Rasanya ingin sekali Jeff mengumpat kasar habis-habisan, ingin juga ia melemparkan handphone yang masih setia ia genggam. Bagaimana dia bisa mengetahui mengenai gadis tanpa nama yang terkulai lemas diatas pangkuannya kalau dia hanya mengetahui gadis itu berkuliah di Desimone University.
Kepalang sial memang!
Rahang menegas dengan gigi yang menggertak begitupun dengan bibir yang mengkerut. Tatapan mata elang itu sudah penuh dengan angkara murka seakan siap menerkam mangsa. Wajahnya sudah merah padam menahan amarah.
"Argh!" Kepalan tangan kanannya telah lepas tanpa kendali meninju jok yang sedang diduduki oleh Jafar dengan satu teriakan kencang.
Dia hanya ingin marah sekarang. Ini bukan tentang masalah bagaimana dia harus memperlakukan gadis itu nantinya, ini juga bukan perihal biaya yang akan dikeluarkannya. Jeff tak akan menuntut gadis lemah ini untuk suatu hal yang telah dia lakukan padanya. Jeff juga tak merasa keberatan untuk menjaga gadis ini nantinya, tapi—entahlah Jeff merasa kesal dan marah tanpa alasan Ketika dia tak mendapatkan identitas mengenai gadis yang masih setia dipangkuannya.
Jeff dengan lembut mengusap puncak kepala gadis rupawan itu. Selain air mata, ada sedikit keringat yang terdapat pada pelipisnya, Jeff mengusapnya hati-hati. Perlahan tangannya membuka ikat rambut yang mungkin menyakiti gadis yang tak sadarkan diri itu. Tangan Jeff dengan penuh teliti merapikan rambut hitam legam yang memiliki makna keindahan dari pelipis sang gadis sehingga melewati satu pahanya yang lain. Jeff menyisir lembut menggunakan jari-jemarinya.
Matanya lekat memperhatikan wajah wanita cantik yang menutup matanya erat. Tangan Jeff telah beralih menyentuh pipi lembut sang gadis. Ibu jarinya mengusap-usap pelan pipi kemerahan yang menjalar kearah hidung. Dia sudah terlalu lelah menangis. Beberapa detik kemudian Jeff tangannya dia alihkan kearah dadanya. Jeff hanya merasa heran apa yang terjadi dengannya? Dadanya bergemuruh terus seperti ini, seperti tabuhan genderang perang. Rasa khawatirnya pada orang asing juga menjadikan dia seolah kehilangan jati diri. Apakah ini kebaikan pertama yang dia lakukan selama tiga puluh dua tahun hidup di dunia?
Tatapan tajamnya mengarah lurus pada jalanan yang lenggang. "Apa kau tidak tahu bagaimana cara mengemudi saat keadaan darurat?" tanyanya dengan nada mengintimidasi kepada sopir yang sedang berkendara. "Besok-besok kau pindah tugaskan saja dia, Jafar. Berkebun lebih cocok untuknya daripada mengemudi!"
Jafar hanya menganggukkan kepalanya paham. Sedari tadi marah-marah, Jafar tentu tidak meu menerima amukannya. Jafar memerhatikan lekat bagaimana wajah pucat pasi sahabatnya. Siapa wanita yang berada dipangkuannya? Apakah sepenting itu? Dia mendadak aneh dengan perlakuan seorang yang bahkan irit bicara seperti Jeff. "Siapa wanita itu sebenarnya?" tanyanya merasa penasaran.
"Aku tidak tahu."
"Lalu kenapa sekhawatir ini?"
"Diamlah! Pertanyaan-pertanyaanmu membuatku semakin panik, idiot!" hanya bentakan itu yang didapat Jafar. Orang-orang yang berada didekatnya terbiasa dengan itu.
"Kau urus administrasi wanita sekarat yang dibawa, Leo. Cek semua CCTV yang ada di Bar, terutama pada lorong lantai 3 dan juga didepan kamar nomor 34. Jika ada yang janggal segera selidiki, Jafar!" Kalimat dengan nada keras itu dalam satu kali tarikan napas terlepas dari mulut Jeff.
Lagi dan lagi Jafar hanya menganggukkan kepala.
Rasa-rasanya Jeff seperti sedang mengalami serangan jantung saja, padahal orang lain yang terkulai lemas. Detak jantungnya bekerja tidak normal. Jeff kembali mendesis guna menenangkan pikirannya.
Tak lama sampailah mereka disebuah rumah sakit terdekat. Didepan sudah ditunggu beberapa perawat atas perintahnya melalui Leo. Segera turun dari mobil dan mengangkat tubuh yang terkulai lemas kedalam ruangan yang sudah disediakan. Menunggu beberapa saat diluar dengan perasaan gelisah seolah dia sedang didepan ruang operasi. Kakinya terus melangkah kesana kemari menunggu seseorang keluar dari ruangan, hingga dokter memintanya untuk mengikutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Savior Girl
RomanceMenikah dengan Jeffrey Hill Desimone adalah sebuah pilihan yang berhubungan dengan kelangsungan hidup Ranée Shelva Malik. Ini hanya tentang asmaraloka yang tak sempurna. Tentang peliknya kasih dalam kisah. Tentang sebuah romansa yang mendamba bahagi...