Ketika Raditya Tahu

5.2K 345 18
                                    

Raditya heran kenapa uangnya bisa dibayar sekaligus tanpa dicicil oleh Adam. Si bocah SMA yang menurutnya sangat sok kaya. Jadi dia menyimpulkan sendiri. "Tampang bocah itu kan bule sekali. Paling ini tabungannya atau tabungan orang tuanya untuk liburan. Kasihan. Mengejar perempuan kayak Afra saja sampai harus mengorbankan tabungan. Kerja dong," batinnya sambil tersenyum mengejek.

Beberapa hari setelah kejadian malam itu, dia asyik melihat berita di youtube. Tak sengaja bertemu berita selebriti. Sebenarnya dia tak terlalu suka berita gosip artis, tapi entah kenapa matanya menyipit saat mendapatkan sosok yang tak asing.

"Adam?" Dia masih mengingat wajah Adam walaupun baru pertama kali bertemu. "Gak mungkin." Dia merasa hanya halusinasi karena belum lama ini berurusan dengan Adam, tapi saat dia melihat isi beritanya, memang berisi Adam di dalamnya. Ada video Adam yang tengah berjalan memasuki gedung sekolahnya yang diambil wartawan dari jarak jauh.

Judul berita itu adalah lima pria yang dikabarkan pernah dekat dengan artis remaja papan atas bernama Davina.

Oke, Raditya memang tidak mengikuti berita seputar artis yang dianggapnya tidak penting, tapi bahkan pria lanjut usia pun tahu siapa itu Davina. Artis remaja papan atas yang wajahnya hampir selalu ada di mana-mana. Entah dalam film layar lebar, bintang iklan, model beberapa produk ternama, dan lainnya. Bahkan dia tahu, Davina baru saja putus dengan pacarnya setelah menjalin hubungan selama lima bulan. Gadis remaja itu tidak hanya sangat cantik, tapi juga sangat terkenal.

Raditya membuka berita itu untuk memastikan, dan benar saja. Itu Adam. Bahkan setelah dia melotot ke layar ponselnya sekalipun.

"Pria bernama lengkap Adyatama Adam Aryasatya itu dikabarkan satu kelas dengan Davina sejak bangku sekolah dasar ...."

"Oh ...." Raditya baru tahu setelah mendengar berita itu. Melihat seragam sekolah Adam saat mereka bertemu di kedai pun membuat dia bisa menebak, pria itu pasti bukan siswa dari sekolah biasa. "Sekolah mahal dong sampai ada artis kaya di dalamnya," gumamnya.

"Pria yang disapa Adam itu rupanya adalah anak tunggal sekaligus pewaris dari pengusaha besar di bidang teknologi bernama Arkana Aryasatya. Dia juga merupakan cucu dari Damara Aryasatya yang masuk dalam 10 besar orang terkaya di Indonesia ...."

"Hah?" Raditya cengo di depan ponselnya. Dia yang biasanya membanggakan luas sawah orang tuanya pun sejenak tak sanggup berkata-kata. "Si ba**sat bagian dari keluarga Aryasatya? Si*l!" Tentu saja dia tahu, keluarga Aryasatya itu isinya semuanya adalah pengusaha kelas atas. Dia menyesal tidak mencari tahu inisial 'A' di papan nama seragam Adam saat mereka bertemu di kedai. Pasalnya papan nama Adam hanya tertulis, "Adam A.".

"Setelah dikabarkan dekat dengan Davina, Adam mengonfirmasi bahwa dirinya dan Davina hanya teman biasa. Dia juga menghapus akun media sosialnya lantaran mulai diburu oleh banyak orang yang menggemarinya.

"Adam pun memastikan, bahwa dia tidak akan masuk dalam industri hiburan tanah air lantaran tak berminat ...."

Mengetahui fakta baru membuat Raditya mengingat kejadian malam itu terutama perkataan Adam di telepon. "Ah, aku jadi malu mengatakannya. Karena pekerjaan ayahku gak sekeren seragammu. Kirim saja nomor rekeningmu, ya. Aku mau tidur. Anak sekolah sepertiku besoknya harus ke sekolah untuk menghadiri kelas tahu. Demi masa depan yang lebih jelas. Seperti kamu dan profesimu yang sangat jelas dan cerah itu."

"Jadi ...." Dia malu sendiri. Memang benar peribahasa, di atas langit masih ada langit, pikirnya. Dia ditampar oleh sifat angkuhnya sendiri. "Si ba**sat ternyata pewaris tunggal dan anak konglomerat pula. Dari mana Afra sampai bisa mengenal orang sekaya raya dia? Harusnya aku minta uang lebih banyak kepada Afra atau menjalin hubungan baik dengan si ba**sat. Pasti ada keuntungan dekat dengannya," batinnya. Dia sangat menyesal.

Namun, dia masih tak mengerti kenapa Adam makan di kedai bakso di sebelah kuburan itu? Apa karena itu tempat makan kesukaan Afra? Entahlah. Hanya saja dia masih malu, karena angkuh pada pria yang tidak membanggakan apa-apa pada dirinya itu. Seperti biasa, orang kaya sungguhan memang biasa saja, tapi orang kaya tanggung malah banyak gayanya, pikirnya. Tersindir sendiri.

***

Pengasuh Mr. A (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang