TO BUSY

95 17 4
                                    

~ SELAMAT MEMBACA ~

***

Manhattan, New York.

Posisi Jeff sedang bersantai diruang tamu dengan televisi yang menyala dihadapannya. Kedua tangannya menggenggam Ipad yang memperlihatkan beberapa file yang berusaha dia perbaiki, disamping kirinya terdapat sang Wanita yang sibuk mengunyah. Wajah dan gestur tubuh itu tampak tenang sekali melihat kearah ipad, tapi telinganya senantiasa aktif mendengarkan berita yang sedang ditayangkan pada televisi. Sejujurnya, nadinya telah berdenyut kencang dengan jantung yang memompa kuat sedangkan aliran darahnya terasa panas.

"Aku sebenarnya heran dengan berita akhir-akhir ini. Polisi banyak sekali menangkap orang-orang yang menjadi pengedar narkotika dalam jumlah besar maupun kecil."

Jeff sedikit melirik Anne dari ekor matanya. Wanita itu menegakkan punggungnya sementara mulutnya tetap penuh dengan coklat.

"Kupikir orang-orang kecil seperti mereka ini ada yang mendalangi. Dua hari yang lalu aku juga membaca berita bahwa anak sekolah sudah menjadi pengedar heroin dalam jumlah yang tak sedikit. Dari mana dia tahu obat-obatan terlarang jika bukan karena ada orang dibelakang mereka. Kau bayangkan saja, anak berusia belasan tahun itu sudah menjadi pengedar. Aku miris membacanya dan lihatlah sekarang ..."

Jeff mengangkat kepalanya sesuai yang diperintahkan sang istri—memandang televisi dengan sangat lekat kala netranya melihat dengan jelas seorang pria Bernama River. Bocah ingusan itu beberapa bulan yang lalu dia utus untuk mengirim Ekstasi dan heroin menuju Sisilia. Bagaimana bisa bocah ingusan itu tertangkap di tanah kelahirannya sendiri?

Rasanya Jeff ingin mengumpat dengan suara lantang.

Sial!

"Dia juga termasuk pria dibawah umur. Bagaimana bisa dia sudah menjadi pengedar—Oh Gosh! Lihat itu, dia juga seorang pemakai!" Anne mendecak diakhir kalimat.

"Itu berita dari Sisilia, sayang. Kau perlu tahu bahwa Sisilia merupakan tanah kelahiran para bandit narkotika. Semua bisa terjadi, Wife." Jeff berkata dengan entengnya.

'Sedang bekerja untuk siapa si sialan itu kali ini?'

Jeff mengecek ponselnya, disana terdapat beberapa panggilan dari Julio.

'Jangan biarkan River membuka suara mengenai kita. Katakan bahwa kita akan bertanggung jawab penuh mengenai segala keperluan adiknya. Kita akan melakukan lobi kalau sampai bocah ingusan itu membuka suara.' Begitulah pesan yang disampaikan Jeff kepada Julio kemudian Jeff langsung menghapusnya.

"Alih-alih terus-menerus menangkap orang-orang seperti mereka, tidakkah lebih baik mereka menangkap gembong narkotikanya saja? Kalau polisi hanya menangkap pengedar dan pemakai seperti mereka, maka pekerjaan polisi tak akan pernah berhenti sebab akarnya belum ditumpas!" Anne sedikit emosi.

Jeff hanya mengedikkan kedua bahu kekarnya berpura-pura tidak tahu. "Ini juga tentang bisnis, sayang. Polisi tak melulu bersih, adakalanya oknum dari mereka juga melakukan kerjasama dengan para bandit untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar."

Anne mulai mengubah posisinya dengan menghadap kearah Jeff yang sedang menatapnya.

"Jadi maksudmu bandit narkotika itu melakukan suap?"

"Aku tidak tahu pasti, tapi yang kuketahui sebagai seorang pebisnis sering kali melibatkan polisi sampai pemerintahan untuk melancarkan pekerjaan yang sedang kita tekuni. Ya ... bisa dibilang sebagai uang pelican."

Bisa kalian bayangkan beberapa oknum polisi itu mendapatkan banyak uang dari para mafia dan kartel setelah melancarkan aksi keji mereka dalam mengirimkan obat-obatan terlarang antar negara bahkan antar benua. Selain itu mereka juga mendapatkan uang dari hasil menindas banyak rakyat kecil yang menjadi pengedar kelas kakap untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka. Dari sana maka oknum-oknum polisi itu mendapatkan keuntungan yang lebih banyak. Jika gembong narkotikanya yang mereka tangkap, maka mereka tak mendapatkan apapun dari kejujuran.

The Savior GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang