Bab 40 (Masalah baru)

784 33 9
                                    

Saat ini mobil yang dikemudikan Gus An sudah berhenti di depan gedung fakultasku.

Aku bergegas turun dari mobil.

Dan baru saja menutup pintu mobil seseorang menghampiriku.

"Fa!" laki-laki dengan sweater biru mendekat dengan menyentuh bahuku.

"Sudah sarapan belum?" tanyanya penuh perhatian.

Belum sempat aku menjawab tiba-tiba, brak! Gus An keluar dari dalam mobil dan menutup pintu dengan keras.

Laki-laki berjambang tipis itu melihat ke arahku dengan tatapan yang sangat menakutkan.

Aku pun perlahan menoleh ke arah mahasiswa yang berdiri di sisiku.

"Aku sudah makan. Aku masuk dulu ya, Kak, ada kelas!" pamitku seraya berjalan cepat meninggalkannya.

Aku berlari kecil naik ke teras lobbi gedung, kemudian masuk ke dalam lift yang mengarah ke halaman kampus.

Tidak ku sangka saat berada di dalam lift, Gus An masih memperhatikanku.

Oh! Ada apa dengan laki-laki beranak tiga itu? Kenapa tiba-tiba punya banyak waktu untuk mengikutiku.

****

Aku mulai berkonsentrasi mengikuti perkuliahan.

Kuabaikan sejenak pikiranku tentang Gus An, Randy, dan kak Aldo yang beberapa hari ini selalu mengikutiku.

Ah! Sungguh sebenarnya aku sangat lelah dengan sikap mereka.

Setelah nanti mengikuti 6 SKS perkuliahan dan keluar dari ruangan ini, aku berharap tidak lagi melihat wajah mereka.

***

Tidak terasa 6 SKS telah selesai terlewati. Kurang lebih 5 jam aku berada di ruang kuliah dengan 3 dosen pengajar yang berbeda.

Para mahasiswa yang mengikuti perkuliahan bersamaku sudah berhamburan keluar dari ruangan, dan aku pun mulai mengikuti langkah mereka semua.

Baru saja keluar dari pintu, aku sudah disambut dua mahasiswa yang katanya mahasiswa terpopuler di kampus.

Mahasiswa tehnik dan mahasiswa Satra Inggris.

Aku tersenyum saat mereka berdua mendekat ke arahku.

"Makan siang yuk, Fa!"

Mahasiswa bernama Aldo yang menjejeri langkahku di sisi kanan, mulai menawarkan makan siang.

"Mmmm ... kamu mau makan apa? Aku yang traktir," katanya penuh perhatian.

"Di depan kampus ada rumah makan Japanese food baru, di sana halal Fa, kita makan di sana, yuk!" ajaknya dengan masih menjejeri langkahku.

"Boleh," sahut mahasiswa yang berada di sisi kiriku.

"Kalau kamu mau ikut, kamu bayar sendiri."

Mahasiswa bernama Aldo menoleh dengan menyahut ketus.

"Ya, sudah, aku saja yang traktir kalian semua," balas mahasiswa jangkung yang masih berdiri di sisi kiriku itu.

Belum sempat aku menjawab ajakan mereka tiba-tiba Gus An muncul dari dalam lift yang baru saja terbuka, yang letaknya sekitar 8 meter dari keberadaanku saat ini.

Dari arah yang berlawanan Gus An melangkah menghampiriku.

"Fa, Arkan ketiduran di mobil, ayo cepat!" katanya saat sudah mendekat.

Setelah mengatakan hal itu, Gus An langsung berbalik kembali menuju lift.

Aku pun bergegas mengikuti langkah laki-laki itu karena memikirkan Arkan yang dia tinggalkan sendirian di dalam mobil.

Abdi NdalemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang