~ SELAMAT MEMBACA ~
***
"I'm talking about your Papa, not your Dad."
Deg! Jantung Jeff berdetak kencang sekali mengantarkan getaran keseluruh tubuhnya. Hawa panas menguar, aliran darah terasa memanas saat kedua rungunya mendengar pengakuan Anne secara gamblang.
"Pa—pa?" Mulut Jeff secara refleks berkata 'papa' dengan nada terbata, dari wajahnya terlihat bingung sedangkan tatapannya mengisyaratkan luka yang belum sembuh. Luka itu memang tak pernah sembuh, pria brengsek dengan tingkah laku bajingannya itu telah menciptakan trauma pada Jeff kecil yang tak bisa disembuhkan. Tubuhnya terlihat gemetaran saat kata papa itu diucapkannya. Kedua tangannya mengepal kuat seolah menahan sesuatu yang bersemayam dalam dada. Detak jantungnya berdegup kencang tanpa aturan, napasnya mulai tersengal mencari celah untuk meredakan amarah dalam jiwa.
Mata Anne terlalu buta untuk melihat luka yang terpancar didepan matanya sehingga mulut itu lagi-lagi membuat pria dihadapannya semakin terluka. Anne tertawa saat mengingat semua karangan kisah yang dulu diceritakan Jeff. "Kau memang sangat hebat memanipulasi fakta." Anne menggeleng-gelengkan kepalanya seolah tak percaya.
Anne masih ingat bagaimana Jeff menceritakan kisah pilunya didepan perististirahatan terakhir yang dia tunjukan sebagai pusara sang Ayah. Kebohongan itu disampaikan dengan berselimut sendu dan diterima Anne dalam bentuk ceritera pilu.
Alangkah bodohnya Anne dengan mudah percaya.
Entah pusara siapa yang dia kunjungi saat itu.
"Pantas saja tempat peristirahatan terakhir itu Nampak tak terurus, ternyata kau pun bahkan tak tahu pusara itu milik siapa." Anne mengalihkan tatapannya kala setetes air matanya kembali terjatuh. "Hahaha ..." Tawa pilu itu menguar dari mulut Anne saat matanya tak berhenti mengeluarkan air mata. "Tidakkah kau seharusnya tertawa atas tingkah bodohku yang sedikitpun tak pernah menaruh curiga atas semua ini." Anne kembali menghapus air mata yang membanjiri wajahnya. "Kau membangun hubungan ini berlandaskan banyak tipuan Jeff, hal apalagi yang tidak aku ketahui? Apa kau pernah berpikir bahwa kebohongan yang kau buat akan menyakitiku?!"
"Wife ... semua tak seperti yang kau kira. Aku memiliki alasan." Jeff berkata pelan. Bagaimanapun reaksi Anne, begitulah memang bom waktu akan meledak dalam hitungan dekat entah dalam keadaan siap ataukah dalam keadaan tidak siap sama sekali.
"Benarkah? Kau sudah tahu bahwa aku tak sepenting itu dalam hidupmu sehingga aku tak berhak mengetahui secara lengkap mengenai dirimu, begitu?!" Suara Anne sangat lantang dengan nada membentak. "Saat aku memberikan kesempatan bukankah kau akan menciptakan kebohongan yang lebih besar?!"
Kalimat menohok Anne laksana ribuan pedang yang mengiris pedih hingga tubuhnya berdarah-darah.
Napas Anne begitu memburu seolah oksigen yang berada didekatnya pergi entah kemana. Riuh suara begitu bersahutan didalam kepala Anne menghasilkan bising yang membuat kepalanya berdenyut pusing. Ribuan kalimat yang dituturkan Jeff melalui mulutnya telah diterima oleh rungu Anne sehingga mau tak mau sepenggal kisah itu mampu menjadi kayu bakar untuk menjadi setitik api dalam jiwa Anne.
"Hal yang paling melukai hatiku adalah ... Ketika aku banyak bertanya tentangmu, berusaha untuk tahu bagaimana suamiku, kau malah menjawabnya dengan kebohongan, tapi kau mengetahui semua tentangku bahkan tanpa bertanya, Jeff. Semua itu terasa tidak adil dalam hubungan yang kita jalani." Suara Anne semakin terdengar parau.
Pria yang tertunduk lemas dengan rasa bersalah yang meraja itu mengangkat kepalanya secara perlahan untuk menatap wajah kalut sang istri. "Apa yang dia katakan padamu, wife?" Tanyanya penuh kehati-hatian.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Savior Girl
RomansaMenikah dengan Jeffrey Hill Desimone adalah sebuah pilihan yang berhubungan dengan kelangsungan hidup Ranée Shelva Malik. Ini hanya tentang asmaraloka yang tak sempurna. Tentang peliknya kasih dalam kisah. Tentang sebuah romansa yang mendamba bahagi...