SELAMAT MEMBACA
***
Pagi ini Jeff sudah rapi dengan semua setelan kerjanya. Dia duduk tenang menikmati menu sarapan yang disajikan dengan baik oleh para pelayan. Sejak lama memang begitu, Jeff terbiasa dilayani. Orang-orang kaya seperti mereka terbiasa menghabiskan uang untuk menyewa jasa seseorang guna mempermudah semua urusan mereka.
Seperti halnya saat ini.
"Kau ingin mendengar sebuah lelucon?" George membuka suara untuk mencairkan suasana yang sunyi mencekam diantara mereka berempat.
"Apa aku membayarmu untuk membuat lelucon?" Jeff kembali mengajukan tanya setelah menyuap makanan dipiringnya.
Si serius berwajah tegas itu telah Kembali. Jawaban yang keluar dari mulut Jeff sontak membuat sang Ayah terkekeh.
"Oh, Hei ... Wajahmu saat ini yang menjadi objek lelucon."
"Terlihat seperti ... idiot, bukan beg—ahh ..." Kalimatnya terhenti saat sorot mata Jeff seolah-olah akan menusuk Jafar. "Sebenarnya hari ini tetap terlihat tampan, tapi hanya sedikit berantakan saja. Kau tahu Tuan? Semenjak menikah dia selalu rapi saat pergi ke kantor, rambutnya selalu tertata dan dia selalu memakai dasi."
Jeff hanya mendengus kesal mendengar ocehan-ocehan tak berfaedah yang mereka lontarkan.
"Tidakkah itu hal yang bagus, Jafar? Sebetulnya ini terdengar kurang ajar, hanya karena masalah memakai dasi dan menyisir rambut dia perlu menikah terlebih dahulu." Olok Alessandro terhadap putranya.
"Tapi setidaknya putramu ada sedikit perubahan setelah memiliki istri."
"Apa menantuku diperlakukan baik oleh si brengsek itu?" Tanya Alessandro melirik dengan pandangan meremehkan.
"Kau akan jijik melihatnya kalau dia sudah bersama dengan istrinya."
"Ceritakan padaku bagaimana kehidupan si bodoh itu bersama istrinya? Rasa-rasanya menantuku itu terkena kutukan karena harus berjodoh dengan dia."
"Kupukir aku adalah salah satu orang yang mengutuk Anne jika begitu. Kau bayangkan saja suaranya begitu lembut saat dia sedang bersama Anne, tapi dia tak segan-segan memberikan pukulan kepadaku. Ayolah Bung, aku lebih tua darimu!"
"Ahh ... jadi putraku hanya berlaku lembut terhadap istrinya?"
"Bisakah kalian berhenti menggosip? Perlu ku akui dihadapan kalian semua bahwa Anne adalah arus yang membawaku hanyut dalam hal-hal baik! Pria-pria yang tak memiliki pasangan seperti kalian tak akan mengerti!"
"Kau dengar itu Jafar? Siapa dulu yang tidak akan menikah sampi tua bangka? Kupikir kalian bertiga akan mencabut uban satu sama lain saat sudah tuan anti, tapi untungnya aku berhasil mengeluarkan putraku dari kecemasan itu."
"Hentikan omong kosongmu itu, Dad!"
"Kau malu karena sudah menjilat ludah sendiri begitu?" Tatapan wajah itu semakin mengolok-olok. Posisi ini benar-benar menjengkelkan untuk Jeff.
"Kau tak jadi membuat lelucon?" Jeff mengangkat pandangannya menatap George tajam.
"Oh ... maaf." George jadi sedikit gerogi. Ya, dia George si penembak jitu merasa kikuk saat Jeff mengintimidasinya. Dalam kisah hidupnya, George pernah melakukan pembunuhan terhadap salah satu politikus asal Chicago dengan cara menembak diatas Gedung dilantai 14. Suasana masih begitu riuh dibawah, tapi dia dengan tampang tenangnya melewati kerumunan menyamar sebagai rakyat biasa dan melaju pulang. George dibayar mahal untuk itu dan yang terpenting nyawanya selamat sampai saat ini. "Untuk perintah yang kemarin sudah kulaksanakan dengan baik sesuai dengan arahan Tuan muda, tapi kemarin saat kami melakukan serangan balik kepada kelompok Sam, dia mengira bahwa orang-orang yang kukirim adalah orang suruhan Austin."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Savior Girl
RomantikMenikah dengan Jeffrey Hill Desimone adalah sebuah pilihan yang berhubungan dengan kelangsungan hidup Ranée Shelva Malik. Ini hanya tentang asmaraloka yang tak sempurna. Tentang peliknya kasih dalam kisah. Tentang sebuah romansa yang mendamba bahagi...