The Savior Girl

POSSESSIVE

~ SELAMAT MALAM, SELAMAT MEMBACA ~

***

Sejatinya manusia dididik untuk mensyukuri ataupun merasa cukup atas apa yang Tuhan karuniakan kepadanya. Mengenai komentar orang lain, suruh saja dia bernegosiasi dengan Tuhan.

"Kau masih terlihat cantik bagaimanapun kondisi fisikmu, kau juga selalu terlihat cantik dengan apapun yang kau kenakan." Jeff melanjutkan perkataannya yang sempat terjeda.

"Benarkah?" wajahnya terangkat hingga keningnya bersentuhan dengan dagu Jeff, kilat bahagia terlihat jalas pada bola matanya.

"Aku tak berbohong." Jeff menjawab dengan memberi satu kecupan di dahi Anne dengan perasaan was-was. 

Perasaan Jeff masih sangat was-was tentang rasa kesal Anne yang mungkin saja masih sedikit tertinggal.

Mendidik anak laki-laki mengenai penolakan itu memang ada di dunia sama pentingnya dengan memberitahukan mereka mengenai bahwa perempuan mengalami perubahan fisik yang signifikan setelah ia mengandung ataupun melahirkan. Sebab perubahan fisik itu terjadi akibat melahirkan buah hatinya juga.

"Terimakasih sudah menjaga dirimu dengan baik, terimakasih sudah menjaga putraku juga."

"Kau harus berterimakasih pada Elly dan Jafar, mereka menjagaku sangat baik."

"Kupikir aku harus menaikkan gajinya, tapi tidak dengan Jafar. Dia memiliki hutang penjelasan terhadapku."

"Elly akan senang mendengar itu dan Jafar ... tidak akan kesini dalam waktu dekat, dia sibuk juga dengan wanitanya."

"Omong-omong alasan apa yang membuatmu kembali? Kupikir aku harus berterimakasih juga kepadanya."

"Your Mama."

"Mama? Kau bertemu dengannya?"

"Dia berkunjung ke tempatku pagi-pagi, lalu mengantarku ke Dokter dan juga mengantarku sampai rumah ini. Dia tahu mengenai semuanya."

"Kau perlu tahu sekacau apa aku saat kau pergi. Aku tidak pergi ke kantor selama beberapa hari, bahkan sampai hari ini aku hanya sesekali datang dan buru-buru pulang dengan harapan kau sedang berada dirumah membaca novelmu atau bermain alat musik seperti biasanya, tapi lagi dan lagi kenyataan menamparku bahwa kau sudah pergi tanpa sepatah katapun. Kau selalu menarik uang ditempat yang berbeda-beda. Tidak ada satu orangpun yang melihatmu beraktivitas diluar. Si bodoh Jafar juga malah ikut menghilang. Aku benar-benar akan menghajarnya saat dia ada didepan mataku."

"Hahahah, menyeramkan sekali."

"Aku selalu mencari ketenangan melalui alkohol, meminumnya banyak berharap bisa melupakanmu atau tidur dalam waktu lama setelah mabuk berat, tapi semua itu sia-sia saja. Ketika aku bangun, aku masih teringat denganmu."

"Masalahnya disana. Masalahnya ada pada alkohol itu."

"Masalahnya ada pada 'kau meninggalkanku'." Nadanya terdengan ditekankan oleh Jeff.

"Baiklah, aku mengaku salah, tapi—"

"Wah aku seperti mendengar keajaiban dunia yang ke delapan ketika kau mengaku salah." Jeff menyela perkataan Anne dengan nada mencibir.

"Tapi tetap saja kelakuanmu tak dapat dibenarkan. Alih-alih mendekatkan diri kepada hal-hal baik kau malah mencari ketenangan lewat banyak botol alkohol? Nyatanya alkohol tak dapat memberimu ketenangan walaupun hanya sedikit."

"Maafkan aku, meminum alkohol tak akan terjadi lagi, aku berjanji. Bisakah kau membimbingku lagi?"

"Aku juga masih harus banyak belajar, kita akan sama-sama belajar, ya. Alkohol bukan satu-satunya hal haram yang perlu kita hindari, tapi juga berhubungan dengan wanita lain dibelakang istri juga tidak diperbolehkan." Nada Anne ditekankan pada akhir kalimat.