Afra menemani Nana yang merupakan asisten rumah tangganya untuk membeli beberapa barang di supermarket yang berada di dekat rumahnya.
Suasana supermarket yang cukup ramai membuat mereka harus mengantre di kasir saat akan membayar. Kebetulan Afra dan Nana berada di belakang seorang wanita berambut sepinggang yang diikat ala ekor kuda.
Saat kasir menyebutkan total belanjaan, wanita itu merogoh tas kecilnya dengan gelisah sebelum menyerahkan beberapa lembar uang.
"Maaf Bu, jumlahnya kurang ...."
Wanita itu terlihat lebih gelisah. "Bisa dikurangi aja gak?" Dia mengurangi beberapa barang termasuk sekotak susu bayi.
Setelah wanita itu pergi, Afra memilih membayar belanjaan wanita tadi yang dikurangi sebelum mencari wanita itu di luar supermarket.
"Mbak?"
Wanita yang sudah akan berlalu dengan motornya itu berhenti. "Iya?"
"Sepertinya ini penting untuk Anda." Afra menyerahkannya kepada wanita itu dengan senyum ramah.
Wanita itu melihatnya cukup lama dengan perasaan haru. "Terima kasih, ya, Mbak."
Afra tersenyum singkat. "Sama-sama, Mbak."
Namun, wanita itu terus melihat wajahnya seolah familier. "Kita pernah bertemu, ya, Mbak?" Dia mengamati penampilan Afra yang terlihat bersih dan elegan dengan kulit terawat. Penampilannya pun seolah sederhana saja, tapi harga busananya terlihat mahal. "Afra, kan?" Dia yakin itu mahasiswa yang dulu pernah dilihatnya di ponsel mantan suaminya. Dia sedikit lupa, karena Afra terlihat lebih cantik dari saat masih mahasiswa.
Afra pun melihatnya tapi tak ingat siapa wanita itu. "Oh ... iya. Mohon maaf, saya sedikit lupa. Kita pernah bertemu sebelumnya?"
"Saya Farah. Istrinya Raditya. Maksud saya, mantan istrinya."
Afra tampak sedikit terkejut. Dia baru tahu, rupanya perempuan di hadapannya itu adalah perempuan berprofesi perawat yang dulu pernah mengambil Raditya darinya dan memakinya dengan kasar tanpa pernah dia balas. Dia sudah memaafkan semuanya. "Masyaallah. Apa kabar Mbak?" Dia bertingkah seolah tak pernah terjadi apa-apa.
"Alhamdulillah saya baik. Kamu sangat cantik jadi saya lupa kalau kamu Afra yang dulu."
Afra tersenyum lembut. "Masyaallah. Mbak juga cantik. Apa kabar Mbak dan keluarga?"
"Saya dan anak saya baik. Sudah lama saya bercerai dengan Radit. Dia banyak berselingkuh dan terakhir dia jatuh sakit karena terlalu banyak bergonta-ganti pasangan dan kecelakaan saat bertugas, sehingga tidak bisa bekerja lagi. Meninggalkan banyak hutang dan saya yang harus membayarnya. Jadi saya memilih pisah. Saya ke Jakarta untuk mencari pekerjaan di sini, karena pasca menikah dengan Radit, dia sempat menyuruh saya berhenti bekerja." Farah membeberkan semuanya begitu saja.
Afra sejujurnya tak ingin mengetahui aib Raditya, tapi Farah sudah menceritakannya tanpa disaring lagi. Membuatnya bisa mengetahui hikmah dari semua peristiwa yang dialaminya pada masa lampau.
Berakhir mereka berbincang singkat sebelum Afra meminta izin kembali ke dalam supermarket karena harus membayar belanjaannya yang masih di kasir.
***
Adam berdiri di depan lift karyawan. Anehnya dia tak langsung masuk ke dalam lift. Beberapa karyawan perempuan sudah masuk lebih dulu dan menunggunya untuk menyusul dengan penuh harap, tapi pria dengan kemeja putih dilapisi jas hitam itu tetap saja berdiri di depan lift seolah sedang menunggu seseorang.
"Pak? Kita bisa pakai lift khusus," ucap Aziz selaku asisten dan orang kepercayaannya yang berdiri di sampingnya itu.
"Tidak, Ziz. Saya mau pakai lift ini saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengasuh Mr. A (TAMAT)
Espiritual#Karya 16 📚 PART LENGKAP Pekerjaan : Pengasuh Benefit : 1. Gaji dua digit + tunjangan 2. Makanan terjamin 3. Tersedia tempat tinggal full fasilitas "Ini jagain cucunya presiden, ya?" tanya Afra. Pekerjaan pengasuh dengan gaji fantastis itu sangat...