ADAM SUDAH PUNYA CALON ISTRI
Gosip besar itu menyebar dengan cepat melalui 'katanya' dan 'katanya'. Semua karyawan heboh dan Adam kembali menempati tangga tertinggi pergosipan para karyawan perempuan yang sangat penasaran dengan kehidupan pribadinya itu.
Semua orang membicarakannya, tapi Adam dan Afra sepakat masih menyembunyikannya sambil mempersiapkan pernikahan.
"Siapa calon istrinya ya?"
"Anak konglomerat juga? Atau anak menteri, selebriti atau siapa, ya? Penasaran deh."
"Apa dia mau nikahi teman kuliahnya dari almamater yang sama?"
"Apa dia mau menikah dengan wanita yang masih dari garis keluarga mereka yang bisa dinikahi biar harta keluarga mereka tetap terjaga?"Afra merasa ngeri sendiri dengan asumsi-asumsi yang beredar, pasalnya dia tahu dengan jelas, calon istri Adam tak seperti semua tebakan-tebakan itu. Hanya gadis kantoran biasa yang sama dengan mereka, bedanya sudah mengenal Adam dengan baik sejak remaja. Mungkin juga seperti kisah dongeng. Adam bak pangeran berkuda putih, ralat ... pangeran bersedan mewah yang menikahi gadis yang sangat biasa. Dia tahu ini akan sangat menggemparkan, tapi dia harus siap dengan semua pandangan orang terhadapnya, pikirnya.
"Lo tahu gak siapa calon istrinya?" tanya Firda memburu Afra yang terus menghindar dengan mengambil minuman di pantry.
"Tanya aja Adamnya langsung deh."
"Gue penasaran banget, Afra. Siapa perempuan beruntung itu?"
"Kita harus hargai privasinya Adam. Dia tuh bukan selebriti yang mau bagi kehidupan pribadinya gitu aja. Hargai dong. Kita juga pasti gak suka kan kalau ada orang asing yang kepo banget sama kehidupan pribadi kita?"
Firda menatapnya dengan ekspresi meneliti. "Kok lo sewot gitu sih?"
Wajah Afra memerah. "Gue gak sewot, gue cuma ngingetin doang, Firdaku sayang." Dia memilih keluar dari pantry.
Saat jam pulang dan dalam lift pun, semua orang membicarakan topik yang sama membuat Afra terkadang jengah sekaligus khawatir. "Gue tahu Adam itu selalu menarik perhatian dari dulu, tapi gue gak nyangka kalau akan lebih heboh dari yang gue bayangkan."
***
Adam bertemu dengan teman-teman masa SMAnya, yaitu Fahrizal, Glenn, Wildan, Erick, dan tentu saja Adly. Mereka berpelukan erat saat bertemu di restoran milik Fahrizal. Seperti sudah dapat ditebak, Adam, Fahrizal, Glenn, dan Wildan mewarisi bisnis keluarga. Sementara Adly dan Erick malas mewarisi bisnis keluarga dan memilih mendirikan perusahaan mereka sendiri.
"Rizky di mana, ya? Kenapa gak mau ikut berkumpul?" tanya Glenn.
Adly menaikkan bahunya. "Terakhir aku hubungi dia, katanya dia sedang membangun usahanya sendiri. Aku tanya usahanya apa biar mungkin bisa bekerja sama, dia gak balas pesanku lagi. Sampai sekarang nomornya sudah gak aktif."
"Kalian sibuk kan setelah ini? Insyaallah biar nanti aku yang ke rumahnya," sambung Adam.
Wildan tersenyum. "Oke, Dam. Kabari kita tentang Rizky."
"Insyaallah."
"Tapi teman-teman, berita heboh kali ini datang dari ...." Adly membuat seisi meja penasaran.
Fahrizal tersenyum. "Tentu saja Adam." Dia sudah tahu karena bisnis kulinernya yang pasti akan digunakan dalam penyelenggaraan acara.
Glenn menatap Adam dengan tatapan selidik. "Apa itu Adam?"
Adam menahan senyumnya. "Alhamdulillah. Ya, sekalian aku bagikan berita bahagia ini, karena aku butuh bantuan bisnis kalian dalam penyelenggaraan acaranya. Insyaallah aku akan menikah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengasuh Mr. A (TAMAT)
Spiritual#Karya 16 📚 PART LENGKAP Pekerjaan : Pengasuh Benefit : 1. Gaji dua digit + tunjangan 2. Makanan terjamin 3. Tersedia tempat tinggal full fasilitas "Ini jagain cucunya presiden, ya?" tanya Afra. Pekerjaan pengasuh dengan gaji fantastis itu sangat...