PREJUDICE

73 15 0
                                    

~ SELAMAT MEMBACA ~

***

Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore hari, tubuh tegap yang terlihat lunglai itu membawa langkahnya yang gontai memasuki rumah Ayahnya. Penampilannya semakin terlihat kacau lengkap dengan wajah sayu dan tatapan pilu. Jeff menyambangi sang Ayah yang sedang bersantai sore seperti hari-hari biasanya.

Jeff menyandarkan kepalanya dan membiarkan mata itu tertutup sejenak.

"Rumah tangga baru seumur jagung, tapi kau merasa bahwa rumah tanggamu sudah seharu biru itu, heh?" Alessandro dengan segala asal bicaranya akan memulai kembali kebiasaannya mengolok-olok sang putra. "Wajahmu itu biasanya terlihat belagu, tapi kali ini kau bahkan terlihat sangat kuyu." Sambungnya dengan sedikit kekehan.

"Diamlah, Dad. Ocehanmu itu membuatku semakin pening." Jeff mengurut pelipisnya.

"Aku tak tahu hal apa—"

"Menurutmu mungkin atau tidak jika Anne berselingkuh?" Jeff menegakkan posisi duduknya dan mengajukan pertanyaan yang memotong pembicaraan sang Ayah.

Sebelum menjawab pertanyaan putranya, Alessandro tertawa terlebih dahulu sampai terbahak-bahak.

"Yang seharusnya mempertanyakan itu adalah istrimu, Son. Sebab yang memiliki banyak peluang untuk berselingkuh adalah dirimu."

"Bagaimana kalau Anne benar berselingkuh?"

"Kupikir tidak. Bagaimana dia berselingkuh sementara orang-orang suruhanmu terus mengintainya. Berkencan saja dia tak tahu bagaimana caranya, lalu bagaimana dia bisa berselingkuh?"

"Tapi dia—"

"Diantarkan pulang oleh seorang pria saat kau jauh darinya, begitu?"

Jeff menganggukkan kepalanya.

"Lalu bagaimana tanggapanmu melihat foto ini? Bukankah jika aku mengirimnya kepada istrimu dia akan menganggap kau berselingkuh?" Alessandro menggulir layer handphoenya. Disana terlihat foto Jeff yang sedang memegang leher Danielle dengan posisi wajah yang sangat dekat.

"Ini tidak seperti yang kau pikirkan, Dad."

"Itu yang ingin coba kusampaikan padamu, Son. Kau hanya sedang bermain dengan prasangka buruk mengenai istrimu dan istrimu juga begitu. Parau-parau suaranya kudengar berisi kegusaran mengenai dirimu."

Jeff menyunggingkan sedikit senyum meragukan. "Huh, tak mungkin. Dia tak mencintaiku." Jeff berkata dengan nada bergetar.

"Kalau dia tidak mencintaimu, dia tak akan mengkhawatirkanmu. Hari ini dia dua belas kali menghubungiku hanya untuk menanyakan tentang keberadaanmu."

Jeff mengalihkan pandangan lurusnya menuju sang Ayah yang sedang berkata serius. "Benarkah?"

Alessandro menganggukkan kepalanya. "Son, segala bentuk kesalah pahaman dalam rumah tangga itu sering kali berakhir fatal jika tidak segera diselesaikan." Alessandro mengerjapkan matanya, mengalihkan pandangannya—netranya berkaca-kaca. "Jika saat itu seharusnya kau meminta maaf, maka minta maaflah. Jika saat itu seharusnya kau memeluknya, maka segera dekap erat dia, Son. Jangan sampai sesuatu yang seharusnya kau lakukan saat itu untuk menentramkan keadaan tidak kau lakukan."

Jeff menatap Ayahnya dengan tatapan eratnya seolah tatapan itu sedang saling mendekap.

"Kau tahu alasan apa yang membuat istrimu segusar ini? Ini pertama kalinya putri menantuku menelepon sesering ini dalam waktu kurang dari dua belas jam."

"Danielle. Dia mengira bahwa aku berselingkuh dengan Danielle. Mungkin?"

Alessandro mengerutkan keningnya pertanda bingung dengan kalimat yang diutarakan Jeff.

The Savior GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang