WATCHING A CONCERT

82 15 2
                                    

Sedangkan di daratan Manhattan dua wanita cantik itu hanya tertawa-tawa ditengah kerumunan manusia-manusia lainnya. Ini sudah malam, tapi Anne masih merasa bebas berkeliaran kesana-kemari tanpa ada sedikitpun rasa takut. Dia merasa bebas karena tidak ada suaminya. Tawa itu berhenti seperti dikomando saat matanya mengecek ponsel genggamnya.

"Nona Ruby, suamiku menelepon hingga empat puluh Sembilan kali, tapi tak ada satupun panggilannya yang ku angkat." Ada perasaan takut yang berkobar dalam dirinya, dia belum sepenuhnya lupa bagaimana Jeff ketika cemburu, dia memiliki emosi yang tak terkendali.

"Ini gawat. Segeralah kirim pesan untuknya supaya dia tak khawatir. Kita akan pulang sekarang Nyonya." Ruby menjadi pucat pasi saat Anne mengatakan hal demikian.

Bukankah semua ini akan menjadi bencana untuknya?

"Dia juga akan membombardirku dengan banyak pertanyaan kalau aku mengirimnya pesan. Kita pulang sekarang lalu berakting seperti tak terjadi apapun."

Ruby mengangguk menyetujui ajakan bodoh atasannya. Keduanya masuk kedalam mobil dan bersiap untuk pulang.

Gadis ceroboh dengan tingkat kebodohan yang tak bisa dibilang rendah itu kembali berbuat gegabah. Berakting katanya? Padahal suaminya sudah tahu apa yang dia lakukan tanpa izin dan berbohong pula. Tunggu saja dia akan diomeli habis-habisan.

Sudah seperti dikejar-kejar penagih hutang saja. Anne turun dari mobil tergesa-gesa tanpa menunggu Ruby untuk pamit pulang. Anne berlari menaiki tangga dan masuk lewat pintu utama. Masih dengan langkah tergesa, Anne tanpa mau menatap satupun orang yang sedang berjaga hingga kakinya akan melangkah menaiki tangga.

"Tak mengangkat satupun telepon suamimu dan kami yang terkena imbasnya bukan perbuatan yang baik, Nyonya." Ada penekanan diakhir kata. Pernyataan itu membuat Anne sedikit terkejut hingga menarik kembali kakinya yang hendak menaiki tangga. Menolehkan kepalanya kearah sumber suara.

Julio. Ya, dia Julio. Duduk menumpangkan kaki dengan segelas minuman diatas meja.

"Aku akan menghubungi suamiku setelah ini."

"Terlambat! Kami sudah diomeli habis-habisan oleh Jeff hanya karena kebodohanmu!"

Anne melayangkan tatapan tajam kearah Julio. Suaminya bahkan tak pernah mengatakan itu, jadi orang lain tak berhak mengatainya dengan hal-hal demikian, tapi Anne sudah sangat lelah untuk bertengkar. Lagipula pria satu ini selalu menunjukkan rasa tidak sukanya bahkan saat Anne dibawa kemari.

"Baiklah aku minta maaf." Anne kembali membalikkan badannya dan mulai melangkahkan kakinya.

Tapat beberapa langkah suara itu kembali terdengar.

"Tidak semua masalah akan selesai dengan permintaan maaf!"

"Lalu apa maumu sekarang?"

Julio terdiam memikirkan apa yang dia mau. Dia hanya merasa tak terima saat Jeff mengamuk dan menuduh semua orang rumah tak becus menjaga wanita pembangkang ini.

"Aku pergi dengan Nona Ruby bukan berselingkuh dengan pria lain!" Jelas Anne memberitahu.

"Justru karena itu brengsek! Jeff tak akan memarahimu dan dia akan memarahi Ruby habis-habisan! Bisakah kau berpikir dulu bahwa apa yang kau lakukan ini akan berdampak buruk pada semua orang!"

Brengsek?!

Saat Anne tidak bersalah saja Julio kerap kali membuatnya merasa terpojok apalagi saat dia berada pada posisi sekarang, sedang melakukan kesalahan. Tentu saja Julio akan membuatnya terpental jatuh hingga dasar palung mariana.

"Kali ini kau keterlaluan. Kami akan bertanggung jawab atas apa yang kami laukan hari ini. Aku dan Nona Ruby telah sepakat untuk itu, lalu kenapa kau membesarkan masalah sampai selebar ini? Aku dan Nona Ruby sama-sama menikmati konser ini. Kami memiliki selera music yang sama lalu memutuskan menonton konser bersama. Itu saja." Suaranya bergetar menahan semua kesesakan. Anne berjalan gontai hingga memasuki kamarnya.

The Savior GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang