LDR

94 13 0
                                    

Bagaimanapun ... mengembalikan keadaan hati Anne menjadi baik-baik saja merupakan tugas Jeff saat Anne berperan penting dalam perubahan emosi yang terjadi pada dirinya.

Berumah tangga itu tentang kerjasama, menikah itu bukan tentang dirimu sendiri, tapi antara aku dan kau yang menjadi kita.

terlebih lagi, keadaan hati Anne harus baik-baik saja sebelum Jeff meminta izinnya untuk kembali terbang menuju LA. Jeff harus berangkat besok pagi, tapi sampai detik ini belum ada sepatah katapun yang menyatakan dirinya bahwa dia akan meninggalkan Anne selama tiga hari.

Anne terlihat sedang memoleskan berbagai macam skincare kepermukaan wajahnya, matanya mengarah pada cermin dimana pantulan Jeff terlihat curi-curi pandang disana.

"Why?"

Berat sekali mengatakan semua ini, apalagi harus menyusun banyak kebohongan. Dia tidak bekerja sebagaimana yang Anne bayangkan. Jeff bekerja sebagaimana iblis bekerja. Keberangkatannya menuju LA untuk memberikan pelajaran pada orang-orang yang berani bermain-main dengannya.

Sebuah risiko besar kalau saja Jeff membawa Anne tanpa persiapan.

"Kau cantik." Jeff memegang pundak Anne.

Anne terlihat tak peduli. pasalnya setiap hari kalimat 'kau cantik' dan 'aku mencintaimu' itu sering sekali dia dengar. "Aku terlahir cantik," katanya terlampau percaya diri, tapi memang iya.

Jeff tersenyum sembari mengangguk-anggukkan kepalanya setuju. Dia berbicara fakta, apa yang perlu dibantah?

Anne mendongakkan kepalanya hingga tatapan mata itu bertemu dengan mata Jeff yang sedang berdiri dibelakangnya.

"Sayang, aku akan ke LA besok, aku disana hanya dua sampai tiga hari saja." Sungguh Jeff mengatakan itu hanya dalam satu tarikan napas.

Anne tak mengatakan apapun, tangannya mengambil lipbalm untuk dia oleskan ke bibirnya yang sedikit kering.

"Ya." Begitu jawaban Anne.

Anne melangkahkan kakinya mematikan lampu utama yang menyinari kamar mereka hingga ruangan itu menjadi temaram dan mengambil posisi yang nyaman untuk berbaring.

"Kau sungguh mengizinkan?" Jeff tahu jawaban itu hanyalah sebuah formalitas.

"Diizinkan atau tidak kau tetap akan pergi tanpa aku, kan? Lalu dimana masalahnya? Pergilah."

Tidak ada intonasi sebal disana, tapi Jeff yang mendengarnya sedikit terganggu. Anne asik dengan kegiatannya memainkan ponsel, sedangkan Jeff berkali-kali terdengar menghela napas berat. Pembicaraan seperti ini tak akan pernah menemukan sebuah ujung. Bicara lebih banyak mengenai alasan Jeff pergi ke LA akan banyak menyusun kebohongan, Jeff memilih untuk tidak bicara lagi.

Jeff mengambil posisi untuk ikut membaringkan diri di samping Anne. Ini masih jam sembilan, Jeff tidak tidur sesore ini. Teman tidurnya pun enggan untuk berbicara nampaknya.

"Setelah ke kampus, kau akan kemana besok?" Jeff bertanya mengenai agenda gadis yang masih fokus pada ponselnya.

"Jalan dengan teman." Katanya tanpa menatap lawan bicara.

Hal seperti ini memang dianggap tidak sopan, tapi dalam hati Anne ada rasa tak enak dan Jeff berusaha memaklumi itu.

"Agenda yang diberitahu Jafar hanya tiga hari disana, aku akan menyelesaikan pekerjaan dengan cepat supaya bisa pulang dalam waktu dua hari."

"Aku sedang tidak peduli." Anne menatap Jeff sekilas.

"Tapi aku peduli. Aku butuh izinmu."

"Aku sudah mengizinkan. Izin seperti apa memang yang kau inginkan?"

The Savior GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang