Saat dirinya merasa sulit menerima takdir pahit yang membuat kisah hidupnya nampak seperti selaksa peristiwa yang rumit.
Satu teriakan dibalas teriakan, satu perlawanan dibalas rasa sakit yang membuatnya ketakutan, Anne kira ini akan menjadi kisah kegelapan yang mana saat ia berteriak hanya akan timbul kegemaan tanpa sebuah jawaban.
Hari ini seperti hari-hari biasanya. Ini sudah genap satu bulan Anne menyandang status sebagai seorang istri. Kegiatannya tak begitu berubah signifikan, tak ada tuntutan yang dilayangkan Jeff sebagai seorang suami yang membebankan dirinya sebagai seorang istri.
Pria itu memiliki tingkat pengertian yang patut diacungi jempol. Bersama dengan Jeff dia berhasil membangun hubungan yang dewasa. Anne pikir perbedaan usia diantara mereka akan menjadi penghalang dalam berkomunikasi, tapi nyatanya sesuai ekspektasi. Ketika Anne mengatakan bahwa menikah itu isinya akan lebih banyak didominasi oleh komunikasi. Pria itu selalu antusias menceritakan kegiatannya lalu antusias juga saat mendengarkan Anne bercerita. Padahal katanya pria itu irit sekali bicara, Anne tak percaya dengan apa yang dikatakan Jafar mengenai Jeff.
Anne sudah kembali mendapatkan kebebasan hidup seperti sediakala yang dia sebut dengan 'New Normal Era' sebab Anne sudah kembali kuliah sejak menginjakkan kaki di Manhattan tiga minggu yang lalu.
Anne sudah menyelesaikan sesi makeupnya, Anne kembali menatap pantulan dirinya pada cermin lalu memantapkan diri untuk membantu suaminya bersiap. Menjadi kebiasaannya menyiapkan pakaian Jeff saat hendak bekerja.
Ceklek ...
Anne membuka pintu walk in closet yang ternyata Jeff sudah memakai celananya dan hendak memilih kemeja yang akan dia kenakan.
Jeff menoleh kearah sumber suara dan kembali memalingkan pandangannya. Nampaknya Anne terlalu lama berkutat dengan alat make-upnya sampai-sampai pria ini memasang wajah kecut. Tak ada yang salah memang dengan menyiapkan pakaian sendiri, toh memang Jeff sudah terbiasa dengan itu, tapi Anne bersikeras dengan keinginannya untuk menyiapkan pakaian pria itu. Bukan tanpa alasan, menurut Anne selera pria kaya ini sangat rendah mengenai fashion.
Anne berpikir, Jeff sudah memiliki istri sekarang tentu orang-orang akan menyoroti posisinya. Sudah memiliki istri, tapi pengusaha kaya yang satu ini masih tak terurus. Akankah begitu berita yang akan keluar nanti? Sebenarnya Jeff tampan-tampan saja walaupun memakai kaos, toh wajahnya yang memang memesona dan berkarisma pakai apapun ya tetap saja tak akan memengaruhinya menjadikannya terlihat buruk rupa, tapi dari segi penglihatan Anne semua harus pada tempatnya bukan? Tak mungkin mengenakan selembar kaos untuk menemui rekan bisnis, maka dari itu Anne mengambil alih tugas itu.
Anne membawa langkahnya memasuki ruang berganti, wajah itu sudah terlihat masam.
"Biar aku yang pilihkan." Kata Anne menghentikan gerak tangan Jeff.
"Aku sudah terlambat." Itu bentuk dari protesnya lalu mundur beberapa langkah.
Anne menurunkan pandangannya kearah celana yang telah dikenakan Jeff untuk mencari kemeja dan jas yang cocok.
Tangan Anne membuka kancing kemeja satu-persatu, tapi tangan lain menariknya dengan sedikit kasar. "Biar aku bantu, Jeff." Anne kembali mengambil kemeja itu.
Anne tahu pria ini sedang kesal, tapi mungkin cara ini akan menghapus kekesalan Jeff nanti. Jangan sampai pria ini bekerja dengan mood yang buruk, Julio bisa melayangkan protes nanti.
Anne sudah berhadapan dengan Jeff yang shirtless. Anne tak pernah melihat perawakan suaminya sejelas ini. Biasanya setelah menyiapkan pakaiannya dia akan keluar dan memberikan suaminya ruang untuk berganti. Anne menatap intens tato-tato pada dada dan perut bidangnya. Yang Anne tahu tatonya hanya terletak pada bahu kiri saja, ternyata sebanyak ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Savior Girl
RomanceMenikah dengan Jeffrey Hill Desimone adalah sebuah pilihan yang berhubungan dengan kelangsungan hidup Ranée Shelva Malik. Ini hanya tentang asmaraloka yang tak sempurna. Tentang peliknya kasih dalam kisah. Tentang sebuah romansa yang mendamba bahagi...