MY DAD

85 15 0
                                    

Anne mambangunkan diri dari tidur lelapnya. Matanya terasa sangat perih kala dia membuka mata, menggosoknya sejenak lalu mengusap wajahnya lembut. Anne dibangunkan oleh suara alarm yang dia atur untuk melaksanakan ibadah. Menggiring langkahnya ke kamar mandi lalu keluar dengan raut wajah yang lebih segar. Membiarkan dua lampu tidur dalam keadaan menyala dan memadamkan lampu utama. Semalam, Jeff hendak mematikan lampu tidur, tapi Anne menolak sebab dalam keadaan gelap imajinasinya tentang hantu yang dia tonton akan semakin hidup. Semalam, dia juga meminta Jeff untuk tidur diatas sofa dan pria itu menurut saja. Ketampanan pria itu bertambah dua kali lipat saat dengan setengah hati menuruti keinginan Anne.

Dalam benak Jeff semalam, Anne akan memintanya untuk tidur tepat disebelahnya, tapi menggantungkan harapan pada manusia adalah sebuah kesalahan. Anne pergi kedalam walk in closet dan keluar dengan memeluk selimut tebal lalu diserahkan pada Jeff. "Kau tidur disofa saja malam ini." Jeff hanya menganga dengan keinginan Anne yang satu ini, yang bersangkutan malah menampakkan senyumnya ramah. Jeff tak terbiasa, besok tubuhnya akan terasa pegal-pegal. Anne membagi bantalnya dan meletakkannya pada sofa tepat didepan televisi. Menyalakan televisi dengan volume sedang. "Apalagi yang kau lakukan sekarang, Anne?" gadis ini sedang mengajaknya menonton bersama? Tidak! Dia kembali berbaring ke tempat tidur. Jeff benar-benar tak habis pikir.

"Sekarang apa yang harus kulakukan dengan televisi ini?" Tanya Jeff jengkel.

"Tak ada. Tidurlah. Hanya saja ruangan ini tidak boleh sepi."

Jeff ingin sekali menggigit Anne sekarang. Sudah tahu penakut kenapa film yang dipilih harus film hantu? Dampak buruknya malah diterima oleh Jeff sekarang, sial! Jeff tak bisa tidur jika ada suara bising, dia juga tak terbiasa tidur di sofa.

"Katanya selalu bangun pukul 5 pagi, sekarang sudah pukul 06:20." Anne bergumam pelan saat dirinya melihat sosok pria dengan berbalut selimut tebal dan menjadikan salah satu tangannya sebagai bantalan. Otot lengannya terlihat menyembul.

Beberapa menit setelah selesai ibadah, Anne mendudukkan dirinya diatas lantai tepat dihadapan Jeff dengan posisi bersila. Anne mengambil remot yang tak jauh dari pandangannya lalu televisi yang sibuk menonton Jeff yang tengah tertidur itu mati. Anne memandang wajah Jeff dengan perasaan kagum. "Kau tampan kalau tak marah," katanya dengan nada yang hampir tak terdengar. "Jangan terlalu sering marah. Kau membuatku takut." Anne kembali bergumam sembari mengelus pelan tangan Jeff yang terluka diatas dada pria itu. Lukanya sudah mengering pikir Anne, hanya tinggal beberapa bagian masih terlihat besar.

Krek ...

Anne menelengkan matanya kearah sumber suara. Tubuhnya dengan sigap memasang posisi siaga. Seorang telah membuka pintu, tapi tak menampakkan wujud. Pintunya hendak tertutup kembali, lalu ...

Krekkkk ...

Kembali terbuka setengah, tapi masih tak ada orang. Apa jangan-jangan ...

"AAAAAAAA." Anne berteriak keras menginjak Jeff yang sedang terbaring tidur tepat diatas perutnya. Gerakan itu tak disadarinya, bagaimanapun dia harus segera menyembunyikan dirinya, rumah sebesar ini memang banyak sekali makhluk halusnya. Anne segera mencerukkan kepalanya pada leher Jeff yang langsung terbangun dalam keadaan panik dan sakit. Panik mendengar teriakan Anne, sakit area perutnya karena Anne menekan lututnya tepat diperut Jeff.

"What happen?" Jeff berusaha menenangkan Anne yang menggigil ketakutan. Dia terus membenamkan wajahnya pada leher Jeff. Kedua tangannya melingkar kuat diperut Jeff.

Pelukan erat Anne disambut hangat oleh Jeff. Mengusap-usap lembut punggung Anne yang gemetaran dengan napas yang terdengar masih memburu.

Jemari lentiknya menunjuk kearah pintu.

The Savior GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang