HONEYMOON TRIP

92 14 1
                                    

~ SELAMAT MEMBACA ~

***

Sinar mentari sedang indah-indahnya memamerkan warna jingganya, tapi wajah cantik dari gadis pujaan Jeff sedang kecut-kecutnya. Kedua kaki tanpa alas itu turun dari pintu mobil yang telah dibukakan oleh Ruby, wajahnya ditekuk dengan tangan kirinya menenteng high heels yang seharian ini menemaninya. Sebuah backpack dipunggungnya menambah kesan bocah ingusan yang ditolak cinta hari ini. Anne melangkahkan kakinya sampai taman belakang tanpa ingin ke kamarnya terlebih dahulu setelah tahu bahwa suaminya sudah pulang lebih dulu. Anne memang pulang sangat terlambat dari biasanya, tapi Jeff mengetahui alasannya setelah menghubungi Ruby—wanita kusut itu tak sekalipun membalas pesan atau mengangkat teleponnya.

"Jeff!" Katanya setengah berteriak ketika kakinya mencapai area dapur.

Biasanya yang berteriak adalah Jeff ketika dia menginjakkan kakinya di rumah, tapi kali ini Anne yang melakukannya.

"Kau sudah pulang?" Jeff bertanya saat presensi Anne sudah nampak dari balik pintu yang terbuka lebar.

Sejenak Jeff menganga saat melihat tampilan kusut seperti bocah ingusan yang baru saja bermain dibawah terik matahari, tapi ini juga mengingatkannya pada pandangan pertama yang membuat perasaannya porak poranda, yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama. Pakaian lusuh, wajah kusut, rambut indah yang dia gerai tadi pagi telah terikat tinggi tanpa ada rapi-rapinya.

"Kemarilah." Jeff membuka lebar tangannya untuk mempersilakan Anne duduk dipangkuannya. Mungkin saja keadaan hatinya sedang membutuhkan ketenangan dalam dekapannya.

Anne melangkahkan kakinya kearah Jeff dan hal itu membuat Julio tersadar dari keterdiamannya untuk segera pergi dari sana.

"Aku ingin berhenti kuliah." Katanya tanpa beban lalu menyandarkan pipinya pada dada bidang Jeff.

"Apa yang terjadi? Seseorang mengganggumu?"

Yang ditanya hanya membisu dipelukannya. Entah kejadian apa yang dia lalui sampai pulang lebih lama dari jadwal biasanya seperti ini.

"AKU LELAHHHH, JEFF!" Wajah lusuh itu menatap Jeff yang terdiam melihatnya seolah memberikan Anne banyak kesempatan untuk berkeluh kesah.

Mata Jeff menatap lekat wajah memelas Anne.

"Ini tidak seperti rencana yang seharusnya. Bukankah daftar mimpimu ingin menjadi desainer terkenal? Bagaimana bisa menjadi desainer busana yang karyanya banyak diminati orang kalau salah satu prosesnya saja tak mampu kau taklukkan."

"Orang-orang tampak menyebalkan."

Jeff mengulas senyum tipis. "Sesekali kau juga menyebalkan."

"Tapi dosenku lebih menyebalkan darimu," Tangan Anne mengepal kuat seolah merepresentasikan betapa sebalnya dia. "Dia benar-benar menjengkelkan. Rasanya aku ingin sekali mencakar wajahnya."

"Apa wajahnya semenyebalkan itu?"

"Ya! Wajahnya itu—" Mulutnya berhenti kala otaknya membayangkan dosen pria dengan perangai menyebalkan. Mata Anne melotot dengan bibir mencebik sebal tepat didepan wajah Jeff saat wajah dosen muda itu melintas kembali. "Arghhhhh. Aku benci sekali!" Anne bergerak kesana kemari dalam pangkuan Jeff. Jeff semakin erat memeluk pinggang Anne saat Anne semakin brutal melepaskan kekesalannya. Badan ringan Anne jadi rentan terjatuh kalau tak dipegangi.

Jeff tak bosan menatap wajah dengan banyak ekspresi disana.

Anne lucu, juga cantik.

"Dan kau tahu apa hal yang lebih menyebalkan?" Mata bulat itu kembali melotot.

The Savior GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang