliau shallallahu 'alaihi wasallam ketika di uhud. Demi agar kita bisa merasakan manisnya iman, mendirikan shalat, dan menjalankan perintah agama di hari ini. Jangan sia-siakan pengorbanan itu!"*

Kalimat yang sangat menyentuh dan terus terngiang di benak Adam sampai saat berkunjung ke makam para syuhada Uhud, dan sepanjang perjalanan sekitar enam jam menuju Makkah keesokan harinya.

Saat pertama kali melihat Ka'bah, hanya air mata saja yang turun membasahi pipinya. Dia merasa bukan orang yang sangat taat dalam beragama, bahkan dosa-dosanya itu terus bermunculan seolah ada di depan pandangan matanya, tapi dia justru berkesempatan untuk menjadi tamu-Nya. Datang ke tanah yang diberkahi.

"Kalau kita sadari, banyak yang punya uang, tapi gak semua diberikan keinginan untuk umroh dan haji. Buktinya banyak yang memilih liburan ke tempat lain daripada ibadah haji dan umroh. Tapi ada yang penghasilan sehari-harinya gak seberapa, tapi punya keinginan kuat, doa terus, nabung bertahun-tahun karena rindu ingin ke tanah suci untuk melaksanakan ibadah haji dan umroh. Dan ... Allah Subhanahu wa Ta'ala benar-benar mewujudkan harapan dan doa mereka." Mengingat perkataan Fahrizal saat itu justru membuatnya sedih.

Pengasuh Mr. A (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang