Adly VS Davina

7.1K 444 22
                                    

Afra terbangun dari tidurnya karena pundaknya terasa berat. Begitu melirik ke samping, dia mendapati Adam yang tengah tidur dengan damai sentosa di pundaknya. Sedangkan satu tangan pria itu menjulur dari belakang punggungnya, menjadi bantal bagi kepalanya agar tak terkena kaca jendela secara langsung. Alhasil dia kembali menutup mata rapat-rapat tapi pipinya sudah memerah sempurna.

"Bagaimana ceritanya ya gue bisa salah tingkah dengan anak SMA?" batinnya. Dia benar-benar tak mengerti dengan dirinya.

Davina yang tengah berjalan ke arah depan hendak menemui salah satu temannya mendadak berhenti saat mendapati pemandangan Afra dan Adam. Agak lama dia menatap pemandangan itu dengan ekspresi dingin.

Sebagai orang yang sudah cukup lama mengenal Adam, dia sangat tahu bahwa Adam bukan orang yang gampang mau bersentuhan dengan perempuan karena kerap bersikap dingin pada banyak perempuan bahkan yang mengejarnya, tapi kalau pria itu dengan sukarela menaruh kepalanya di atas pundak seorang perempuan, maka Davina jelas tahu jawabannya.

"Saya menyukai dia dari kecil dan dia menyukai pembantunya? Yang benar saja!" batin Davina tak mengerti dengan selera Adam yang menurutnya terlalu rendahan.

Davina langsung memotret pemandangan itu dan mengirimnya kepada Adly yang berada di bus yang berbeda dengan mereka. Tak lupa sebuah pesan singkat di bawahnya.

"Apa garis keturunan kalian memang seleranya pembantu? Menggelikan!"

Adly yang berada di bus berbeda menatap kiriman foto itu cukup lama. Sesuai dugaannya sejak awal, Adam jatuh cinta pada Afra. "Jadi Kak Afra ...." batinnya. 

Tidak mengherankan bagi Adly karena Adam dan Afra sangat sering bersama, tapi kalau dilihat dengan baik, Afra memang cukup manis, apa adanya, sederhana, dan yang terpenting Adam bisa menjadi dirinya sendiri saat bersama Afra. Tak perlu menjadi orang lain.

Seketika Adly tersenyum sebelum membalas pesan Davina.

"Mengesankan karena kamu bahkan tidak dapat menyaingi orang yang kamu sebut sebagai pembantu. Apa kamu akan merayakan kekalahanmu?"

Tentu saja Adly tahu bahwa Davina sudah menyukai Adam sejak kecil. Mengungkapkan perasaannya pada Adam saat mereka masih di bangku SMP, tapi ditolak oleh Adam yang membuat Davina bertingkah seolah-olah dia memusuhi dan membenci Adam serta tak memiliki perasaan apa pun lagi.

Nyatanya dia masih sangat mengharapkan Adam, diam-diam datang ke pertandingan basket pria itu, dan yang terpenting Adam masih menjadi satu-satunya nama yang selalu ditulisnya di buku hariannya meskipun pada saat yang sama dia pernah menjalin hubungan dengan beberapa pria dari dunia hiburan.

"Dia cinta pertama saya dan saya hanya kasihan padanya dan seleranya. Bukan berarti saya masih menyukainya!" Ada nada kekesalan dalam balasan Davina itu.

"Kamu sangat suka membuat lelucon, Davina. Kalau kamu memang tidak lagi menyukainya, kenapa kamu masih peduli padanya?"

Davina semakin kesal ketika membaca balasan Adly yang sarat akan ejekan itu.

"Berhenti dengan leluconmu!" Rasanya dia benar-benar tak suka dengan Adly yang selalu membela sepupunya itu.

"Saya juga menasehatimu untuk berhenti dengan sikap membohongi diri sendiri agar hidupmu lebih tenang dan jauh dari sikap permusuhan. Nasehat ini gratis." Ada nada santai dalam balasan Adly yang semakin memancing amarah Davina.

"Pembantu ini pasti menggunakan tubuhnya. Hahahaha. Rendahan! Sama rendahannya dengan pria yang menerimanya."

"Apa kamu sedang membicarakan dirimu sendiri yang pernah tertangkap tidur dengan salah satu pria dari dunia hiburan? Mohon jangan samakan sepupu saya dengan pria yang tidak bisa mengendalikan nafsunya itu. Nafsu saja tidak bisa dijaga apalagi menjaga yang lain."

"Apa kamu penyuka sesama jenis sampai membela sepupumu secara membabi buta?!"

"Saya hanya membela yang benar dan mohon diingat, saya akan membela dia sampai kapan pun meskipun orientasi seksual saya normal alias TIDAK menyimpang. Paham?"

Davina dongkol dibuatnya. Suasana hatinya langsung buruk setiap kali berbicara dengan Adly. Si pembela sepupu sejati itu.

***

Bismillah

Maaf pendek dulu ya guys. Qadarullah lagi sakit soalnya. Mohon dukungannya dengan vote dan komentar. ❤️

Terima kasih ❤️

Pengasuh Mr. A (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang