SLAP HIM!

91 15 0
                                    

~ SELAMAT MEMBACA ~

***

Anne berjalan cepat, setiap langkahnya seolah diliputi oleh emosi yang meledak-ledak. Tak biasanya istri sang bos tak membalas sapaan orang-orang yang menyapanya. Memarkirkan mobil seenaknya di depan gedung yang menjulang tinggi tanpa peduli apakah itu akan mengganggu ataukah tidak.

Selama hidup rasanya Anne tak pernah merasa semarah ini, Anne memasang kacamata hitamnya lalu bertanya kepada seorang wanita yang bertanggung jawab sebagai pemberi informasi.

"Ada yang bisa saya bantu, Nyonya? Hari ini Tuan tidak—"

"Aku tahu suamiku tidak bekerja hari ini. Bisa kau bawa aku kepada Julio?" Tatapan mata Anne kesana-kemari seolah mencari mangsa untuk meledakkan emosinya.

"Tuan Julio sedang ada jadwal rapat, Nyonya bisa kuantar ke ruang Tuan Jeff untuk menunggu. Bagaimana?"

"Aku butuh bertemu dengan Julio sekarang."

"Tapi, Nyonya—"

Tatapan mata Anne seolah menjadi laser yang siap melubangi mata sang lawan bicara kala dia melepas kasar kacamatanya.

Wanita itu mengangguk, lalu melangkah sedikit mendahului Anne.

Masuk ke dalam ruangan ini akan mengakhiri karirnya, tapi mengabaikan perintah istri dari atasannya pun membuat posisinya terancam. Wanita itu memutuskan untuk menghela napas lalu membuka pintu besar itu setelah mengetuknya.

Semua mata tertuju pada dua wanita yang sangat mereka kenali. Julio pikir dua wanita ini sangat tidak sopan, masuk saat sesi presentasinya.

Gadis labil milik Jeff salah satunya.

Anne sudah tak peduli mengenai harga diri, Anne tak peduli apakah dengan semua tindakannya akan ada efek jangka panjang yang akan menyeret nama suaminya dalam kerugian. Satu yang dia tahu bahwa suaminya kembali terluka gara-gara Julio. Pria gila itu terus menerus menjadi kompor, mengatakan hal-hal tak berguna seperti, 'Kalau saja kau bisa mengendarai motor, Jeff. Anne tidak akan berselingkuh. Gadis muda seperti Anne lebih senang berkendara dengan motor bersama pasangannya. Mereka menganggap itu romantis.' Dan si bodoh Jeff memang otaknya bersumbu pendek. Dia gampang sekali cemburu, dia gampang sekali terpancing apalagi mengenai gadis kesayangannya.

Anne melangkahkan kakinya tergesa, sehingga dia berada tepat dihadapan Julio yang tengah berdiri mematung. Kedua tangan Julio berada dalam saku, menyaksikan dengan seksama apa yang akan dilakukan wanita labil yang diperistri oleh sahabatnya ini.

PLAK!

Pipi Julio tertoreh ke kanan hingga Julio memejamkan matanya kuat, rahangnya mengeras begitu dia menyadari bahwa gadis muda ini telah berlaku tak sopan.

Suara tamparan itu menjadi satu-satunya bunyi nyaring yang menghiasi ruang hening. Semua mata tertuju pada gadis yang telah berani mengangkat tangan untuk menampar Julio. Mereka bahkan tidak ada yang berani menyela pembicaraan Julio, tapi dia—apakah karena dia adalah istri sang atasan? Entahlah ... yang pasti keberaniannya patut diacungi jempol. Ingin memarahi Anne juga tak mungkin, sebab semua berkaitan dengan masalah kelangsungan hidup mereka.

"Apa yang—"

"Berhenti ikut campur dalam urusan rumah tanggaku dan Jeff! Kuperingatkan untuk pertama dan terakhir kalinya—" Anne mengatur nafasnya yang tak beraturan menahan gejolak emosi yang meledak. "Berhenti memprovokasi suamiku! Kau tahu bahwa dia orang yang nekat dan kau tanpa berpikir panjang selalu berkata sembarangan! Aku tahu kau membenciku, tapi kau menggagalkan usahaku untuk membuatnya dalam keadaan baik-baik saja!"

The Savior GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang