Setelah hari itu, Adam banyak berubah. Mulai rutin melaksanakan shalat lima waktu. Subuh, maghrib, dan isya dia kerjakan di Masjid At-Takwa, sementara dzuhur dan ashar dilaksanakan di musala sekolah saat jam istirahat.
Banyak orang yang mengenalnya pun heran dengan perubahannya, termasuk Bunga yang tak menyangka Adam akan serajin itu. "Kenapa dia jadi rajin begitu?"
"Dam? Ayo ke kafetaria." Glenn menunggu di pintu kelas bersama rekan-rekan tim basketnya.
"Duluan saja. Nanti saya menyusul. Mau shalat dulu."
Teman-temannya sedikit cengo dibuatnya. Kalau sudah begitu, Adly dan Wildan tak ada pilihan lain selain mengekorinya ke musala meskipun mereka tak terlalu bersemangat untuk shalat.
"Dia ... shalat?" Davina heran saat melihat dari lantai dua, mendapati Adam baru keluar dari tempat wudhu pria dengan bekas wudhu di wajah dan memasuki musala yang berada di lantai satu.
Hari-hari Adam pun lebih 'hidup'. Kalau dulu dia banyak mengurung diri di kamar untuk membaca buku sendirian dan menghindari pergaulan, sekarang dia aktif dalam beberapa kegiatan bersama Remaja Masjid seperti ikut belajar membenarkan bacaan Al-Qur'an, kajian Islam, bermain sepak bola dan basket saat akhir pekan, ikut dalam bakti sosial, kerja bakti pembersihan masjid sampai menjadi relawan untuk pembagian menu buka puasa setiap hari senin dan kamis saat banyak jamaah masjid melakukan puasa sunnah.
Bukan berarti dia tak lagi menyempatkan waktu sendirian untuk dirinya lagi, dia terkadang menyempatkan satu hari untuk diri sendiri, tapi tak lupa mulai aktif bergaul dan tak terus-menerus menghindari pergaulan dengan orang lain.
"Setiap orang pernah mengalami masa yang menyakitkan untuk dirinya sendiri, tapi pilihan ada di tangannya. Apa dia ingin bangkit dan mengambil pelajaran dari semua itu serta menjadi orang yang lebih baik setelahnya atau terus-menerus terpuruk lantaran memandang semuanya adalah tragedi," batinnya.
Tak lupa dia lebih rajin belajar dan berlatih dengan teman-temannya serta tingkat kepeduliannya kepada sekitar semakin tinggi. Seperti hari ini, saat seorang siswa memilih menunggu di depan lift dan tak ikut masuk begitu beberapa siswa yang terkenal sangat kaya masuk ke dalam lift lebih dulu.
Siswa berkaca mata itu rupanya adalah siswa beasiswa yang sering dirundung hanya karena alasan status sosial.
Melihatnya diam saja sambil sedikit menunduk minder di depan lift yang masih terbuka, membuat Adam yang sudah ada di dalam lift itu bersuara, "Masuklah! Ini sama sekali tidak penuh."
Pria bertubuh kurus itu menggeleng.
Berbeda dengan Adam, beberapa siswa dan siswi yang sudah ada di dalam lift malah menatap pria itu dengan tatapan merendahkan.
"Dia hanya si penerima beasiswa," ucap seorang gadis berambut sepundak itu dengan sinis. Meskipun sekolah mereka mengajarkan khusus mengenai cara bersikap yang benar, nyatanya tak semua dari mereka mau menerapkannya dalam semua keadaan terutama menyikapi status sosial.
"Cukup aneh mengetahui bahwa kamu mau berbicara dengan dia," lanjut seorang pria di sebelah Adam.
Tak disangka Adam keluar dari lift dan merangkul pria itu untuk masuk. "Saya tidak mengerti dengan orang-orang seperti kita. Dia mendapatkan beasiswa karena dia cukup berprestasi, beberapa kali mewakili sekolah kita untuk kompetisi, dan nilainya cukup baik bahkan lebih baik dari kita yang dibiayai orang tua karena memang status kita adalah anak, bukan karena berprestasi. Hanya karena kita terlahir dari keluarga kaya, bukan berarti kita memiliki prestasi seperti dia. Jadi apa yang kita banggakan pada diri kita selain uang orang tua yang sebenarnya bukan milik kita?"
Satu lift merasa 'panas', tapi tak sanggup membalas lantaran Adam berada di tim basket. Tim yang cukup disegani di sekolah, dan berteman baik dengan Glenn. Anak pemilik perusahaan yang menaungi yayasan sekolah mereka alias si pemilik sekolah. Mencari masalah dengan Adam, berarti mencari masalah dengan anggota tim basket dan secara khusus dengan Glenn, pikir mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengasuh Mr. A (TAMAT)
Spiritual#Karya 16 📚 PART LENGKAP Pekerjaan : Pengasuh Benefit : 1. Gaji dua digit + tunjangan 2. Makanan terjamin 3. Tersedia tempat tinggal full fasilitas "Ini jagain cucunya presiden, ya?" tanya Afra. Pekerjaan pengasuh dengan gaji fantastis itu sangat...