Pesan di Ponsel Afra

6.4K 353 13
                                    

"Adam? Ayo ke kafetaria." Adly menunggu di pintu depan kelas.

Adam yang baru berdiri dari kursi dan merapikan buku-bukunya itu mendongkak. "Duluan saja. Nanti saya ikut ke sana."

"Oke. Kita tunggu, ya." Glenn langsung merangkul Adly dan pergi lebih dulu.

Semenjak pulang dari kegiatan perkemahan, Adam memang sudah sering berkumpul dengan teman-temannya. Tak lagi menolak ajakan jalan dan mulai terbuka pada rekan-rekan satu timnya itu.

Baru melangkah menuju pintu kelas, Sofia pun masuk dengan cepat ke arah pintu tanpa menyadari kehadiran Adam.

Prak

Mereka bertabrakan. Jus apel dari botol minum Sofia yang sedikit terbuka membasahi blazer sekolah Adam yang membuat pria itu terdiam di tempat.

Sofia terkejut. "Maaf ... maaf, Adam."

Adam melihat blazer bagian depannya yang sedikit basah dan lengket. Sejujurnya dia paling tak suka dengan sesuatu yang kotor dan berantakan, tapi melihat ekspresi Sofia yang merasa bersalah bercampur khawatir, mendadak dia tak tega untuk memarahi gadis berambut panjang yang merupakan teman sekelasnya itu.

"Saya benar-benar tidak sengaja, Adam. Saya minta maaf. Izinkan saya membelikan blazer yang baru untukmu."

"Tidak apa-apa. Saya bisa mengatasinya sendiri."

Davina yang mengamati pemandangan itu dari dalam kelas malah heran. "Sejak kapan manusia yang seperti kulkas itu menjadi sok baik?" batinnya tak mengerti.

Alhasil Adam memutar rute dan memilih menuju toilet untuk membersihkan blazernya. Dia berdiri di depan cermin sambil mengusap bekas minuman di blazernya dengan tisu.

Tak sengaja tangannya menyentuh saku blazer dan merasakan sebuah benda di dalamnya. Dia baru sadar itu adalah ponsel Afra yang dititipkan padanya tadi pagi.

"Hah ... dia lupa ponselnya," gumamnya.

Dia melihat ponsel itu agak lama dan ingin memasukkan ke dalam sakunya kembali, tapi beberapa pesan bertubi-tubi mulai terlihat di layar dari kontak bernama, "R❤️". Lima panggilan tak terjawab pun terlihat di layar membuat Adam kembali melihat ponsel itu agak lama terutama saat tak sengaja membaca singkat notifikasi pesan yang masuk.

R❤️ :
Sayang?
Di mana?
Udah ke kampus?
Nanti video call kalau udah luang, ya.

"Apa ini sahabatnya?" batin Adam bertanya-tanya. Karena Adam tahu, Afra tak memiliki pacar sampai pernah ingin berkencan dengan senior kampusnya yang berakhir gagal. "Ini privasinya Afra. Pasti dia gak ingin aku baca pesannya." Dia ingin memasukkan kembali ponsel Afra ke dalam saku blazernya, tapi kontak yang sama kembali mengirim pesan.

R❤️ :
Kangen kamu, Sayang.

Tak sengaja jempol Adam menyentuh pesan masuk yang langsung membuka isi pesan dari kontak bernama, R❤️ itu. Afra benar-benar tak memberikan pengamanan ekstra untuk ponselnya.

"Kalau ini sahabatnya, kenapa sedikit aneh, ya? Apa persahabatan perempuan seperti ini?" batin Adam bertanya-tanya.

Dia tak ingin melihat privasi Afra, tapi rasa penasaran menguasainya yang berakhir menekan foto profil kontak bernama R❤️ itu.

Tatapan Adam semakin dingin saat melihat foto profil kontak itu. Rupanya seorang pria muda dengan seragam tentara yang tengah merangkul bahu ... Afra. Tidak mungkin itu saudara Afra, karena Adam tahu Afra tak memiliki saudara laki-laki.

Dia mengecek isi pesan pria itu dan melihat dengan jelas, isi percakapan kontak bernama R❤️ dan Afra itu layaknya percakapan sepasang kekasih. 

Adam menggeser dan membaca kilat isi pesan Afra bersama pria itu.

R❤️ :
Udah makan belum, Sayangku?

Afra :
Udah, Sayang. Aku capek baru pulang. Besok baru aku telepon, ya. Love you.

R❤️ :
Akhir tahun aku cuti. Nanti ketemu, ya, Sayang.

Afra :
Oke, Sayang. Kangen dipeluk kamu. Cepat pulaaaaaang.

Adam merasa kehilangan tenaga saat membaca isi pesan-pesan itu. Pandangan matanya berubah sendu.

Tak jarang dia menemukan beberapa bukti transaksi bank. Kontak bernama R❤️ itu mengirim cukup banyak uang kepada Afra.

Afra :
Aku butuh bayar kuliah sama print tugas, Yang.

R❤️ :
(Foto Bukti Transfer) Udah aku transfer, ya, Sayang. Lebihnya buat kamu jajan. Jaga kesehatan di sana.

Namun, Adam sedikit marah saat menemukan isi pesan yang sangat vulgar alias obrolan yang tak seharusnya dibicarakan oleh dua orang yang bukan pasangan suami dan istri.

R❤️ :
Ngobrol gini buat aku penasaran. Mau gak kita ngelakuinnya saat aku cuti nanti?

Afra :
Masih takut, Yang. Nanti aku pikir-pikir dulu.

Tak lupa mereka pun sering mengirim foto untuk satu sama lain. Bahkan Afra terakhir mengirim fotonya pada kontak bernama R❤️ itu kemarin.

R❤️ :
Pap dong, Sayang.

Afra :
(Foto memakai hijab lengkap)

R❤️ :
Hijabnya sekali-kali dibuka aja, Yang. Kan sama pacar sendiri.

Adam langsung mendapatkan jawaban dari pertanyaan di benaknya.

Dia menggeser cepat seluruh isi pesan dan menemukan bahwa hubungan itu sudah berjalan selama tiga tahun. Tak lupa dia mengecek galeri Afra yang terdapat album khusus bernama, "Ayang" yang isinya adalah foto pria itu dan tak sengaja menemukan foto Afra bersama pria itu saat masih duduk di bangku SMA. Terlihat dari seragam SMA yang mereka kenakan.

"Kalau dia sudah pacaran sejak SMA, kenapa dia bertingkah seolah-olah dia masih sendiri?" batin Adam. Dia tak mengerti dengan sikap Afra. Hanya satu yang dia tahu, dia mendadak ilfeel dengan gadis itu.

Pada akhirnya dia menghubungi Bunga untuk menyuruh Afra ke sekolahnya jika ingin mengambil ponselnya kembali.

Seperti ketakutan, Afra menuju sekolah Adam dengan cepat. Mereka bertemu di depan pagar dan Adam sudah menunggu di sana.

"Ponselku mana?" Afra terlihat sedikit panik.

Adam menyodorkannya dengan ekspresi datar. "Aku gak sengaja membaca pesan dari kontak bernama, R. Dan, aku juga minta maaf, aku akhirnya membaca beberapa pesan darinya dan melihat isi galerimu."

Sontak Afra terkejut saat menerima ponsel itu. "Kenapa kamu melihat isi ponselnya orang lain?!" Nadanya terdengar ketus. Sangat marah.

Adam sedikit menunduk. "Aku mengaku bersalah sudah melihat isi ponselmu. Kamu berhak marah. Aku minta maaf untuk itu." Dia tak mengatakan apa pun lagi dan memilih kembali masuk ke sekolahnya tanpa menoleh. Meninggalkan Afra yang masih terkejut, panik sekaligus marah di belakangnya.

Adam tak memerlukan penjelasan lebih lanjut untuk apa pun lagi. Semua sudah cukup jelas baginya termasuk alasan kenapa Afra selama ini selalu mengeluh saat bersamanya dan sering memilih pulang terlambat dari kampus lantaran melakukan panggilan video bersama pacarnya itu.

Pengasuh Mr. A (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang