Perkara Kemeja Putih

7.5K 464 10
                                    

Setelah shalat Ashar Afra ingin kembali ke tendanya, tapi dia berhenti sebentar saat melihat Adam masih berbincang dengan Fahrizal.

"Gue kira dia gak suka berteman, tapi dia ngobrol dengan Fahrizal? Ngobrol tentang apa ya?" batin Afra bertanya-tanya.

Tak sengaja Adam meliriknya yang masih berdiri terpaku di tempat dan tak lama pria itu berjalan mendekat ke arahnya.

"Kamu bicara dengan Fahrizal?" tanya Afra.

"Oh ... iya. Fahri adalah ketua Remaja Masjid di masjid tempat biasanya aku shalat jumat. Kami sering bertemu."

Afra hanya ber'oh'ria. "Orang kaya seperti dia ternyata rajin ibadah juga, ya. Ketua Remas lagi. Kereeen."

"Memangnya semua orang kaya pasti gak ibadah?"

"Buktinya kamu gak serajin Fahrizal."

"Hey!" Adam sedikit melotot membuat Afra tertawa puas.

"Oh iya, mukena dan sajadahnya dikembalikan ke mana?" Afra menunjuk tas mukena di genggamannya itu.

"Aku menyewanya selama kita di sini. Pakai saja karena kamu akan ikut shalat lima waktu selama di sini."

"Hah?" Afra terkejut. "Serius?"

"Ya. Kenapa kamu kaget begitu? Seakan-akan gak pernah shalat selama hidupmu."

Afra cemberut. "Aku capek tahu!"

"Bukannya kamu sudah dengar kultumnya Fahri tentang shalat adalah istirahat. Kenapa kamu selalu menganggap ibadah itu beban?"

"Kenapa kamu gak menasehati dirimu juga daripada menceramahi aku terus?"

"Minimal aku mengingatkan kamu, ya."

"Gak mau! Pokoknya aku capek."

"Dasar anak zaman sekarang! Gak melakukan apa pun atau baru melakukan satu kegiatan saja sudah mengeluh capek dan merasa paling menderita di planet ini! Gak ada niat kerja kerasnya. Maunya semua mudah dan instan!"

Afra balas melotot. "Memangnya kamu bukan anak zaman sekarang apa?!"

"Kamu itu asistenku atau partner berdebat sebenarnya?! Membantah terus!"

"Bodo amat!" Afra langsung melenggang pergi begitu saja. Meninggalkan Adam yang geleng-geleng di tempat.

Baru selesai shalat, mereka sudah berdebat lagi.

Tiba-tiba Afra berhenti setelah beberapa langkah sebelum berbalik ke arah Adam. "Kamu mau berdiri di situ terus?"

"Kamu yang pergi lebih dulu!"

Afra berjalan cepat kembali ke belakang dan menarik tangan Adam dengan paksa agar ikut berjalan membuat pria itu sedikit terkejut. "Lama!"

Adam menahan senyumnya tapi membiarkan saja tangannya digenggam oleh Afra.

Tak lama Afra malah berhenti dan melepaskan tangan pria itu. "Apa gadis yang kamu sukai ada di sini? Dia bisa salah paham kalau kita berpegangan tangan."

Adam mengerutkan dahi. "Kenapa bisa begitu?"

Afra angguk-angguk kepala untuk meyakinkan Adam. "Aku tadi berbicara dengan Diandra. Dia bahkan salah paham karena kamu sering terlihat bersama denganku. Jadi aku khawatir kalau gadis yang kamu sukai juga bisa salah paham."

"Oh ...."

"Akan sangat baik kalau aku mengetahui siapa gadis yang sedang kamu sukai. Jadi aku bisa mengantisipasi dengan menjauh dari kamu saat dia ada."

Bukannya menjawab, Adam malah menunduk menatap Afra dengan dalam membuat gadis itu gugup.

"K-kenapa?"

Pengasuh Mr. A (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang